logo Kompas.id
OpiniGrubug dan Kesadaran Kita
Iklan

Grubug dan Kesadaran Kita

Kadang-kadang, saya suka kelihatan pintar. Misalnya, beberapa bulan lalu, ketika lagi mencari tema untuk tulisan tentang Bali, tiba-tiba tebersit ide yang, wah! menarik: saya akan berbicara tentang Jero Gede Mecaling.

Oleh
JEAN COUTEAU
· 3 menit baca
https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/delLD20oJ1Bhstbw6movbE-CSI8=/1024x834/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200208-Ilustrasi-Udarasa_web_87102665_1581163405.jpg

Siapa gerangan Jero Gede Mecaling itu? Seorang ”monster” bertaring dalam bentuk gaib yang anak-buahnya konon mendarat di Bali setiap tahun dari Pulau Nusa Penida, pada awal musim hujan, dengan tujuan tunggal: menebarkan maut sebagai tumbal buat Jero Gede. Maka korban-korban berjatuhan. Grubug namanya: orang bertumbangan mati, atau mencret sampai seisi tubuhnya habis. Pendeknya grubug itu adalah penyakit maut.

Bagaimana penduduk melawan grubug? Secara tradisional: dengan membentengi Bali dengan altar-altar berisi sesaji untuk Jero Gede, serta dengan menyelenggarakan pembersihan ritual, antara lain ”tarian” Calon Arang, di mana Barong selalu, pada akhirnya, berhasil memulihkan kestabilan dunia—paling sedikit menanti grubug tahun-tahun berikutnya.

Editor:
Bagikan