Dalam dunia kerja masa depan, kemampuan personal tetap dibutuhkan karena tak bisa digantikan oleh teknologi. Hanya saja, manusia perlu terus meningkatkan kemampuan dalam bidang yang tak bisa dikerjakan oleh mesin.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Seorang karyawan sebuah perusahaan konsultan bisnis terkenal mengaku, ia sulit mendapatkan talenta-talenta bermutu belakangan ini. Mereka tak lagi menjadi incaran anak-anak muda yang mencari kerja.
Cerita sebaliknya dari seorang CEO perusahaan teknologi. Kini perusahaanya menjadi tempat magang anak-anak dari perguruan tinggi terkenal di Amerika Serikat. Bahkan, kemudian ada beberapa yang bekerja di tempatnya. Fenomena ini akan makin terang benderang ketika kita memasuki tahun 2020.
Perusahaan teknologi yang merupakan usaha rintisan telah menjadi incaran para pencari kerja. Beberapa di antaranya mengaku harus bersaing di lapangan sehingga mereka berburu talenta dengan berbagai kualitas. Kata mereka, yang penting masuk dulu nanti kemampuan ditingkatkan daripada tidak kebagian.
Sebuah survei terbaru menyebutkan, di Amerika Serikat sembilan dari 10 orang yang pindah bekerja ternyata mengincar perusahana teknologi. Alasan pokok adalah gaji yang lebih menarik. Saking kompetitifnya pekerjaan di perusahaan teknologi, tak sedikit di antara mereka yang mengambil pendidikan tambahan.
Tidak hanya pelatihan atau pendidikan yang sifatnya keterampilan teknis namun juga keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, mengambil keputusan, dan lain-lain. Mereka juga mengeluarkan uang untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka. Meski demikian keberadaan kursus daring gratis menjadi tempat mereka untuk menaikkan kapasitas. Beberapa platform yang digunakan dengan gratis atau berbiaya murah antara lain, LinkedIn Learning, Degreed, Coursera, edX, Future Learn, dan lain-lain.
Tidak mengherankan bila seorang yang bergelut di bidang pangan, bidang medis, atau bidang ekonomi kemudian mencari pelatihan sians data, teknologi informasi, keamanan siber, pengembang perangkat lunak, dan lain-lain yang banyak dibutuhkan sekarang. Mereka mau berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas mereka karena yakin investasi itu akan cepat kembali ketika mereka bisa bekerja di perusahaan teknologi.
Akan tetapi, satu hal yang membuat mereka senang berada di perusahaan teknologi ternyata mereka merasa lebih bahagia dibanding di tempat yang lama. Sebuah survei yang dikutip CNBC menyebutkan 92 persen mereka yang pindah merasa lebih nyaman.
Sebuah laporan dari Udemy yang berjudul 2020 Workplace Learning Trend Report mengatakan, apapun asal tempat kerja mereka semula ketika masuk ke perusahaan teknologi, mereka butuh kemampuan tambahan yaitu analisis data untuk menaikkan kemampuan di tempat baru.
Dengan fenomena ini, maka disimpulkan kemampuan di bidang teknologi digital menjadi bagian integral dari semua pekerjaan pada masa depan. Oleh karena itu semua perusahaan akan bervisi dan digerakkan oleh data. Kemampuan mendapatkan dan mengumpulkan data adalah kemampuan dasar dan selanjutnya adalah kemampuan menganalisa.
Sisi lain dari laporan Udemy itu adalah tentang kenyataan bahwa sejumlah pekerjaan akan hilang karena diganti dengan mesin dan perangkat otomatisasi pada masa depan sehingga keterampilan personal dibutuhkan. Mereka menyatakan, karyawan atau calon karyawan perlu memiliki pola pikir yang bertumbuh (growth mindset) atau terus mencari dan menambah kemampuan. Mereka adalah yang setiap hari terus mencari dan menambah informasi sekaligus bertanya dan menjawab berbagai fenomena di sekitarnya.
Dalam dunia pekerjaan, mereka terus berburu dan meningkatkan kemampuan secara terus menerus sehingga kemampuan mereka mencapai titik yang tidak bisa dikerjakan oleh mesin atau perangkat otomatisasi. Beberapa kemampuan yang perlu dimiliki karena tidak bisa dibikin oleh mesin adalah kemampuan yang melekat pada manusia itu sendiri, seperti berpikir kritis dan kapasitas emosional. Kemampuan itu menjadi relevan di tengah berbagai pekerjaan yang bisa digantikan dengan bantuan teknologi.
Kalangan pebisnis melihat, teknologi akan makin lari kencang namun interaksi fisik manusia tetap dibutuhkan. Di dalam dunia pekerjaan dibutuhkan beberapa keterampilan personal seperti kreatifitas, inovasi, komunikasi personal, membuat narasi, kepemimpinan, dan lain-lain. Bekerja di dalam berbagai budaya yang berbeda juga bakal menjadi penilaian penting dalam pekerjaan. Bekerja lintas kota, lintas negara, dan lintas benua tak bisa ditolak karena peluang makin terbuka untuk bekerja dimanapun.
Kesimpulan dari semua itu, belajar sesuatu yang terkait dengan teknologi akan menaikkan kapasitas kita. Kita perlu merasa “lapar” terhadap berbagai perkembangan baru agar tidak tertinggal dengan berbagai isu teknologi. Setiap hari sebaiknya kita selalu bertanya, hal besar apa yang akan segera muncul? Kita tidak bisa lagi terkaget-kaget dengan perkembangan yang muncul setiap saat bila kita terus mengikuti inovasi di berbagai belahan bumi.
Meski demikian ternyata kemampuan personal juga tetap dibutuhkan karena tak bisa digantikan oleh teknologi. Kemampuan ini tak lekang oleh zaman karena kita adalah manusia. Keterampilan teknis dan keterampilan personal perlu disandingkan, bukan saling meniadakan.