logo Kompas.id
OpiniMemahami Tes Cepat
Iklan

Memahami Tes Cepat

Saat ini banyak promosi tes cepat (rapid test) antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit Covid-19. Upaya itu baik, tetapi berbahaya jika tidak disertai pemahaman cara pemeriksaan dan penafsiran hasilnya.

Oleh
editor
· 3 menit baca

Saat ini banyak promosi tes cepat (rapid test) antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit Covid-19. Upaya itu baik, tetapi berbahaya jika tidak disertai pemahaman cara pemeriksaan dan penafsiran hasilnya. Oleh karena itu, profesi Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) berinisiatif mengajukan bagan alur pemeriksaan cepat sebagai pedoman.

Nama rapid test dapat menimbulkan kesalahpahaman, dianggap memberikan hasil saat itu juga. Padahal, yang dideteksi adalah antibodi yang dibentuk tubuh sebagai reaksi terhadap masuknya virus, sementara umumnya antibodi imunoglobulin (IgM dan IgG) baru terdeteksi setelah 8-10 hari ada gejala (demam, batuk, nyeri otot, dan lain-lain). Jadi, rapid test tidak pas untuk deteksi dini.

Rapid test antibodi baik untuk studi epidemiologi, prevalensi, dan surveilans penyakit atau untuk membantu diagnosis setelah masuk fase klinis sakit minggu kedua. Diagnosis klinis untuk deteksi dini dan penentuan kesembuhan pada Covid-19 adalah berdasarkan swab hidung dan tenggorok untuk deteksi gen virus dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Editor:
kompascetak
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000