logo Kompas.id
OpiniHilangnya ”Pairidaeza”
Iklan

Hilangnya ”Pairidaeza”

Kini, banyak berseliweran wacana, pernyataan, video, foto, dan gerakan yang mengingkari kemajemukan. Inilah awal-awal ”runtuhnya pairidaeza”. Harus ada langkah tegas dan tepat untuk mencegahnya.

Oleh
Trias Kuncahyono
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4tjfhHoQTRz-UOtuA_RroQsHcOs=/1024x1196/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2Ftrias-kuncahyono-baru2012_1545311337-e1561452416555-38.jpg
INDRO UNTUK KOMPAS

Trias Kuncahyono, wartawan Kompas 1988-2018

Sabtu, 9 September 1922. Hari itu, pasukan berkuda Turki yang baru saja memenangi perang Yunani-Turki memasuki kota Smyrna. Kota yang terletak di sudut timur laut Teluk Hermaean, Pantai Anatolia, Asia Kecil Barat, itu dikenal sebagai kota terkaya dan paling kosmopolitan di Kekaisaran Ottoman (Utsmaniyah) pada masa itu.

Smyrna atau Izmir adalah kota pelabuhan, kota bisnis, kota industri—ada banyak pabrik. Buruhnya dari berbagai ragam bangsa: Yunani, Armenia, Turki, dan Yahudi. Berbagai sumber, misalnya Katherine Elizabeth Flemming, seorang profesor dari Universitas New York, spesialis sejarah Yunani modern, mengungkapkan, jumlah orang Yunani di Smyrna lebih banyak dibandingkan dengan orang Turki, dengan perbandingan dua banding satu.

Editor:
prasetyoeko
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000