Krisis pengungsi memburuk di Amerika Selatan. Puluhan ribu warga Venezuela meninggalkan negaranya yang dilanda kesulitan ekonomi parah.
Akibat krisis ekonomi politik dan ekonomi di Venezuela, sejak tahun 2014, ada lebih dari 2 juta penduduk hengkang dari negara itu. Mereka terutama masuk ke negara-negara tetangga, seperti Brasil dan Peru.
Migrasi meninggalkan Venezuela meningkat, terutama sejak awal bulan ini. Puluhan ribu orang berusaha mencapai Peru, negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di kawasan. Untuk mencapai Peru, sebagian besar pengungsi Venezuela menempuh rute melewati Kolombia serta Ekuador terlebih dahulu.
Warga Venezuela selama ini dapat masuk ke negara tetangga dengan cukup menunjukkan kartu identitas nasional tanpa memperlihatkan paspor. Namun, saat arus migrasi meningkat, Ekuador dan Peru menerapkan aturan yang mengharuskan warga Venezuela menunjukkan paspor ketika masuk ke negara tersebut. Hal ini merupakan upaya untuk menekan jumlah warga Venezuela yang masuk ke negara mereka.
Langkah Pemerintah Ekuador akhirnya dibatalkan pengadilan. Otoritas yudikatif Ekuador meminta pemerintah menerapkan cara yang jauh lebih komprehensif. Di Peru, aturan bagi warga Venezuela untuk memperlihatkan paspor berlaku sejak hari Sabtu silam.
Antrean panjang warga Venezuela di perbatasan Ekuador-Peru terjadi sejak beberapa hari sebelum Sabtu. Mereka ingin masuk sebelum keharusan menunjukkan paspor diterapkan pada Sabtu pekan lalu. Namun, laporan menyebutkan, sebagian warga Venezuela diizinkan masuk, khususnya anak-anak dan perempuan, dengan diberikan status pengungsi, sehingga tidak perlu menunjukkan paspor.
Krisis di Amerika Selatan ini merupakan kelanjutan drama di Venezuela. Pertikaian politik antara Presiden Nicolas Maduro dan parlemen membuat pembangunan ekonomi berhenti. Demonstrasi berlarut-larut menuntut Maduro mundur. Situasi kian parah setelah harga minyak jatuh beberapa tahun silam.
Venezuela, pemilik cadangan minyak terbesar, kini menjadi negeri miskin. Inflasi diperkirakan mencapai 1 juta persen tahun ini. Rakyat sangat menderita, kehabisan obat-obatan, bahan pangan, dan barang pokok lainnya. Maka, tak ada pilihan bagi rakyat selain mencari penghidupan di negara tetangga. Sejumlah kalangan menyebutkan, apa yang terjadi di Amerika Selatan itu mendekati krisis di kawasan Laut Tengah pada 2015, saat banyak penduduk Suriah pergi menuju Eropa.
Krisis di Amerika Selatan menuntut respons cepat negara kawasan dan komunitas internasional. Jauh lebih penting, Pemerintah Venezuela sebagai pihak yang paling bertanggung jawab tak bisa lagi mengabaikan tekanan dunia untuk mengatasi secara efektif berbagai persoalan di dalam negeri, termasuk isu demokrasi.