logo Kompas.id
OpiniKisah Ken Arok
Iklan

Kisah Ken Arok

Di zaman kini, kekerasan dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, tidak lagi dengan keris.

Oleh
Trias Kuncahyono
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JDAywoV2ht4M4oOWoW-8ZFI-0-Q=/1024x1140/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2Ftrias-kuncahyono-baru2012_1545311337.jpg
INDRO UNTUK KOMPAS

Trias Kuncahyono, wartawan Kompas 1988-2018

Ken Arok dan Niccolo Machiavelli, hidup di zaman yang berbeda. Dalam Serat Pararaton dituliskan Ken Arok hidup sekitar tahun 1182-1247. Sementara Niccolo di Bernardo dei Machiavelli hidup antara tahun 1469–1527. Yang satu lahir di sebuah desa di wilayah Tumapel, Jawa Timur; satunya lahir di Florence, Italia. Yang pertama anak petani gurem; yang kedua anak seorang ahli hukum.

Keduanya terpisah zaman hampir empat abad. Sebuah rentangan abad yang panjang. Walau terpisah zaman yang begitu lebar, tetapi apa yang dituliskan oleh Machiavelli tentang beberapa persoalan yang berkait dengan politik dan kekuasaan, dan yang diuraikan dalam bukunya Il Principe (Sang Penguasa) sudah dilakukan oleh Ken Arok di Tumapel. Buku itu ditulis dari 1512 hingga 1519.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000