Bali Berharap Berkah Tuan Rumah Piala Asia Putri U-17
Penyelenggaraan Piala Asia Putri U-17 2024 diharapkan turut membantu pengembangan sepak bola putri di Pulau Dewata.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Untuk pertama kalinya, Bali menjadi tuan rumah kompetisi sepak bola putri internasional. Pelajar dan masyarakat Bali menjadi saksi penampilan para pesepak bola putri di Piala Asia Putri U-17 2024 sejak 6 Mei 2024. Insan sepak bola putri Bali pun berharap penyelenggaraan turnamen ini dapat menggeliatkan olahraga tersebut di Pulau Dewata.
Pertandingan penyisihan grup Piala Asia Putri U-17 2024 akan kembali digelar pada Minggu (12/5/2024). Dalam sepekan terakhir, publik Bali disuguhkan aksi-aksi para pemain putri dari delapan negara, termasuk Indonesia, di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Stadion ini menjadi satu dari dua tempat pelaksanaan Piala Asia Putri U-17. Laga di stadion tersebut juga terbuka untuk umum dan bisa disaksikan secara gratis.
Semoga beberapa tahun yang akan datang, dialah yang main untuk Indonesia.
Nengah (47) dan keluarganya sengaja datang dari Denpasar untuk menyaksikan langsung pertandingan Indonesia versus Korea Selatan di Piala Asia Putri U-17, 9 Mei lalu. Selain karena menyenangi sepak bola, Nengah juga ingin anaknya, Dwi Yunita Hikmawati (13), kian termotivasi untuk menjadi pesepak bola putri dengan menyaksikan turnamen tersebut.
Dwi tengah menekuni olahraga tersebut sejak dua tahun terakhir. Dia merupakan bagian dari Sekolah Sepak Bola (SSB) Garuda Muda Bali. SSB ini menjadi salah satu lawan uji tanding tim putri Indonesia U-17 selama pemusatan latihan di Bali.
”Di Bali, kan, jarang ada turnamen sepak bola. Jadi, anak saya senang pas ada Piala Asia ini karena enggak cuma bisa menonton tim Indonesia, tetapi juga main lawan mereka pas uji coba. Semoga beberapa tahun yang akan datang, dialah yang main untuk Indonesia,” tutur Nengah.
Asisten Pelatih Akademi Sepak Bola Bali United (BUFA) I Dewa Ayu Ratnasari menyampaikan hal serupa. Perempuan yang kerap disapa Dede ini mengatakan, adanya perwakilan Bali yang bisa menembus tim Indonesia menjadi harapan utamanya setelah penyelenggaraan Piala Asia Putri U-17 di Pulau Dewata.
Saat seleksi untuk tim Indonesia U-17, ada tiga putri Bali yang dipanggil. Mereka adalah Bunga Arifatul Fajriah, I Dewa Ayu Dyasmita, dan Jimbaran Jihan Jauhari. Namun, ketiga pemain ini tidak terpilih untuk masuk skuad Indonesia.
”Tapi, sebelum bicara soal wakil Bali di timnas, saya berharap animo terhadap sepak bola putri di Bali meningkat dulu. Dengan Piala Asia ini, kan, orang jadi paham ada sepak bola putri. Ini bela negara juga lho, apa tidak bangga dan apa tidak tertarik untuk menekuni olahraga ini?” tutur Dede, yang pernah melakoni pemusatan latihan timnas putri untuk Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
Menurut Dede, tantangan mengembangkan sepak bola putri di Bali ialah minimnya minat perempuan terhadap olahraga tersebut. Sepak bola belum menjadi pilihan olahraga bagi perempuan lantaran dianggap tidak umum. Untuk itu, dalam beberapa tahun terakhir, fokus pengembangan sepak bola putri masih berupa upaya menumbuhkan ketertarikan akan olahraga ini.
Mulai Desember 2023, misalnya, Bali United bersama Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Asosiasi Provinsi PSSI Bali menggelar tiga kali coaching clinic sepak bola putri. Peserta coaching clinic merupakan guru dan pelajar dari SD hingga SMA di Bali.
Setiap sekolah membawa satu guru Pendidikan, Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dan lima siswi. Mereka berlatih bersama tiga pelatih dari Bali United. Akhir dari rangkaian coaching clinic tersebut ialah turnamen bertajuk Festival Sepak Bola Putri Tingkat SMP dan SMA di Bali United Training Center, 28 April lalu.
”Semoga setelah banyak anak perempuan yang tahu sepak bola putri, ada turnamen lain yang bisa digelar agar muncul pemain-pemain Bali yang potensial. Kalau sudah begitu, baru kita juga bisa berharap ada putri Bali yang masuk timnas,” tutur Dede, mantan kapten Bali United Women di Liga 1 Putri 2019.
Upaya lain menumbuhkan minat terhadap sepak bola putri dilakukan dengan mengerahkan para pelajar di sekitar Gianyar untuk menyaksikan Piala Asia Putri secara langsung. Salah satu sekolah yang mengajak para siswanya mendukung langsung Indonesia di Kapten I Wayan Dipta ialah SMK Pariwisata Werdi Sila Kumara. Pada laga Indonesia kontra Korea Selatan, sekitar 380 siswa SMK tersebut datang menonton.
Guru SMK Pariwisata Werdi Sila Kumara Ayu Arya mengatakan, ratusan siswa yang datang itu berasal dari total enam kelas. Pengerahan para siswa itu tak lepas dari arahan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali untuk turut meramaikan Piala Asia Putri U-17 sekaligus menumbuhkan antuasiasme terhadap sepak bola putri.
”Di sekolah kami tidak ada ekstrakulikuler atau kegiatan sepak bola putri. Anak-anak perempuan yang senang olahraga biasanya bermain bola voli. Dengan menyaksikan ini, kami berharap bisa menumbuhkan minat terhadap sepak bola putri,” tutur Ayu Arya.