Di tengah pandemi Covid-19, Kerajaan Arab Saudi mulai membuka pendaftaran calon jemaah haji bagi warga asing yang tinggal di Arab Saudi secara dalam jaringan.
Oleh
Editor KOMPAS
·2 menit baca
Di tengah pandemi Covid-19, Kerajaan Arab Saudi mulai membuka pendaftaran calon jemaah haji bagi warga asing yang tinggal di Arab Saudi secara dalam jaringan.
Di sisi lain, sampai hari Senin (13/7/2020), terdapat 232.259 warga Arab Saudi yang terinfeksi virus korona jenis baru. Dalam sepekan terakhir, sekitar 3.000 warga Arab Saudi dinyatakan positif Covid-19. Hasil ini diperoleh setelah pemerintah kerajaan mengetes sekitar 2,3 juta orang. Dengan jumlah penduduk sekitar 35 juta jiwa, jumlah positif terinfeksi di atas tergolong cukup besar.
Sampai pendaftaran ditutup pada Jumat (10/7/2020), belum ada konfirmasi jumlah anggota jemaah yang sudah mendaftar. Namun, Direktur Pengelola Dua Masjid Suci Sheikh Abdulrahman al-Sudais menyatakan sudah siap menerima jemaah sesuai protokol kesehatan. ”Kami bekerja sama dengan badan yang mempunyai spesialisasi manajemen kerumunan untuk menetapkan tindakan pencegahan dan pemanduan guna memastikan pelaksanaan ibadah haji aman,” ujarnya, Jumat (10/7/2020).
Musim haji 2020 di Arab Saudi hanya diikuti sekitar 1.000 anggota jemaah dengan usia 20-65 tahun. Menteri Haji Arab Saudi Mohammed Saleh Benten mengatakan, mereka yang boleh mendaftar dipastikan tidak memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes dan jantung. ”Jemaah dilarang menyentuh dinding Kabah dan Hajar Aswat (batu hitam). Jemaah membawa sajadah sendiri karena karpet masjid akan dilepas,” ujar Benten.
Benten meminta jemaah menggunakan tiga lantai dalam melakukan sai, berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwa. ”Kami buatkan trek agar jemaah bisa memenuhi protokol kesehatan dan tak menumpuk di lantai dasar,” ujarnya.
Benten juga mengimbau panitia penyelenggara tidak mengizinkan lebih dari 50 orang setiap rombongan untuk melempar jumrah. ”Panitia juga harus menyediakan kerikil yang dipakai untuk melempar jumrah, dan (kerikil) itu sudah harus didisinfektan,” katanya, menambahkan.
Pemerintah Indonesia telah mengumumkan tidak akan memberangkatkan jemaah haji pada 2020. Namun, sampai saat ini, masih ada beberapa orang dan majelis taklim yang menanyakan boleh tidaknya pergi haji.
Mengingat situasi pandemi belum mereda, kita menilai tepat imbauan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel agar umat Islam Indonesia tak nekat berangkat haji. ”Sekarang ini sulit sekali untuk masuk Arab Saudi. Tak perlu mencoba macam-macam cara atau tergoda tawaran ini-itu. Orang di sini (Arab Saudi) saja sulit mendapat izin haji,” ujar Agus Maftuh (Kompas, 12/7/2020).
Sebagian warga berkeyakinan bahwa haji adalah panggilan. Kalau sudah terpanggil, dia pasti bisa berangkat. Namun, dalam situasi pandemi yang di Indonesia juga belum mereda, kurang tepat jika kita memegang teguh keyakinan itu karena setiap orang bisa menularkan atau tertular Covid-19. Bukankah menghindari lebih baik daripada menantang bahaya.