logo Kompas.id
OpiniMemudakan Tafsir Pancasila
Iklan

Memudakan Tafsir Pancasila

Atmosfer demokrasi di alam Reformasi saat ini mengandung efek samping. Berbagai paham dan ideologi berebut panggung tanpa bisa dikendalikan pemerintah secara langsung, tak seperti di era Orba.

Oleh
Al Makin
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6MOvoCEl4Slx6oHzSI1Q0AJfGss=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F6e0594b8-c98a-4a6b-9ba2-bdcca94a3c47_jpg-e1572103161361.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Video mapping yang mengambi cerita "Hai Pemuda Pemudi Indonesia" diproyeksikan pada sisi depan Gereja Katedral Jakarta dalam acara peringatan Hari Sumpah Pemuda, Sabtu (26/10/2019). Kegiatan yang melibatkan orang-orang muda tersebut mengusung tema "Dalam Semangat Sumpah Pemuda dan Amalkan Pancasila Kita Rajut Kesatuan dalam Kebhinekaan Indonesia"

Era Reformasi ini butuh tafsir segar Pancasila sesuai kebutuhan masyarakat yang dikuasai oleh ledakan teknologi informasi instan.

Tantangannya adalah bagaimana menyajikan makna praktis Pancasila yang mudah difahami tetapi tak dogmatis. Untuk itu, penting melihat ke belakang bagaimana era Soekarno meletakkan dasar ideologi Pancasila dalam berbangsa dan mempertimbangkan secara kritis bagaimana Orde Baru memberlakukan tafsir tunggal versi pemerintah.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000