Bukan Kambwala, Problem Terbesar Manchester United
Kambwala hanya bagian kecil dari masalah MU dalam organisasi bertahan. Problem itu akan menggerogoti hingga akhir musim.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
BOURNEMOUTH, MINGGU – Sepekan setelah tampil solid versus Liverpool, bek remaja Manchester United, Willy Kambwala, langsung menjadi ”kambing hitam” dalam hasil imbang dengan Bournemouth. Dua gol lawan seolah murni kesalahannya. Padahal, dia hanyalah orang tepat di waktu yang salah.
MU nyaris saja pulang dari Stadion Vitality dengan tangan hampa pada Minggu (14/4/2024) dini hari WIB. Jelang akhir laga, wasit Tony Harrington sempat memberikan hadiah penalti untuk tim tuan rumah. Kambwala menjatuhkan gelandang Bournemouth, Ryan Bournemouth, tepat di garis kotak penalti.
Organisasi bertahan kami juga kurang baik. Ada jarak antara lini yang menguntungkan lawan, terutama di sisi kanan.
Namun, asisten wasit video (VAR) menganulir keputusan itu. Pelanggaran terjadi di luar kotak penalti. Kambwala tampak lega. Bayangkan perasaannya jika penalti tetap diberikan. Dia turut bersalah dalam dua gol lawan di paruh pertama. Laga berakhir imbang 2-2 yang sekaligus memperpanjang tren tanpa kemenangan MU (empat laga).
Manajer MU Erik ten Hag kembali memainkan bek 19 tahun, seperti Kambwala, karena badai cedera. ”Kami sudah menggunakan formasi ini dua kali (termasuk lawan Liverpool) dan mereka memberikan segalanya. Hanya saja, beberapa masih muda dan kurang pengalaman. Liga Inggris sangatlah sulit,” ujarnya.
Kambwala terjatuh saat berduel satu lawan satu dengan penyerang Dominic Solanke dalam proses gol pertama. Saat gol kedua, dia juga gagal mengantisipasi pergerakan gelandang serang Justin Kluivert di kotak penalti. Sepasang gol Bournemouth tersebut datang dari sisi kanan, area Kambwala beroperasi.
Meskipun demikian, Kambwala tidak sepenuhnya bersalah. Dia semestinya tidak berada dalam situasi tersebut jika organisasi pertahanan MU lebih baik. Kenyataannya, lini tengah MU begitu kosong dan mudah ditembus lawan. Bek sayap Diogo Dalot dan Kambwala pun menjadi sasaran langsung serangan tuan rumah.
”Kami kehilangan bola sangat mudah di area yang seharusnya tidak terjadi. Seperti di gol pertama, kami kehilangan bola saat membangun serangan. Organisasi bertahan kami juga kurang baik. Ada jarak antara lini yang menguntungkan lawan, terutama di sisi kanan,” kata Ten Hag soal tertinggal dua kali sebelum turun minum.
Terbukti, Kambwala tampil lebih solid di paruh kedua setelah organisasi pertahanan MU membaik. Ten Hag langsung mengganti penyerang sayap Alejandro Garnacho dengan Amad Diallo usai turun minum. Diallo lebih agresif membantu sisi kanan pertahanan. Adapun Garnacho sering salah posisi dan kurang gigih saat bertahan.
MU sangat beruntung karena Bournemouth kurang klinis, terutama saat mendapatkan hujan peluang di paruh pertama. Tuan rumah jauh lebih berbahaya di laga ini, terlihat dalam keunggulan jumlah tembakan 20-8. Kiper MU, Andre Onana, juga tampil cukup solid dengan melakukan tiga penyelamatan.
Dalot mengatakan, timnya masih mencari solusi masalah di pertahanan. ”Mungkin kami harus bermain lebih rapat lagi sebagai tim. Jangan membuat jarak antara pemain bertahan dan gelandang terlalu jauh. Itu sering kali membuat kami rentan dalam serangan balik. Tidak bagus untuk klub dengan level seperti kami,” ujarnya.
Menurut Squawka, MU sudah kemasukan 20 tembakan lebih dalam 9 dari 10 laga terakhir di Liga Inggris. Mereka juga mencatat kecolongan tembakan terbanyak sejauh ini, 574 kali. Data itu bisa memperlihatkan kekacauan pertahanan MU sekaligus betapa sulitnya jadi bek dan kiper ”Setan Merah” saat ini.
Manajer Bournemouth Andoni Iraola menilai, timnya lebih pantas menang. ”Kami hanya tidak mampu menyelesaikan peluang. Terkadang Onana menyelamatkan mereka, terkadang kami yang kurang tajam. Selain itu, juga keputusan wasit selalu tidak berpihak pada kami,” ujar manajer terbaik Liga Inggris bulan Maret tersebut.
Dewi Fortuna lagi-lagi memihak MU di paruh kedua. Saat kondisi tertinggal 1-2, mereka tiba-tiba mendapatkan penalti. Bek sayap Adam Smith tidak sengaja menyenggol bola dengan tangannya. Kapten MU Bruno Fernandes mengeksekusi penalti dengan sempurna yang sekaligus menyamakan kedudukan.
Adapun tim tamu hanya mencatat dua tembakan tepat sasaran sepanjang laga, termasuk dari penalti Fernandes. Gol pertama juga disumbang Fernandes dari situasi kemelut di depan gawang lawan. Penyerang lain, Rasmus Hojlund dan Marcus Rashford, tidak banyak berkontribusi di Stadion Vitality.
Akibat hasil pekan ini, MU (50 poin) harus rela keluar dari zona enam besar. Mereka berada di peringkat ke-7 setelah dikudeta Newcastle United (50 poin) yang lebih unggul selisih gol. Mereka tertinggal 10 poin dari peringkat keempat Aston Villa dengan hanya enam laga tersisa. Kans MU lolos Liga Champions musim depan pun berada di ujung tanduk. (AP/REUTERS)