Qasim al-Raymi, pemimpin Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) dan dianggap layak menggantikan Ayman al-Zawahiri, tewas akibat serangan pesawat tanpa awak AS.
Oleh
·2 menit baca
Serangan Amerika Serikat itu dilakukan setelah AQAP mengaku bertanggung jawab atas insiden penembakan di pusat pelatihan Angkatan Laut AS di Pensacola, Florida, 6 Desember 2019. Perwira asal Arab Saudi, Mohammed Alshamrani, yang ikut pelatihan, menembak mati tiga anggota militer dan melukai delapan orang lain. Raymi memuji tindakan Alshamrani.
Alshamrani adalah salah satu dari puluhan anggota militer Arab Saudi yang mengikuti latihan di AS. Setelah melakukan penelusuran media sosial terhadap semua peserta pelatihan, Januari 2020, Pemerintah AS memulangkan 21 peserta karena diduga terpapar paham radikal atau sentimen anti-AS.
Lewat video selama lebih kurang 18 menit, Raymi menyatakan, kelompoknya bertanggung jawab atas penembakan di Pensacola. Ia menyebut Alshamrani sebagai seorang ”ksatria pemberani” dan ”pahlawan”.
Raymi mulai memimpin AQAP pada 16 Juni 2015, sehari setelah pemimpin AQAP, Nasir al-Wuhayshi, meninggal dalam serangan pesawat tak berawak AS. Sejak tahun 2006 hingga memimpin AQAP, Raymi mengarahkan pergerakan pejuang Al Qaeda dan memainkan kunci peran dalam perebutan wilayah kelompok di provinsi selatan Yaman.
Pada 31 Januari 2020, AS mengumumkan, mereka meluncurkan serangan pesawat tanpa awak (drone) terhadap Raymi. Gedung Putih baru mengonfirmasi kematian Raymi dalam pengumuman pada 6 Februari 2020.
Raymi menjadi target utama AS sejak Presiden Donald Trump menduduki kursi kepresidenan tahun 2017. Beberapa hari setelah pasukan khusus AS menyerang kompleks di Yaman yang justru menewaskan seorang militer AS, lewat rekaman video, Raymi menyatakan, ”Orang bodoh baru Gedung Putih menerima tamparan menyakitkan di wajahnya.”
Setelah Raymi meninggal, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, AS terus waspada dengan meningkatnya kekerasan baru-baru ini di Yaman. ”Kekerasan itu menyebabkan ketidakstabilan yang dapat dieksploitasi oleh kelompok teroris dan pelaku kejahatan lain untuk tujuan mereka sendiri,” kata Pompeo.
Meskipun tidak sama dengan kematian Abubakar al-Baghdadi dan Mayjen Qassem Soleimani, kematian Raymi tetap merupakan sesuatu yang signifikan bagi stabilitas di Yaman dan Semenanjung Arab. Selama ini, AQAP membantu loyalis Presiden Yaman Abdurabbuh Mansour Hadi memerangi kelompok Houti yang didukung Iran.
Langsung atau tidak, terbunuhnya Soleimani, Al-Baghdadi, dan Raymi akan meningkatkan popularitas Donald Trump menjelang pemilu 2020 ini. Bagi Yaman, meninggalnya Raymi untuk sementara akan mengurangi intensitas perang saudara yang sudah berlangsung lebih dari lima tahun.