Seri drama Korea alias opera sabun Korea, seperti ”The World of The Married”, menjadi sangat populer. Bahkan, boleh disebut sebagai sahabat para ibu di tengah pandemi yang menuntut setiap warga hidup dan menghidupi dunia
Oleh
Garin Nugroho
·4 menit baca
Seri drama Korea alias opera sabun Korea, seperti The World of The Married, menjadi sangat populer. Bahkan, boleh disebut sebagai sahabat para ibu di tengah pandemi yang menuntut setiap warga hidup dan menghidupi dunia rumah. Harap mafhum, opera sabun sesungguhnya lahir dari situasi sosial di rumah yang menuntut hiburan rumah sesuai dengan psikologi sosial yang dibutuhkan ibu-ibu.
Opera sabun lahir di televisi Amerika dari perpanjangan kisah-kisah radio tahun 1950 dan novel-novel tipis dan ringan Harlequin. Kisah-kisah yang mengeksploitasi dimensi psikologis perempuan atau ibu-ibu lewat tema-tema perkawinan dan ancaman perceraian, perselingkuhan dan cinta sejati, serta liku-liku kehidupan penuh intrik tokoh-tokoh perempuan. Kesemuanya bertumpu pada impian harmoni keluarga yang dihadirkan disharmoni.
Perlu digarisbawahi, periode 1950 adalah era emas televisi dan iklan serta era kemenangan Amerika di perang dunia sekaligus dimulainya perang dingin dengan Rusia. Situasi yang menuntut pengiriman dan kesiapsiagaan serdadu-serdadu Amerika di berbagai belahan dunia untuk menjaga wilayah sekutu. Menjadikan ibu-ibu Amerika kehilangan anak-anak di dunia rumah mereka.
Situasi psikologi sosial di atas menjadikan era emas opera sabun, sebuah julukan karena awalnya disponsori oleh produk sabun. Harap mafhum, seri opera sabun senantiasa mengeksploitasi perasaan ibu-ibu agar melupakan persoalan hidup mereka sehari-hari, mengalihkan dengan perbincangan seru tentang tokoh-tokoh yang serba-hitam putih dan beragam konflik dalam opera sabun di televisi.
Jika pada tahun 1950 ibu-ibu Amerika melupakan kekhawatiran terhadap anak-anak mereka yang bertugas militer lewat gaya opera sabun periode itu, kini ibu-ibu lewat drakor melupakan psikologi sosial pandemi. Jangan lupa, drakor The World of the Married menjadi pengumpul terbanyak penonton Korea.
Psikologi rumah
Mengikuti drakor, seperti The World of the Married, terasa resep sederhana, tetapi sangat efektif menyalurkan perasaan-perasaan cemburu seorang ibu terhadap suaminya yang selingkuh. Simak penonton pasti akan mengikuti Ji Sun-woo, tokoh utama perempuan, perilaku cemburunya dengan menggeledah baju, telepon seluler, barang-barang suami, hingga seluruh jadwal dan gerak tubuh suami. Sebuah representasi dunia cemburu ibu-ibu. Bisa ditebak, ibu-ibu melupakan sejenak beragam efek psikologis dunia rumah di tengah situasi pandemi.
Perlu dicatat, pandemi dalam dunia rumah sedikitnya melahirkan beberapa efek psikologi, yakni ketidakpastian. Hal itu melahirkan pertanyaan, kapan kondisi normal, kapan bisa bekerja, bagaimana kondisi tabungan, bagaimana nasib ke depan, apakah mereka akan tertular?
Efek lain dari isolasi rumah adalah kehilangan kontrol, yakni orang lebih banyak bisa mendengarkan atau melihat lewat media sosial, tetapi tidak bisa bertindak ataupun melakukan apa pun terhadap segala sesuatu di luar rumah, termasuk efek kekhawatiran tertular virus.
Efek psikologis lain adalah rasa jenuh dalam rumah. Jangan heran berbagai tips agar tidak bosan ketika diisolasi di rumah bermunculan di media sosial, salah satunya selalu menyebut ”menonton”.
Opera sabun lalu terasa menjadi katarsis, sebuah dunia melupakan psikologi tak menentu, kehilangan kontrol dan jenuh. Resep opera sabun membawa kembali psikologi ibu-ibu untuk segala masalah menjadi tontonan bukanlah kenyataan, tetapi mampu menyalurkan seluruh emosi serta membangun obrolan-obrolan seru mengisi waktu dunia rumah.
Jangan heran, begitu banyak pesan ibu-ibu atau perempuan Indonesia lewat media sosial untuk pemain-pemain dalam The World of the Married. Bisa diduga, tokoh yang dimainkan Han So-hee, berperan sebagai wanita kedua, sering dipenuhi caci maki penggemar drakor.
Nilai konfusianisme
Dalam sebuah kajian budaya terhadap drakor yang mampu menembus belahan dunia khususnya Asia bahkan China, terletak pada nilai-nilai Konfusianisme dalam terjemahan hidup sehari-hari, yakni tentang keluarga, budi pekerti, persahabatan hingga keseimbangan hidup, karakter, ketangguhan, dan lain-lain. Namun, semua dihadirkan dalam disharmoni lewat psikologi harapan dan impian harmoni.
Bisa disimak, salah satu lagu populer Korea yang mendunia, terbaca kandungan syair tentang impian mengajak orangtua yang sudah meninggal untuk bisa makan bersama di restoran, mengingat mereka saat kecil selalu makan mi instan murah di rumah.
Nilai unggul lain dari drakor The World of the Married adalah resep memperbarui diri sebagai industri kreatif, khususnya resep sebagai sebuah seri genre opera sabun.
Karakter hitam putih yang menjadi ciri opera sabun, dibangun dalam perspektif ketangguhan ibu dalam beragam peristiwa.
Pertama, berseri tidak panjang sehingga tidak melahirkan kejenuhan. Kedua, alur konflik yang cepat berganti. Akibatnya, setiap masalah besar tidak bertele-tele, tetapi penonton cepat mengetahui sehingga bisa berganti konflik. Misalnya, penonton dengan cepat mengetahui perselingkuhan tokoh suami. Ketiga, ciri percabangan alur konflik lewat pelibatan karakter baru dituturkan dengan efektif, meski tetap menjaga serba ketidakterdugaannya, sehingga penonton bisa mengikuti konflik baru dan intriknya lewat psikologi keingintahuan yang menjadi sumber utama psikologi menonton.
Harus dicatat, resep keempat, karakter hitam putih
yang menjadi ciri opera sabun dibangun dalam perspektif ketangguhan ibu dalam beragam peristiwa. Simak, perencanaan Ji Sun-woo secara diam-diam meski dalam luka hati untuk menyiapkan perceraian tanpa warisan sepeser pun ke suaminya. Simak juga, saat memberi dorongan kesehatan ibu mertua untuk melihat putranya hancur. Sebuah ketangguhan karakter yang mampu membawa katarsis emosi ibu-ibu rumah tangga.
Catatan di atas menunjukkan, tontonan opera sabun di dunia rumah saat pandemi tidak saja menjadi sekadar hiburan, tetapi juga menjadi katarsis dan resep manjur menjawab tantangan psikologi ibu-ibu di dunia rumah. Di balik itu, terbaca sebuah industri kreatif yang terus memperbarui diri guna menghidupi dunia rumah ibu-ibu dalam beragam percepatan perubahan psikologi tontonan.