Tantangan Mengasuh Remaja
Saya dan suami, berdua bekerja. Suami sebagai pegawai negeri dan saya bekerja di sebuah bank swasta. Suami saya menduduki jabatan yang memerlukan perhatian penuh
Saya dan suami, berdua bekerja. Suami sebagai pegawai negeri dan saya bekerja di sebuah bank swasta. Suami saya menduduki jabatan yang memerlukan perhatian penuh, sedangkan saya juga baru dipromosikan ke karier yang lebih tinggi. Kami tentu senang dengan kedudukan kami, pendapatan kami mencukupi untuk menghidupi keluarga.
Namun, kami menghadapi tantangan mengasuh putri kami yang sekarang berumur 15 tahun. Dia sekolah di SMU kelas I. Anak saya sewaktu kecil merupakan anak yang gembira, ramah, dan mudah bergaul dengan siapa saja. Temannya di sekolah ataupun di permukiman banyak. Rumah kami sering penuh dengan tamu anak saya.
Dia juga mempunyai bakat pemimpin. Di sekolah semasa sekolah dasar hampir selalu menjadi ketua kelas. Prestasi belajarnya pun baik. Kami merasa tak ada kesulitan dalam mengasuhnya sewaktu kecil. Sejak SMP, dia mulai berubah. Banyak mengeluh tentang sekolahnya, gurunya yang galak, pekerjaan rumah yang terlalu banyak, bahkan juga teman-temannya yang kurang bersahabat.
Kami membekali putri kami dengan pendidikan agama dan dia juga ikut belajar keterampilan menari Bali. Sewaktu SD, dia amat senang belajar tari Bali. Namun, makin lama makin kurang tertarik dan kelas III SMP sudah tak mau belajar tari Bali lagi. Dia lebih banyak di kamarnya, sibuk dengan telepon genggamnya.
Sabtu malam atau malam libur lain kami mengajak dia ke mal atau ke bioskop. Ini berjalan rutin sampai dia kelas III SMP, tetapi sejak kelas I SMU dia sudah tidak tertarik lagi berjalan dengan kami. Sesekali dia keluar dengan teman-temannya, dan bagi kami tak masalah. Namun, sekarang dia sudah mulai jarang keluar meski hari libur. Saya mulai khawatir kalau dia menderita depresi.
Sesekali saya memperhatikan buku-buku yang dibacanya. Umumnya buku yang disenangi remaja, tapi juga terdapat buku cerita yang berjudul sedih. Lagu-lagu yang disukainya juga yang sifatnya melankolis. Saya pernah mencoba mengajak dia bicara sekitar tiga bulan yang lalu. Tidak mudah karena menurut dia, dia tak menghadapi masalah besar, hanya saja dia merasa kurang bahagia.
Saya menyadari bahwa kami berdua kurang memiliki waktu untuk dia, tetapi saya meyakinkan bahwa kami amat mencintainya dan akan memberikan dukungan yang diperlukan. Sebulan yang lalu saya dipanggil sekolah karena prestasi belajar putri saya menurun dan dia sering terlambat datang ke sekolah. Memang biasanya saya mengantarkan dia ke sekolah, tetapi belakangan ini dia sering naik transportasi online karena ketika saya akan berangkat kantor dia belum siap.
Saya agak khawatir dengan perkembangan putri saya. Kadang kala saya merasa saya tak mengenal dia dengan baik. Anak saya yang sewaktu kecil menjadi sahabat saya sekarang seperti orang asing di rumah kami. Saya pernah merasa sedih sekali ketika suatu waktu dia mengungkapkan sekarang ini tak ada yang menyenangkan dalam kehidupannya. Saya amat khawatir dia melukai diri atau bunuh diri. Apa yang harus saya lakukan?
Z di J
Anda tidak sendiri, banyak orangtua yang merasa kesulitan dalam mengasuh remaja. Perubahan dari masa anak dan masa remaja kadang-kadang memang dapat menimbulkan perubahan yang tak diharapkan. Ungkapan bahwa dia dulu anak manis, tetapi sekarang sering berontak, acap kali kita dengar dari orangtua.
Namun, saya gembira bahwa Anda mempunyai kepedulian terhadap tumbuh kembang anak Anda. Anda masih dapat berkomunikasi dengan baik dan saya harap juga akan dapat memberikan dukungan yang diperlukan anak Anda. Jika anak tumbuh menjadi remaja, sebagian mengalami depresi. Mereka kurang dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada dirinya.
Anak perempuan mendapat mensturasi. Remaja mulai peduli pada penampilan diri. Kehidupannya akan dipengaruhi oleh teman sebayanya. Jika dia kurang diterima di kalangan sebayanya, dia akan merasa terasingkan dan tak dihargai. Acap kali agar dapat diterima, dia mengorbankan prinsip dan kebiasaan hidupnya.
Dia tahu merokok tidak baik, tetapi karena semua temannya merokok, akhirnya dia juga ikut merokok. Kegelisahan ini dapat diikuti oleh menurunnya minat belajar dan minat lainnya. Anak Anda yang semula mencintai tari Bali kemudian menjadi tidak suka. Penampilan fisik, apalagi pada remaja putri, dianggap penting.
Tubuh yang gemuk atau berjerawat akan mengganggu penampilan dan mungkin menjadi masalah besar bagi sebagian remaja. Belum lagi hubungan sesama remaja. Dia mulai tertarik pada lawan jenis, punya teman dekat. Jika kemudian teman tersebut tak memperhatikannya lagi, dia akan merasa amat terpukul.
Sebagian remaja mengungkapkan apa yang dialami kepada orangtua mereka. Namun, tak sedikit yang mencoba mengatasi sendiri atau mencari dukungan teman. Dalam era kemajuan teknologi informasi, bukan tak mungkin remaja mencari informasi untuk menyelesaikan persoalannya. Namun, mereka pada umumnya belum dapat membedakan sumber informasi yang benar dan yang awam.
Mungkin saja informasi yang dibacanya menambah kegelisahannya. Usaha Anda untuk terus akrab dengan anak Anda harus diteruskan. Jangan tinggalkan dia dengan persoalannya. Saya percaya Anda akan sabar mendampingi anak Anda di tengah kesibukan Anda sehari-hari. Namun, Anda juga perlu mempertimbangkan bantuan profesional untuk anak Anda. Jika dukungan yang Anda berikan kurang menunjukkan perbaikan, Anda dapat minta bantuan para profesional.
Anda dapat berbicara lebih banyak dengan guru atau konselor di sekolah. Anda juga dapat membawa anak Anda ke pakar psikologi. Untuk tahap pertama mungkin Anda harus menemani, tetapi beri kesempatan dia untuk berkomunikasi secara baik tanpa kehadiran Anda sehingga anak Anda dapat mengungkapkan perasaannya dengan bebas.
Seorang pakar psikologi akan banyak membantu perkembangan anak menjadi remaja. Namun, biasanya konsultasi perlu dilakukan berulang-ulang. Seorang pakar psikologi juga dapat menganjurkan remaja dirujuk ke pakar psikiatri remaja jika diperlukan. Pakar psikiatri dapat membantu jika ada permasalahan psikologi yang lebih rumit atau pertolongan yang memerlukan obat atau tindakan medis lain.
Ada baiknya Anda juga membahas perkembangan anak Anda dengan suami. Meski suami Anda sibuk, dukungan bapak kepada putrinya amat berarti bagi sang putri. Anda juga dapat berkomunikasi dengan teman-teman anak Anda agar mendapat gambaran yang lebih jelas tentang keadaan kejiwaan anak Anda.
Apakah jika berada di tengah teman-temannya dia dalam keadaan wajar atau lebih cenderung menyendiri? Apakah dia mungkin mengalami depresi? Perkembangan kejiwaan dari masa anak ke remaja dapat menimbulkan depresi, tetapi biasanya tak lama jika dapat diatasi oleh sang remaja. Namun, jika gejala dan tanda depresi berkepanjangan, apalagi jika Anda khawatir dia akan melukai diri, sudah saatnya berkonsultasi dengan psikiater remaja.
Dulu banyak orangtua yang enggan membawa anaknya ke psikiater, tetapi sekarang pada umumnya orangtua sudah memahami bahwa profesi psikiater dapat menganalisis keadaan jiwa remaja dan memberikan dukungan sehingga remaja dapat menikmati kehidupan remaja dengan tenang. Semoga anak Anda akan cepat pulih kembali menjadi remaja yang ceria dan produktif.