Real Madrid sukses melalui ujian sebagai calon juara Eropa dan Spanyol. Ketabahan pada dua laga berbuah manis.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MADRID, SENIN — Dalam dua laga beruntun, Real Madrid diterpa ujian mental terhadap kelayakan mereka menjadi juara Eropa dan Spanyol. Ujian pertama kontra Manchester City untuk mengetes kelayakan sebagai juara Eropa berhasil dilewati meski harus berdarah-darah terlebih dulu. Real kembali sukses melewati ujian kedua kontra Barcelona di Stadion Santiago Bernabeu, Senin (22/4/2024) dini hari WIB, dalam rangka memastikan kesiapan menjuarai Liga Spanyol.
Sebagaimana saat menghadapi City, laga melawan Barca juga berlangsung amat sengit dan sulit bagi ”Los Blancos”. Jika pertahanan Real begitu diuji di markas City, kali ini lini serang ditantang lebih bertaji ketika tim tertinggal dua kali dari Barca.
Namun, mereka melewati ujian kedua itu dengan mulus dalam kemenangan tipis 3-2 atas Barca. Kemenangan itu, sekali lagi, mempertontonkan mentalitas Real sebagai juara. Sejauh ini Real adalah pemegang jumlah trofi Liga Spanyol terbanyak dengan 35 gelar. Adapun di Liga Champions, Real juga merupakan tim tersukses dengan raihan 14 trofi.
Barca memberikan perlawanan dalam kondisi terdesak demi mempertahankan trofi juara. Setelah tersingkir oleh Paris Saint-Germain pada babak perempat final Liga Champions, mengejar Real di puncak klasemen Liga Spanyol adalah satu-satunya harapan Barca meraih gelar musim ini. Tidak heran para pemain Barca langsung mengambil inisiatif menyerang sejak pertandingan dimulai.
Upaya itu berhasil saat Andreas Christensen mengoptimalkan umpan sepak pojok dari Raphinha untuk menjebol gawang Real pada saat laga baru berjalan enam menit. Kiper Real, Andriy Lunin, keliru menghalau sepak pojok itu sehingga memudahkan Christensen menyambut bola.
Real bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-18. Wasit memberikan hadiah penalti setelah bek kanan Real, Lucas Vazquez, dijatuhkan di kotak penalti. Vinicius Junior yang maju sebagai eksekutor melaksanakan tugasnya dengan baik.
(Madrid) menjalani musim yang luar biasa. Mereka hanya kalah satu kali (di liga). Mereka hampir menyelesaikannya (gelar liga).
Walau Real berhasil menyamakan kedudukan, Barca tidak menyerah. Di babak kedua, Pelatih Barca Xavi Hernandez menginstruksikan para pemainnya untuk meningkatkan intensitas serangan. Garis pertahanan Barca meninggi. Ada enam hingga tujuh pemain terlibat dalam upaya penyerangan, sedangkan tiga pemain tersisa berdiri di garis tengah lapangan mengantisipasi serangan balik (rest defence).
Dalam situasi tersebut, Barca kembali memimpin berkat gol Fermin Lopez. Gol tersebut tidak lepas dari kecerdikan pemain muda Barca, Lamine Yamal, yang bergerak melebar di sisi kanan pada saat Barca membangun serangan di sisi sebaliknya. Ketika arah serangan diubah (switch play) untuk menghindari menumpuknya pemain Real di satu sisi, Yamal sudah siap menyerang dari kanan. Setelah mendapat bola, tembakan Yamal bisa ditepis Lunin, tetapi bola muntah langsung disambar Lopez.
Mental para pemain Real tidak jatuh setelah kembali tertinggal untuk kedua kalinya. Real kembali bisa mengejar melalui gol Vazquez yang menyambut umpan terukur Vinicius.
Ketika laga sepertinya akan berakhir imbang, Real menunjukkan diri layak memenangi liga dengan mencetak gol pembalik keadaan lewat kaki Jude Bellingham pada masa tambahan waktu. Gol ini membuat Bellingham jadi pemain pertama yang berhasil mencetak gol dalam dua el clasico setelah Ruud van Nistelrooy pada 2007.
Sementara itu, Barca mencetak rekor buruk setelah kekalahan ini. Untuk pertama kalinya pada abad ke-21, Barca memimpin dua kali atas Real, tetapi berakhir dengan kekalahan.
”Ketika kami membuat kedudukan menjadi 2-2, Barcelona mencoba untuk menempatkan para pemain ke depan dan kehilangan keseimbangan. Kemudian kami melakukan transisi dengan mudah dan dalam salah satu transisi itu kami berhasil mencetak gol menjadi 3-2,” kata Pelatih Real Carlo Ancelotti.
Fokus Liga Champions
Kemenangan atas Barca membuat selisih poin kedua tim menjadi 11 poin. Real masih kokoh di puncak klasemen dengan koleksi 81 poin. Liga Spanyol tinggal menyisakan enam pertandingan. Secara matematis, Real hampir bisa dipastikan keluar sebagai juara. Xavi pun mengakui sulit untuk mengejar perolehan poin Real di saat waktu semakin tipis.
”(Madrid) menjalani musim yang luar biasa. Mereka hanya kalah satu kali (di liga). Mereka hampir menyelesaikannya (gelar liga),” ujar Xavi.
Xavi memendam kekecewaan lantaran Barca seharusnya bisa mencetak lebih dari dua gol. Selepas Vinicius menyamakan kedudukan dari titik putih, Barca sempat mencetak gol melalui Yamal. Namun, wasit menganulir gol tersebut karena menganggap bola belum melewati garis gawang.
Para pemain dan staf Barca, termasuk Xavi, memprotes. Mereka menilai bola sudah melewati garis. Pengecekan melalui video pembantu wasit (VAR) pun sudah dilakukan. Namun, Liga Spanyol belum memiliki teknologi garis gawang sehingga wasit tetap pada keputusannya menganulir gol Yamal.
Sementara itu, keberhasilan memetik tiga poin dari rival terdekat tidak disangkal bisa membuat Real lebih condong mengarahkan fokus ke Liga Champions. Setelah mengalahkan City, Real sudah ditunggu raksasa Jerman, Bayern Muenchen, di semifinal. Pada saat gelar juara Liga Spanyol sudah di ambang mata, Ancelotti bisa lebih memprioritaskan kebugaran pemain demi menyongsong laga penting kontra Muenchen pada 1 April mendatang. (AFP)