Performa Pedro Acosta di Luar Dugaan Valentino Rossi
Valentino Rossi tidak menduga Pedro Acosta akan mampu kompetitif dengan sangat cepat di MotoGP.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
JEREZ DE LA FRONTERA, JUMAT – Legenda hidup MotoGPValentino Rossi tidak pernah meragukan kemampuan Pedro Acosta, tetapi dia tetap terkejut dengan kecepatan adaptasi pebalap rookie itu. Dalam empat seri pertama MotoGP 2024, Acosta telah meraih tiga podium, dan sempat menempati posisi kedua klasemen pebalap. Rossi pun meyakini, ke depan Acosta akan sangat kompetitif dan sulit dikalahkan dalam persaingan juara MotoGP.
Acosta yang membela tim Red Bull Gasgas Tech3 meraih podium pertamanya dalam balapan utama seri kedua di Portimao, dengan finis di podium ketiga. Dia kemudian finis di podium kedua di Austin dan finis kedua dalam sprint di Jerez.
Namun, dalam balapan utama di Jerez, dia hanya bisa finis di posisi ke-10 karena sempat bersenggolan dengan pebalap LCR Honda Johann Zarco di lap awal. Balapan itu menjadi pelajaran berharga bagi Acosta untuk selalu presisi sejak sesi latihan, di mana dia terjatuh dalam sesi pemanasan, sehingga motornya rusak. Kondisi trek yang sebagian basah juga membuat dirinya kurang solid dalam sesi kualifikasi, sehingga start di posisi ke-10.
Pelajaran di Jerez itu akan menguatkan Acosta yang sebenarnya masih memelajari seluruh aspek MotoGP, mulai dari motor, alur kerja tim, serta mengelola tekanan psikis. Juara Moto3 dan Moto2 itu pun dinilai oleh Rossi akan menjadi pebalap yang sangat kuat.
"Saya penasaran sekali untuk melihat di mana dia akan finis. Angka-angka yang diraih oleh Acosta dalam kariernya sangat aneh. Dia memenangi dua gelar juara dunia dalam tiga tahun dan dia melakukan sesuatu yang istmewa," ungkap Rossi kepada MotoGP di Jerez akhir pekan lalu.
"Saya tahu dia sangat kuat di MotoGP, tetapi saya tidak menduga itu akan terjadi sangat awal. Ini cukup mengejutkan bagi semua orang, tetapi bagus untuk diikuti. Menurut saya akan sulit (bertarung) dengan dia ke depan," lanjut Rossi.
Namun, peraih sembilan juara dunia di semua kelas itu, menilai Acosta belum akan masuk dalam persaingan juara musim ini. Dia masih perlu memelajari banyak hal di MotoGP untuk bisa tampil konsisten di setiap akhir pekan. Rossi menilai, musim ini favorit juara masih Francecso Bagnaia dan Jorge Martin.
"Di atas kertas, nomor satu dan dua dalam persaingan juara adalah Pecco (sapaan Bagnaia), dan Martin. Pada saat ini, Martin lebih baik. Juga, Pecco kadang tidak beruntung dan melakukan beberapa kesalahan kecil, jadi Martin memiliki keunggulan bagus dalam kejuaraan, tetapi musim sangat, sangat panjang," lanjut Rossi.
"Ada sangat banyak pebalap yang bisa bertarung untuk juara. Ada minimal lima atau enam pebalap. Ada juga Acosta, (Maverick) Vinales, jadi semuanya terbuka," pungkas pemilik tim Pertamina Enduro VR46 Racing itu.
Persaingan juara memang belum menjadi fokus Acosta musim ini, karena dia ingin menjadikan musim debutnya ini sebagai tahun pembelajaran. Dia akan belajar dan menikmati sebanyak mungkin setiap sesi MotoGP yang bergulir 21 seri. Bagi pebalap berusia 19 tahun itu, balapan di Jerez merupakan salah satu pelajaran penting bagi dirinya.
"Ini akhir pekan pembelajaran. Sebelum ini semuanya berjalan terlalu menyenangkan. Kami harus tetap gembira. Kami menjalani akhir pekan yang bagus dan kami tahu bahwa kami perlu menghindari sesuatu seperti kecelakaan dalam pemanasan. Itu bukan cara yang bagus untuk menghancurkan satu motor MotoGP, tetapi, apa pun itu, kami dalam proses," ujar Acosta dikutip Crash.
Meskipun mengalami kecelakan hingga motornya rusak dan jarinya mengalami cedera, Acosta menunjukan kekuatan mentalnya, dengan tetap agresif dalam balapan. Namun, dia kesulitan saat start dan kemudian terlibat senggolan dengan Zarco sehingga posisinya mundur.
Saya tahu dia sangat kuat di MotoGP, tetapi saya tidak menduga itu akan terjadi sangat awal.
"Berbicara terkait balapan, start sangat sulit dan kopling terasa sedikit berbeda dan kemudian saya menjadi sedikit lebih lambat. Bencana terjadi di tikungan pertama bukan saat start. Kemudian, semuanya menjadi sedikit lebih sulit karena Jerez bukan trek termudah untuk mendahului," ujar Acosta.
"Kemudian, Zarco mungkin sedikit lebih lambat dari yang saya perkirakan, tetapi sulit untuk mendahului dia. Namun, kami kemudian memerbaiki posisi. Ini hari yang jelek, tetapi kami berada di posisi sepuluh besar dan itu target kami musim ini," pungkas Acosta.
Acosta kini berada di posisi keempat dengan 69 poin, terpaut 23 poin dari pebalap Pramac Racing Jorge Martin di puncak klasemen. Posisi kedua di tempati Bagnaia dengan 75 poin, dan di posisi ketiga ada rekan setim Bagnaia di Ducati Lenovo, Enea Bastianini dengan 70 poin.