Megawati dan Gia, dari Kawan di Korea Jadi Lawan di Proliga
Alih-alih kerja sama menyerang lawan, Megawati dan Gia kini akan bersaing dan berusaha memblokir pukulan masing-masing.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
Kisah kegemilangan Megawati Hangestri Pertiwi di Korea Selatan bersama Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks tidak bisa dipisahkan dari cerita pertemanannya dengan sesama pemain asing, Giovanna ”Gia” Milana. Di Indonesia, melalui liga voli profesional Proliga 2024, Megawati akan kembali bertemu Gia. Namun, mereka tak akan menjadi teman duet lagi, tetapi lawan yang saling bersaing bersama tim masing-masing.
Pertemanan dengan Gia mewarnai perjalanan karier Megawati di V League atau Liga Bola Voli Korea bersama Red Sparks, Oktober 2023-April 2024. Dalam masa awal perjalanan mereka, Megawati dan Gia saling menguatkan agar bisa beradaptasi mulus di ”Negeri Ginseng”. Kebersamaan mereka terus terjaga hingga keduanya menjadi tulang punggung Red Sparks.
Media-media Korea Selatan menyebut, Megawati dan Gia memiliki ikatan yang baik sehingga mendorong peningkatan performa tim. Potret Megawati tengah menangis di lapangan sambil dipeluk Gia dan penerjemah mereka, Kim Yoon Sol, menunjukkan ikatan itu. Gia dan Sol menenangkan Megawati yang terharu karena berhasil mengantar Red Sparks menang atas Pink Spiders setelah laga ketat pada November 2023.
Megawati sempat mengatakan, kehadiran Gia dan Sol membantu mengatasi masa-masa sulit. Kepada News 1 Korea, Megawati pernah berkata, kebersamaan dengan Gia dan Sol menjadi salah satu kunci adaptasinya di Korea. Pevoli asal Jember, Jawa Timur, ini kerap mengubah suasana hatinya setelah latihan berat dengan mengobrol di kafe bersama Gia dan Sol.
Tak jarang, Megawati juga berjalanan-jalan dan berwisata kuliner dengan Gia dan Sol. ”Ini membuat saya merasa lebih nyaman,” tutur Mega.
Gia menyatakan hal serupa. Kepada media Korea, The Spike, Gia mengatakan bahwa Megawati yang setahun lebih muda darinya itu sudah dianggap seperti adik sendiri. ”Jika saya mengalami hari yang sedih atau penuh tekanan, Mega selalu membuat saya tersenyum, baik di dalam maupun di luar lapangan. Ia seperti sinar matahari, selalu membawa kebahagiaan. Tak hanya bagi saya, tetapi juga semua orang,” ujarnya.
Kendati pada akhirnya gagal mengantarkan Red Sparks menembus partai final dan meraih gelar juara, Megawati dan Gia menorehkan catatan gemilang. Megawati dan Gia masuk 10 besar daftar pencetak poin terbanyak. Dari 35 pertandingan dan 132 set yang dilakoni, Megawati menempati posisi ketujuh dengan mencetak 736 poin. Sementara itu, Gia bertengger di urutan kedelapan dengan 690 dari 34 laga.
Sebenarnya saya sedikit sedih tidak bisa berada di tim yang sama dengan Mega. Namun, saya pikir akan menyenangkan berhadapan satu sama lain.
Perjalanan Megawati dan Gia di Liga Bola Voli Korea musim ini memang telah berakhir. Namun, aksi Megawati dan Gia bakal berlanjut di Proliga 2024, liga bola voli profesional Indonesia, yang dimulai pada 25 April mendatang.
Megawati dan Gia akan bertemu dalam situasi yang berbeda. Setelah menjadi kawan di Liga Bola Voli Korea, Megawati dan Gia kini akan menjadi lawan di Proliga. Pada musim ini, Megawati akan memperkuat Jakarta BIN, sedangkan Gia didatangkan untuk membela Jakarta Pertamina Enduro.
Asisten pelatih Jakarta BIN, Labib, mengatakan, perekrutan Megawati tak lepas dari konsistensi sang pemain selama ini. Menurut Labib, kehadiran Megawati tak hanya akan menambah daya gedor tim, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri teman-temannya.
”Dia (Megawati) sudah mulai berlatih sejak Jumat (12/4/2024). Kehadirannya menambah kepercayaan diri tim lantaran seperti memiliki tiga pemain asing. Dua pemain yang benar-benar dari luar negeri, satu lagi pemain lokal, tetapi punya level seperti pemain asing karena berpengalaman main di luar negeri,” ucap Labib yang juga pelatih Megawati saat di Bank Jatim.
Adapun Gia, yang tiba di Indonesia pada Minggu (14/4/2024), direkrut Jakarta Pertamina Enduro (JPE) setelah melalui berbagai pertimbangan. Chef de Mission JPE Werry Prayogi mengatakan, selain performa, pihaknya juga mempertimbangkan attitude dan ketenaran Gia. ”Kami harap Gia bisa membuat JPE lebih kuat dan dia dapat memberikan pertunjukan lebih menarik serta membuat Proliga lebih semarak,” katanya.
Gia sendiri mengungkapkan, ketertarikannya terhadap Proliga tak lepas dari pengaruh Megawati. Gia kerap mendapatkan cerita soal Proliga, terutama suasana kekeluargaan dalam klub dan kompetisi tersebut. Pemain berusia 25 tahun itu ingin merasakan apa yang diceritakan Megawati.
Tak hanya itu, Gia pun ingin menantang diri sendiri dengan berkarier di Indonesia. Setelah merasa berkembang di Korea, pemain berkebangsaan Amerika Serikat ini berpikir bahwa bermain di Indonesia akan membuatnya terus bertumbuh.
”Sebenarnya saya sedikit sedih tidak bisa berada di tim yang sama dengan Mega. Namun, saya pikir akan menyenangkan berhadapan satu sama lain. Saya tertarik mengetahui bagaimana rasanya mencoba memblokir pukulannya dan dia mencoba memblokir (pukulan) saya,” ujar Gia.
Seperti yang Gia sampaikan, menarik untuk melihat kedua pemain yang biasanya menjadi andalan tim untuk menyerang lawan, kini harus memblokir serangan masing-masing. Rivalitas tersebut akan membuat Proliga 2024 kian berwarna.