Penularan luas virus korona baru berdampak sangat dalam. Sendi-sendi dasar perekonomian terganggu akibat pandemi yang dipicu virus tersebut.
Oleh
·2 menit baca
AFP/GREG BAKER
Para pekerja yang mengenakan alat pelindung diri sebagai tindakan pencegahan terhadap Covid-19 menghibur diri setelah mengantarkan para pelancong ke dalam bus di luar Pusat Pameran Internasional China Baru, dekat bandara ibu kota Beijing di Beijing, Selasa (17/3/2020). China sudah melewati puncak krisis yang ditimbulkan virus korona baru.
China rasanya sudah melewati puncak krisis yang ditimbulkan virus korona baru. Negara itu kini justru sibuk menahan penularan virus korona baru dari luar negeri. Mereka mengarantina orang-orang yang datang ke China dari luar negeri. Sebaliknya, hampir semua negara di luar China justru baru mulai menghadapi peningkatan jumlah kasus. Negara-negara ini belum mengalami puncak krisis. Kapan puncak krisis global akibat virus tersebut terjadi? Tak ada yang bisa memastikan.
Perekonomian dunia remuk karena orang menghindari perjalanan, pertemuan, makan di restoran, menginap di hotel, dan berwisata. Covid-19 yang disebabkan virus korona baru membuat pula pasokan bahan pokok dan bahan baku terhambat serta pabrik nyaris berhenti beroperasi.
Pandemi Covid-19 menegaskan kembali bahwa setiap negara, setiap manusia di dunia ini, saling terhubung satu sama lain. Apa yang terjadi di sebuah belahan dunia akan berdampak pada komunitas yang berada di belahan dunia lain. Virus korona baru yang pertama kali menginfeksi warga Wuhan, China, pada tahun lalu, berdampak tidak hanya pada peri kehidupan dan perekonomian China, tetapi juga memengaruhi negara-negara lain.
Karena itu, dalam artikelnya di The New York Times, Susan E Rice (Penasihat Keamanan Nasional Presiden Barack Obama) mengkritik Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena pemerintahannya memangkas pendanaan bagi kerja sama internasional pencegahan pandemi. Pemangkasan ini, menurut Rice, turut memperbesar peluang terjadinya pandemi Covid-19.
REUTERS/ANDREAS GEBERT/FILE FOTO
Seorang karyawan perusahaan biofarmasi Jerman, CureVac, menunjukkan alur kerja penelitian pada vaksin untuk penyakit yang disebabkan virus korona baru (Covid-19) di sebuah laboratorium di Tuebingen, Jerman, 12 Maret 2020.
Kerja sama internasional bernama Global Health Security Agenda itu intinya ialah kemitraan internasional untuk membantu negara-negara agar lebih siap menghadapi pandemi. Prakarsa ini dibentuk dengan didasari pemikiran bahwa wabah penyakit yang menular di sebuah negara, cepat atau lambat, akan mendera negara-negara lainnya.
Kesadaran bahwa segala sesuatu saling memengaruhi satu sama lain seharusnya menjadi lebih kuat dengan kejadian pandemi Covid-19. Langkah sejumlah tokoh, seperti Jack Ma, yang mengirim 500.000 perangkat uji (untuk mengetahui seseorang terinfeksi atau tidak) ke AS, patut dinilai positif. Adapun Bill Gates, salah satu dari lima orang terkaya di dunia, telah mengumumkan hibah 100 juta dollar AS untuk mengatasi dampak wabah Covid-19.
Virus korona baru tak mengenal batas negara dan tidak mengenal agama. Siapa pun bisa terinfeksi. Dibutuhkan kerja sama global untuk mengatasinya. Selain itu, solidaritas dari mereka yang memiliki sumber daya berlebih juga sangat diperlukan untuk membantu negara dan komunitas dalam mengatasi penularan Covid-19.