Berkompetisi di Kejuaraan Paralayang Sekaligus Menikmati Keindahan Lombok
Ajang IPAC 1st series Sky Lancing Lombok jadi ajang kompetisi paralayang sekaligus menikmati keindahan lombok.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Federasi Aero Sport Indonesia Paralayang menggelar International Paragliding Accuracy Championship atau IPAC 1st series 2024 di Sky Lancing Lombok, Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada 10-14 Mei 2024. Tidak hanya menjadi ajang kompetisi bagi pilot paralayang, ajang ini juga dimanfaatkan sebagai promosi pariwisata.
Ketua Harian Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI) Marsekal Muda Andi Wijaya, Sabtu (11/5/2024), mengatakan, kejuaraan internasional akurasi peralayang ini terselenggara atas kerja sama FASI, TNI Angkatan Udara, dan FASIDA NTB. Terlibat juga Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, serta pengelola Sky Lancing Lombok Paragliding.
”Ajang ini menjadi sarana peningkatan kualitas atlet agar berkontribusi positif, baik di ajang nasional maupun internasional. Dengan begitu, bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Saya berpesan agar ajang ini jadi kesempatan bagi atlet meningkatkan kemampuan dengan menjunjung tinggi sportivitas dan menjaga marwah paralayang Indonesia,” tutur Andi.
Andi menambahkan, FASI memilih Lombok untuk kejuaraan paralayang dengan skala internasional karena Lombok eksotik. Ia berharap ajang ini bisa berkontribusi pada pengembangan pariwisata di daerah tersebut.
”Juga memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi, meningkatkan minat pemuda pada olahraga, dan hiburan bagi masyarakat di NTB,” kata Andi yang kemudian membuka ajang tersebut dengan menembakkan senapan suar.
Perwakilan Bidang Pembinaan Prestasi Komite FASI Paralayang Annisa Rizki Fitria menambahkan, IPAC adalah produk dari FASI Paralayang untuk kejuaraan akurasi atau ketepatan mendarat.
”Ajang yang masuk kategori 2 Federasi Olahraga Aerosport Internasional ini terbuka untuk pilot lokal dan internasional level intermediate ke atas. Jadi, memang, tujuan FASI Paralayang membuat konsep internasional untuk meningkatkan prestasi, terutama teman-teman pilot lokal di Indonesia. Juga peringkat mereka, baik peringkat nasional maupun rangking internasional,” tutur Annisa.
Annisa menambahkan, seri Sky Lancing Lombok adalah seri pertama dari lima seri IPAC 2024 untuk akurasi. Setelah Lombok, akan ada seri kedua di Banyuwangi di Jawa Timur, seri ketiga di Kotabaru (Kalimantan Selatan), seri keempat di Batu (Jatim), dan seri pamungkas di Sulawesi.
Pada seri Sky Lancing Lombok, kata Annisa, sebanyak 48 peserta akan berkompetisi. Dari seluruh peserta, dua peserta berasal dari Romania dan Malaysia. Sisanya dari berbagai wilayah di Tanah Air, seperti Aceh, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan Papua.
Keindahan Lombok
Annisa menambahkan, Sky Lancing dipilih karena sebelumnya sudah menjadi tuan rumah kejuaraan dunia sebelumnya. Selain itu, lokasi untuk akurasi termasuk ideal.
”Dari tempat lepas landas dan mendarat waktunya putaran atau round tidak lama. Sehingga kita dapat round yang banyak, karena untuk akurasi menyelesaikan 12 round,” kata Annisa.
Dalam kompetisi ini, peserta yang lepas landas dari area Sky Lancing Lombok harus mendarat di Kawasan pesisir Lancing. Menurut Annisa, juara ditentukan berdasarkan ketepatan mendarat di area yang telah ditentukan.
Annisa menambahkan, penilaiannya adalah seberapa dekat pilot mendarat di target. Semakin dekat, semakin kecil nilainya dan itu yang menang.
Annisa mengatakan, alasan pemilihan Sky Lancing juga tidak lepas dari keindahan lokasinya. Ditambah dukungan maksimal dari pemerintah daerah dan Fasida, termasuk pengelola Sky Lancing Lombok, dia yakin hal itu akan menjadi daya tarik utama bagi peserta.
Di kawasan aero sport Sky Lancing Lombok yang berada 18 kilometer arah barat Mandalika, para peserta akan disuguhkan lansekap kawasan pesisir berpasir putih dan laut lepas menyambung samudra. Di sisi kiri dan kanan terdapat hamparan perbukitan hijau yang melengkapi pengalaman peserta.
Sersan Dua Raju Andika (25), perwakilan TNI AU asal Jakarta, mengatakan, di samping prestasi, keindahan Lombok menjadi salah satu alasan ia mengambil bagian dalam ajang tersebut. ”Lombok tempatnya menarik. Jadi, selain untuk mencari prestasi, kita juga bisa sekalian jalan-jalan di sini,” kata Raju.
Raju antusias bisa datang ke Lombok. Apalagi ia sudah cukup lama tidak ikut kejuaraan internasional. Terakhir, dia ikut kejuaraan di tahun 2018.
”Di sini cukup menantang terutama saat mendarat. Anginnya lumayan kencang dan berubah-ubah. Tetapi, itu akan bikin kompetisi jadi lebih seru,” kata Raju.
Adrian Dumitru (55), peserta asal Romania, senang bisa berpartisipasi dan bertemu banyak peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Adrian baru pertama kali ke Lombok dan terpesona akan keindahannya.
”Saya sudah banyak membaca tentang pulau ini, tetapi tidak kunjung dapat kesempatan ke sini. Jadi, ketika mengetahui ada kejuaraan paralayang, saya tidak berpikir dua kali,” kata Adrian.
Menurut Adrian, Lombok adalah pulau yang sangat indah. Dia bisa melihat gunung dan laut sekaligus. Selain itu, kata dia, orang-orangnya menyenangkan dan makanannya enak.
Mahamod Jantan (55) asal Malaysia sudah lama ingin ke Lombok setelah hanya datang ke Jakarta atau Bali saat di Indonesia. Saat ada ajang bergengsi, ia memanfaatkannya untuk berwisata menikmati pantai yang indah dan keramahan orang-orangnya.
Pantauan Kompas, para peserta termasuk pengunjung memang sangat menikmati kawasan Lancing. Selain menikmati kompetisi yang berlangsung, mereka juga mengabadikan keindahan lansekap Lancing dengan ponsel pintar. Di sela-sela istirahat pada siang hari, mereka memanfaatkannya untuk ke kawasan pesisir pantai di kawasan itu, seperti Mawun dan Selong Belanak.
Penjabat Sekretaris Daerah NTB Ibnu Salim menambahkan, pihaknya sangat mendukung kegiatan IPAC di Sky Lancing Lombok. Tidak hanya karena mendorong tumbuh kembangnya atlet paralayang termasuk dari NTB, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata di daerah tersebut.
Haryono Ramadhan (44) dari bagian pemasaran Sky Lancing Lombok Paragliding menambahkan, sejak dibuka pada akhir 2022, peminat kegiatan aerosport cukup tinggi. Apalagi Lancing menjadi lokasi Paragliding Accuracy World Cup 2023 yang diikuti 85 peserta dari 29 negara.
Saat ini, wisatawan mancanegara yang menjajal destinasi tersebut banyak dari Eropa, China, dan Malaysia. Sementara wisatawan domestik banyak datang dari Jakarta dan Surabaya. ”Wisatawan lokal juga cukup banyak yang berminat dan mencoba,” kata Ramadhan.