Kajian tentang pentingnya strategi kebudayaan perlu diangkat lagi karena sangat vital bagi setiap bangsa, tidak terkecuali bagi Indonesia.
Khusus bagi bangsa dan negara Indonesia, tuntutan pengembangan strategi kebudayaan semakin diperlukan, lebih-lebih dalam menghadapi gelombang perubahan yang cenderung mengacaukan orientasi nilai belakangan ini. Gelombang perubahan, yang antara lain membawa paham dan ideologi yang berbeda dari nilai-nilai Pancasila, menggoyahkan sendi-sendi kehidupan bersama, melemahkan kohesi sosial, dan mengacaukan sikap saling percaya.
Gambaran tentang melemahnya kohesi sosial antara lain terlihat pada hasil jajak pendapat Litbang Kompas bulan Mei ini. Sebagian responden menyatakan, solidaritas sosial sudah melemah. Juga diakui pelemahan sikap toleransi antarumat beragama, toleransi antarsuku-etnis, dan antargolongan. Padahal, sikap toleransi dan solidaritas sosial, yang diekspresikan dalam semangat gotong royong, merupakan budaya unggul bangsa Indonesia.
Perlu dikemukakan pula, pelemahan toleransi dan kohesi sosial tidak semata-mata karena pengaruh gelombang perubahan, yang berlangsung begitu cepat dan cenderung tiba-tiba pada panggung dunia. Sendi-sendi kehidupan kebangsaan yang kedodoran juga disebabkan oleh faktor internal, yang bersumber pada manajemen kekuasaan yang tidak efektif dan perilaku elite yang cenderung korup.
Sudah pasti, sangat dibutuhkan langkah terobosan konkret dalam mencegah kesenjangan sosial ekonomi, yang dinilai semakin mencemaskan. Pemerataan pembangunan dan pembagian hasil pembangunan perlu dilakukan secara serius dan konsisten. Penyelesaian secara ekonomi dan politik dinilai sangat penting, sekurang-kurangnya dalam jangka pendek untuk mencegah frustrasi sosial.
Tidak kalah penting, penyelesaian secara berkebudayaan untuk menjamin solusi jangka panjang dan berkesinambungan. Pendekatan ekonomi dan politik dalam mengatasi kesenjangan sosial perlu dilandasi nilai budaya yang menekankan kejujuran, kebenaran, kebaikan, dan asas sama di hadapan hukum. Sangatlah penting membangun strategi kebudayaan untuk menjamin komitmen bagi upaya peningkatan kesejahteraan sosial yang berkeadilan.
Tanpa strategi, arah pengembangan kebudayaan dikhawatirkan akan mengalami disorientasi, mudah terombang-ambing oleh pengaruh dari luar, atau terjebak dalam tarik-menarik kekuatan kepentingan sempit para elite dan petualang politik dalam negeri. Tentu saja menjadi pertanyaan, siapa, kapan, dan dari mana harus dimulai. Itulah tantangan yang harus segera dijawab oleh seluruh pemangku kepentingan bangsa dan negara jika tidak ingin keadaan memburuk di tengah arus perubahan saat ini.