Sejumlah kejuaraan olahraga mulai digelar lagi di tengah pandemi Covid-19 yang jauh dari selesai. Penerapan protokol kesehatan tidak boleh ditawar.
Oleh
Editor
·3 menit baca
Sejumlah kejuaraan olahraga mulai digelar lagi di tengah pandemi Covid-19 yang jauh dari selesai. Penerapan protokol kesehatan tidak boleh ditawar.
Liga Inggris, yang sejauh ini disebut sebagai kompetisi sepak bola terpopuler di dunia, bergulir kembali setelah dihentikan sejak 10 Maret 2020 karena pandemi. Ada sejumlah upaya terkait pencegahan penularan Covid-19.
Selain ketiadaan penonton di tribune, seperti halnya di Liga Jerman, Italia, dan Spanyol, jalur pejalan kaki juga dibuat searah demi mencegah orang berpapasan, jaga jarak pun tetap dioptimalkan. Penggunaan masker juga diwajibkan bagi yang berada di bangku pemain cadangan. Di Italia, Spanyol, dan Jerman, protokol di luar lapangan kurang lebih sama.
Namun, di dalam lapangan, beda lagi urusannya. Berdasarkan pantauan, selebrasi gol para pemain Real Madrid di Liga Spanyol saat menang 3-0 atas Valencia, Jumat (19/6/2020), mengabaikan jaga jarak. Marco Asensio, pencetak gol kedua, dan Karim Benzema, pencetak gol ketiga, dipeluk rekan-rekannya selepas menciptakan gol.
Dengan adanya kontrak hak siar dengan ESPN, AS Terbuka akan disiarkan melalui televisi ataupun media daring.
Di cabang tenis, Grand Slam Amerika Serikat Terbuka juga dipastikan digelar 2,5 bulan lagi di Flushing Meadows, arena AS Terbuka. Kejuaraan itu akan digelar tidak hanya tanpa kehadiran penonton, tetapi juga tanpa media. Namun, dengan adanya kontrak hak siar dengan ESPN, AS Terbuka akan disiarkan melalui televisi ataupun media daring.
Masih di AS, rencana menggelar kembali liga basket profesional NBA juga muncul. Namun, masih ada polemik di antara pemain, pelatih, dan manajemen klub terkait penyegeraan pergelaran NBA. Dialektika ini terkait gejolak rasial akibat kematian warga kulit hitam AS, George Floyd.
Pergelaran olahraga yang menghadirkan kerumunan, meski tanpa penonton, memiliki konsekuensi pada bertambahnya beban negara dalam mengendalikan penularan Covid-19.
Inggris Raya menjadi negara di peringkat kelima dalam daftar kasus positif Covid-19, dengan jumlah 300.000 lebih warga terdeteksi positif serta lebih dari 42.000 orang meninggal. Spanyol di urutan keenam dengan jumlah kasus positif 290.000 lebih dan meninggal lebih dari 27.000 orang.
Tantangan di AS juga tidak mudah. ”Negeri Paman Sam” justru menjadi negara dengan kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia, total 2,2 juta. Hingga Jumat (19/6/2020) malam, terdata lebih dari 120.000 orang meninggal.
Perhelatan olahraga sudah menjadi bagian dari keseharian kehidupan manusia. Maka, penghentian sementara akibat pandemi selama tiga bulan ”menyiksa” atlet, pelatih, dan siapa pun yang terlibat di dalamnya.
Tak pelak, upaya menggulirkan kembali pertandingan olahraga di tengah pandemi menjadi konsekuensi tak terhindarkan. Protokol kesehatan mutlak dijalankan guna menghindari munculnya kluster Covid-19 di arena olahraga. Jika olahraga pun memunculkan kluster baru, itu akan menimbulkan dampak negatif bagi dunia olahraga itu sendiri.