Kehidupan normal baru ini akan memengaruhi situasi keuangan kita, mulai dari pemasukan hingga pengeluaran. Di tengah situasi baru, dompet pun harus mampu menyesuaikan diri dan mencapai tatanan barunya.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
Pemerintah telah melonggarkan batasan-batasan terkait wabah Covid-19. Warga kembali beraktivitas dengan berbagai macam protokol yang diharapkan tetap dapat mencegah penularan penyakit.
Sebenarnya, tidak hanya aktivitas, tatanan di dompet pun perlu diatur ulang untuk mengikuti perkembangan.
Kehidupan normal baru ini akan memengaruhi situasi keuangan kita. Mulai dari pemasukan hingga pengeluaran. Pemasukan mungkin ada perubahan karena perusahaan belum berjalan dengan kecepatan penuh sehingga pendapatan perusahaan pun belum pulih.
Beberapa industri, seperti penerbangan, perhotelan, dan perjalanan, adalah yang paling terpukul oleh pandemi ini. Pelonggaran pembatasan skala besar pun masih belum dapat mengembalikan kondisi industri-industri tersebut kembali berjalan seperti ketika masa sebelum wabah.
Kinerja perusahaan tentu berdampak kepada karyawannya. Untuk itu, kita perlu mengetahui posisi perusahaan tempat kita bekerja, apakah terpukul atau justru diuntungkan akibat wabah.
Naik turunnya kinerja keuangan perusahaan tentu akan memengaruhi tebal tipisnya dompet para karyawan. Dengan mengetahui posisi industri tempat kita bekerja, kita akan dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
Jika ternyata kondisi perusahaan menurun, tentu saja berdampak pada pemasukan kita yang berkurang. Pengeluaran pun harus dikurangi agar tidak terjadi besar pasak daripada tiang.
Setelah melihat perubahan pada arus kas bulanan, kita dapat meninjau kembali bagaimana perubahan pengeluaran pada masa normal baru ini. Pengeluaran mungkin bertambah atau malah berkurang.
Ada banyak tips untuk menghadapi situasi baru ini, misalnya menghindari kerumunan. Mereka yang tidak ingin berdesakan di transportasi publik, tentu memilih kembali menggunakan kendaraan pribadi. Berbagi kendaraan dengan rekan yang searah tentu akan menghemat biaya transportasi ketimbang mengendarai mobil sendiri.
Perlu dihitung berapa biaya berbagi kendaraan dalam satu bulan, apakah lebih besar atau lebih kecil ketimbang biaya naik transportasi umum. Jika lebih besar, tentu harus dikompensasi dengan penurunan pada pos pengeluaran lainnya.
Selain biaya transportasi, kita juga perlu menghitung tambahan biaya perlengkapan untuk menghadapi situasi baru, seperti untuk pembelian disinfektan, masker, vitamin C, dan alat pelindung lain yang sebelumnya tidak pernah kita pakai.
Meski ada tambahan pengeluaran, keadaan normal baru sebenarnya juga memberi peluang terjadinya pengurangan pengeluaran. Salah satunya untuk pos makan siang karena kita membawa makanan sendiri untuk makan siang atau cemilan di kantor.
Jika biasanya membeli makanan di warung butuh setidaknya Rp 20.000-Rp 30.000, dengan membawa makanan dari rumah, biaya pengeluaran makan siang dapat dihemat.
Idealnya, kita bisa memperhatikan dengan saksama pos pengeluaran yang mengalami penurunan atau peningkatan. Dengan begitu, kita dapat membuat keseimbangan baru dengan menjaga agar pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan.
Di tengah situasi baru, dompet pun harus mampu menyesuaikan diri dan mencapai tatanan barunya.