Strategi Berinvestasi untuk Menghindari Kerugian
Pada prinsipnya semua orang pasti memiliki keinginan untuk melakukan investasi dalam berbagai bentuk instrumen dengan alasan-alasan tertentu.
Pada prinsipnya semua orang pasti memiliki keinginan untuk melakukan investasi dalam berbagai bentuk instrumen dengan alasan-alasan tertentu.
Pertama, dengan melakukan investasi, seseorang bisa menyiapkan dana kebutuhan untuk kebutuhan hari depan dengan mengelola uang yang dimiliki saat ini.
Kedua, investasi dapat memberikan jaminan dan perlindungan kepada kita untuk menghadapi ketidakpastian ataupun hal-hal lain yang tidak direncanakan di masa depan.
Ketiga, investasi dapat mengembangkan dan menumbuhkan aset dan kekayaan seseorang dalam jangka panjang.
Keempat, berinvestasi dalam instrumen tertentu dapat memberikan penghasilan tetap bagi seseorang dalam jangka panjang.
Kelima, melakukan investasi sama dengan memberikan lindung nilai (hedging) atas uang yang kita miliki saat ini karena nilai uang akan semakin menurun karena tergerus laju inflasi. Bagi pemerintah, semakin banyak masyarakat yang berinvestasi semakin baik dari sisi ekonomi karena investasi merupakan salah satu pendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
Meski demikian, dalam melakukan investasi, seseorang perlu mengambil sikap ”teliti sebelum membeli” karena memillih instrumen investasi sama halnya dengan membeli barang, harus dilakukan secara hati-hati.
Hindari investasi bodong
Salah satu prinsip penting sebelum melakukan investasi adalah kita harus tahu bahwa instrumen atau aset yang akan kita beli untuk berinvestasi adalah instrumen atau aset yang sah secara hukum serta diatur dan dilindungi oleh ketentuan yang berlaku. Hal ini menjadi isu penting mengingat saat ini banyak sekali tawaran investasi di bidang keuangan dan perdagangan yang tidak jelas atau biasa dikenal dengan istilah investasi bodong.
Investasi bodong biasanya menawarkan imbal hasil yang sangat besar sehingga banyak masyarakat yang tertarik, tetapi ternyata janji-janji tersebut banyak yang tidak bisa dipenuhi sehingga mereka tertipu.
Untuk mengetahui apakah tawaran investasi keuangan dan perdagangan tersebut masuk kategori bodong atau tidak, masyarakat dapat mengetahuinya dengan beberapa cara, yaitu:
1. Apabila imbal hasil berupa keuntungan atau bunga yang dijanjikan sangat besar dan jauh melebihi rata-rata imbal hasil secara normal, dapat diduga investasi tersebut adalah investasi bodong. Beberapa contoh, antara lain, tawaran investasi Rp 100 juta dengan imbalan bunga 10 persen per bulan, investasi 1 kg logam mulia emas dalam jangka waktu setahun mendapatkan bonus 1 kg emas, investasi dengan skema ponzi atau berantai dengan imbalan besar apabila seseorang bisa mencari anggota baru.
2. Teliti apakah tawaran investasi tersebut didukung dengan kegiatan usaha yang sesuai untuk menghasilkan keuntungan seperti yang dijanjikan. Tidak mungkin suatu investasi dapat memberikan bonus 1 kg emas dalam setahun apabila kegiatan usahanya hanya penambangan pasir.
3. Teliti siapa yang mengeluarkan produk investasi tersebut. Apakah perusahaan yang telah berbadan hukum dan sudah resmi serta terdaftar di instansi pemerintah yang berwenang. Dalam hal ini masyarakat dapat mengecek legalitas badan hukum lembaga tersebut di Layanan Kontak OJK (telepon 157) khusus untuk tawaran investasi yang terkait dengan produk keuangan.
4. Cek apakah alamat kantornya jelas dan masuk akal, karena dalam praktiknya, sering tidak diberikan alamat perusahaan tersebut. Kalaupun alamat kantornya disebutkan dengan jelas, bisa jadi alamat dan nomor telepon tersebut palsu atau fiktif.
5. Jangan percaya dengan iming-iming dan ajakan dari saudara atau teman bahkan tokoh masyarakat untuk melakukan investasi apabila poin pertama sampai dengan keempat di atas tidak dipenuhi.
Berinvestasi yang benar
Setelah yakin bahwa kita tidak melakukan investasi pada kegiatan yang ilegal atau bodong, langkah berikutnya adalah mengikuti beberapa tahap berinvestasi yang benar, yaitu:
Pertama, tentukan tujuan investasi dengan jelas dari awal apakah untuk kebutuhan jangka panjang atau jangka pendek. Tujuan ini sangat menentukan instrumen investasi yang akan dipilih. Misalnya tujuan investasi untuk persiapan anak masuk perguruan tinggi tiga tahun lagi, untuk simpanan dana darurat, untuk mendapatkan penghasilan tambahan setelah pensiun, dan lain-lain.
Kedua, memilih instrumen investasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan investasi yang telah ditentukan di awal. Sebagai contoh, deposito lebih cocok untuk investasi jangka pendek atau sebagai dana darurat, reksadana dan logam mulia lebih sesuai untuk kebutuhan jangka menengah, sedangkan tanah, bangunan, dan saham lebih pas untuk investasi jangka panjang.
Ketiga, pahami manfaat instrumen investasi yang akan dipilih. Apakah sudah sesuai dengan tujuan investasi maupun tingkat keuntungan yang diinginkan. Berbagai jenis instrumen investasi memiliki manfaat yang berbeda-beda, misalnya tanah atau bangunan selain dapat disewakan juga berpotensi harganya naik dalam jangka panjang. Investasi logam mulia emas, selain berpotensi harganya naik, juga mudah dijual sewaktu-waktu apabila dibutuhkan.
Keempat, perlu dipahami bahwa setiap investasi selalu mempunyai risiko. Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda-beda. Sementara itu, kemampuan setiap investor dalam mengadopsi tingkat risiko dalam berinvestasi tidaklah sama. Oleh karena itu, setiap orang memiliki risk appetite yang berbeda juga.
Misalnya, seseorang membeli 1.000 lembar saham PT ABCD total senilai Rp 10 juta harus paham bahwa ke depan harga sahamnya bisa naik jadi Rp 15 juta, bahkan Rp 20 juta, tetapi juga tidak boleh kaget kalau harganya turun jadi Rp 8 juta atau bahkan tinggal Rp 5 juta. Begitu juga apabila melakukan investasi dalam penggemukan ternak sapi atau domba, keuntungannya bisa jauh di atas 100 persen dalam waktu yang tidak lama, tetapi risiko mati terkena penyakit juga relatif besar.
Kelima, kemudahan melakukan akses untuk membeli atau menjual kembali instrumen investasi yang dipilih juga perlu diperhatikan dari awal, termasuk adanya biaya-biaya dan pajak yang harus dipenuhi.
Keenam, kinerja instrumen investasi yang telah dipilih perlu dipantau secara berkala sehingga investor memiliki pilihan apakah tetap akan mempertahankan investasi pada instrumen tersebut atau akan menjualnya. Investasi yang sudah tidak menguntungkan lagi dari sisi finansial sudah selayaknya digantikan dengan instrumen investasi lain yang berpotensi memberikan keuntungan lebih baik.
Selamat berinvestasi dan teliti sebelum membeli.