Selamat Menikmati Kebisingan “Tembok Kuning” Dortmund
Dortmund akan menggedor pertahanan Atletico dengan bantuan teror ”Tembok Kuning”. Seni bertahan Simeone diuji lagi.
DORTMUND, SENIN — Bagi skuad Borussia Dortmund, kekalahan 1-2 dari Atletico Madrid di laga pertama perempat final terasa seperti hasil positif. Walaupun tertinggal, mereka sangat yakin bisa membalikkan keadaan karena akan bermain di kandang sendiri Stadion Signal Iduna Park yang dikenal angker untuk tim tamu.
Malam teramat panjang sudah menanti Atletico dalam laga kedua di markas Dortmund, Rabu (17/4/2024) dini hari WIB. Seperti diketahui, Dortmund memiliki stadion dengan kapasitas penonton terbanyak di Jerman, sekitar 81.000 kursi. Tribune diisi para pendukung fanatik yang tidak bersahabat dengan tim tamu.
Terutama di tribune selatan yang dijuluki “Tembok Kuning”. Area dengan kapasitas 25.000 kursi itu selalu paling beringas. Dengan tiket termurah dibandingkan area lain, tribune itu diisi penonton berpenghasilan rendah. Mereka sangat ekspresif menuangkan emosinya dengan nyanyian dan teriakan di sepanjang laga.
Dari “Tembok Kuning” setinggi 40 meter, tim tamu bisa merasakan neraka. Sebaliknya, skuad Dortmund menikmati hawa surga. “Seperti terlahir kembali saat keluar dari lorong. Anda bisa merasakan seisi stadion meledak, seperti ada 150.000 orang yang menggila,” kata Juergen Klopp saat masih melatih Dortmund.
Baca juga: Jalur ”Kuda Hitam” Atletico dan Dortmund
Keyakinan itu yang dibawa tim asuhan pelatih Edin Terzic pada laga kedua. “Peluang kami tidak buruk. Tidak mudah, tetapi kami percaya bisa melakukannya,” ujar gelandang veteran Dortmund, Emre Can.
Atletico hanya bisa meratapi kegagalan menang besar di Stadion Wanda Metropolitano. Gelandang Atletico yang sempat bermain untuk Dortmund, Axel Witsel, sempat mengingatkan, mereka wajib memanfaatkan laga kandang sebaik mungkin. Laga di markas Dortmund akan jauh lebih sulit.
Namun, Atletico yang unggul dua gol lebih dulu justru kecolongan di pengujung laga. Pelatih Atletico, Diego Simeone, sudah pernah merasakan atmosfer kejam Stadion Signal Iduna Park pada Oktober 2018. Ketika itu, Simeone dan anak asuhnya pulang dengan kekalahan telak empat gol tanpa balas.
Dortmund tidak terlalu beringas di kandang pada musim ini jika dibandingkan musim-musim sebelumnya. Meskipun begitu, mereka belum terkalahkan dalam empat laga kandang (2 menang, 2 seri) di Liga Champions. Terakhir kali, mereka menumbangkan PSV Eindhoven 2-0 untuk lolos ke perempat final.
Baca juga: Wajah Anomali Inter dan Atletico
Kami tahu apa yang akan kami hadapi di sana. Kami akan bermain di stadion yang sulit.
“Kami tahu apa yang akan kami hadapi di sana. Kami akan bermain di stadion yang sulit. Di mana mereka akan bertambah kuat. Kami pun harus siap menderita. Selain itu, mereka juga memiliki kualitas pemain yang bagus, terutama dari sisi sayap. Bagi kami kuncinya memanfaatkan ruang sebaik mungkin,” ucap Simeone.
Atletico menang di laga pertama karena lebih efisien. Dua gol mereka berawal dari kesalahan individu para pemain bertahan Dortmund. Adapun Antoine Griezmann dan rekan-rekan hanya mencatat penguasaan bola 33,4 persen, tetapi mereka tetap bisa mengontrol permainan dengan organisasi pertahanan yang sangat rapi.
Hal serupa berpotensi terjadi lagi di laga kedua. Atletico akan sangat berhati-hati dalam menjaga keunggulan. Tim tamu akan kembali mengandalkan seni bertahan ala Simeone yang selalu diperlihatkan di Liga Champions. Mereka mengincar serangan balik kilat yang dimotori pemain cepat seperti Griezmann.
Peluang Dortmund sangat besar jika berkaca dari 15 menit terakhir di Stadion Wanda Metropolitano. Setelah gol balasan penyerang Sebastian Haller, mereka terus mengepung pertahanan Atletico. Dortmund nyaris menyamakan kedudukan dua kali saat upaya Julian Brandt dan Jamie Bynoe-Gittens membentur mistar gawang.
Baca juga: Tundukkan PSV, Dortmund Lolos ke Perempat Final Liga Champions
Jika bisa konsisten mengulang momentum pada akhir laga tersebut di kandang, Dortmund akan berjaya. Menariknya, Terzic memiliki banyak pemain yang bisa berkontribusi dari bangku cadangan. Adapun Haller, Brandt, dan Bynoe-Gittens sama-sama memulai laga sebagai cadangan dan masuk seusai turun minum.
Terzic mengatakan, laga nanti tidak semudah yang dibayangkan. Banyak di antara para pemain muda mereka yang baru pertama kali tampil di perempat final, seperti Felix Nmecha (23) dan Ian Maatsen (22). Adapun kesalahan Maatsen di laga pertama membuat Atletico bisa unggul cepat pada menit ke-4.
“Peluang masih terbuka. Hanya saja kami harus memulai laga dengan berbeda. Tidak bisa lagi memberikan hadiah untuk lawan, seperti dua gol kemarin. Jika terjadi lagi, semua akan berakhir. Kami harus membawa banyak hal positif pada paruh kedua. Saat itu, kami menunjukkan kualitas sebenarnya,” kata Terzic.
Namun, saat membutuhkan gol, Dortmund dipastikan tidak bisa akan kehilangan Haller karena cedera engkel. Hal itu akan mengurangi opsi mereka di lini serang. Dengan tinggi 1,9 meter, Haller sebenarnya sangat dibutuhkan untuk membongkar “parkir bus” di pertahanan Atletico. (AP/REUTERS)