logo Kompas.id
OpiniBung Karno dalam Kajian...
Iklan

Bung Karno dalam Kajian Poskolonial

Lewat beragam kajian poskolonial, segala praktik tersembunyi itu mampu diungkap dan dijelaskan. Sosok BK yang seolah-olah selalu layak untuk ditampilkan, khususnya di setiap bulan Juni, pada dasarnya tampak kian hambar.

Oleh
A. Windarto
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/O5GWsZZ3ZvYTDDWqGoJv740oU3I=/1024x1574/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_11183458_83_0.jpeg
Kompas

Warga melintasi mural gambar wajah Proklamator Republik Indonesia, Bung Karno di kawasan Cawang, Jakarta, Senin (26/12/2011). Bung Karno menjadi ikon tersendiri di masyarakat.

Di mata sastrawan, bulan Juni dapat menjadi bermakna hanya karena perkara hujan (Mikke Sutanto, "Bung Karno sebagai Aset", Kompas.id, 30/5/2020) . Di mata sejarawan, bulan Juni adalah saat dan tempat yang tepat untuk mengenangkan ketokohan Bung Karno (BK). Sebab BK bukan sekadar pahlawan bangsa yang layak dihormati, melainkan juga tokoh zaman yang langka dan nyaris menjadi fosil.

Dua kajian poskolonial, masing-masing dari James T. Siegel ("Yang Hilang dari Zaman Bung Karno", 2001) dan Benedict Anderson ( “Bung Karno and the Fossilization of Soekarno\'s Thought”, 2002), memperlihatkan bahwa sosok yang dikenal sebagai "Penyambung Lidah Rakyat" kini tidak hanya telah hilang, namun sekaligus sudah menjadi seperti barang antik, bahkan keramat.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000