logo Kompas.id
OpiniSinyal Kuat Defisit Gula
Iklan

Sinyal Kuat Defisit Gula

Idealnya memang ada semacam sugar board yang menyusun kebijakan gula yang terintegrasi. Tugasnya antara lain merumuskan sugar fund, revitalisasi PG, pembangunan PG baru, kredit petani, serta jaminan harga bagi petani.

Oleh
Adig Suwandi
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/K6fGAMIUcRVAmrYFq-J3UkYysZE=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F25b8b486-4fec-43aa-80e8-7efaf49a2608_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Pekerja membangun tempat mesin giling di Pabrik Gula Tersana Baru di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (14/2/2020). Pabrik berkapasitas giling 3.000 ton tebu per hari merupakan satu-satunya pabrik gula milik PT Rajawali II, grup PT RNI (Persero), yang masih beroperasi tahun ini. PG Sindanglaut di Cirebon tutup karena kekurangan bahan baku dan mesin tua.

Eskalasi harga barang kebutuhan pokok adalah fenomena biasa sejak harga diserahkan pada mekanisme pasar. Melesatnya harga hingga di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah lebih merupakan konsekuensi logis manajemen stok.

Harga otomatis naik saat jumlah barang yang ditawarkan jauh lebih sedikit dibanding permintaan pasar. Sebaliknya begitu stok berlebih, harga akan terseret ke bawah, bahkan hingga di bawah harga pokok produksi (unit cost).

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000