Pecatur IM Aditya Bagus Arfan melaju mulus pada babak kedua. Aditya berpeluang besar merebut norma Grand Master catur.
Oleh
EMILIUS CAESAR ALEXEY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pecatur Indonesia, International Master Aditya Bagus Arfan, melangkah mulus pada babak kedua ajang Pertamina Indonesia GM Tournament 2024, Rabu (24/4/2024), di Hotel Artotel Senayan, Jakarta. Pada laga lainnya, pecatur unggulan pertama GM Novendra Priasmoro ditahan remis oleh pecatur putri terbaik Indonesia, IM Medina Warda Aulia.
Aditya menang atas IM Gilbert Elroy Tarigan dalam pertarungan yang sengit. Keduanya bersaing untuk memperebutkan delapan poin turnamen demi mendapatkan satu norma Grand Master catur.
Dalam laga yang berlangsung sampai langkah ke-60 itu, Aditya dan Gilbert memainkan taktik yang berbeda. Aditya yang memainkan buah catur putih berusaha menekan ke sayap raja dengan mengandalkan serangan bidak yang didukung kuda, benteng, dan menteri.
Di sisi lain, Gilbert cenderung bertahan dengan menutup rapat pertahanan di depan raja sambil melancarkan serangan melalui menteri dan gajah hitam. Perbedaan kedua taktik itu membuat posisi Aditya menjadi lebih unggul.
Pada langkah ke-42, Aditya melakukan kesalahan satu langkah dengan tidak memajukan bidak untuk menyerang. Hal itu dimanfaatkan Gilbert untuk mencoba menyamakan kualitas.
Sampai langkah ke-45, meskipun kualitas keduanya sama, dengan satu benteng, satu kuda, satu gajah, dan tiga bidak, Aditya unggul posisi. Posisi bidak Aditya lebih dekat ke kotak promosi. Saat gagal mencegah bidak putih Aditya promosi, Gilbert akhirnya menyerah.
Dengan hasil itu, Aditya menjadi satu-satunya pecatur Indonesia pada kategori GM Tournament yang mengantongi dua poin turnamen. Posisi Aditya sama dengan GM Temur Kuybokarov dari Australia. Pada babak kedua, Kuybokarov menang atas GM Thien Hai Dao dari Vietnam.
”Aditya bermain taktis dan terus menekan sehingga membuat dia bisa meraih keunggulan posisi. Meskipun Gilbert bisa terus mengimbangi secara kualitas perwira, posisi yang kalah tipis ternyata menjadi penentu hasil akhir,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia.
Sementara itu, Novendra Priasmoro yang memainkan buah catur putih bisa memaksa Medina menutup pertahanan pada tiga kotak terakhir di pertahanannya. Serangan frontal ke sayap raja hitam terlihat sangat menjanjikan sampai langkah ke-20.
Tusukan Novendra melalui benteng dan menteri yang dilindungi gajah putih hampir membuat raja hitam Medina mati. Namun, Medina cukup cerdik untuk mengelakkan raja dari serangan menteri dan menciptakan situasi skak abadi.
Dalam kondisi itu, Novendra terpaksa menerima hasil remis. Hasil remis itu tidak ideal bagi Novendra yang mengincar gelar juara dalam turnamen itu. Novendra harus menang secara konsisten, termasuk melawan Aditya dan Kuybokarov, agar bisa mendongkrak posisinya.
Pada laga lain, GM Susanto Megaranto menang atas GM Eugenio Torre dari Filipina. IM Azarya Jodi Setiyaki bermain remis melawan IM Yoseph Theolifus Taher. WIM Ummi Fisabilillah kalah dari WGM Nguyen Thi Mai Hung dari Vietnam.
Aditya bermain taktis dan terus menekan sehingga membuat dia bisa meraih keunggulan posisi.
Pada babak ketiga, Aditya akan mendapat lawan terkuat, yaitu Kuybokarov. Jika mampu menang, Aditya dapat menempati posisi tertinggi di klasemen dan semakin mudah mengejar norma GM.
Novendra akan melawan IM Uurtsaikh Agibileg dari Mongolia. Susanto akan menghadapi Thien Hai Dao, Medina melawan Eugenio Torre, Gilbert melawan Yoseph, dan Jodi menghadapi IM Liu Xiangyi dari Filipina.