Tiket Olimpiade Milik Rinov/Pitha
Rinov/Pitha mendapatkan tiket tampil di Olimpiade Paris 2024. Indonesia memiliki wakil di semua nomor bulu tangkis.
NINGBO, KAMIS — Tiket Olimpiade Paris 2024 untuk nomor ganda campuran bulu tangkis Indonesia akhirnya menjadi milik Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Mereka dipastikan mendapatkannya melalui jalan berliku pada masa kualifikasi yang dikombinasikan dengan kekalahan pesaing pada babak-babak awal Kejuaraan Asia.
Kejuaraan Asia Bulu Tangkis di Ningbo, China, 9-14 April, menjadi ajang terakhir bagi pemain Asia untuk mengumpulkan poin ranking pada masa kualifikasi Olimpiade yang akan berakhir pada 28 April 2024. Periode kualifikasi ini berlangsung sejak 1 Mei 2023.
Hasil dari persaingan pada kualifikasi tersebut akan berbentuk ranking yang akan dikeluarkan BWF pada 30 April. Melalu daftar ini, setiap negara akan mengetahui jumlah tiket yang didapat, yaitu maksimal dua tiket untuk masing-masing nomor. Pemerataan pemberian tiket dari setiap zona juga akan diperhitungkan sesuai dengan ketentuan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Sebelum Kejuaraan Asia dimulai, Rinov/Pitha berada pada posisi aman untuk lolos ke Paris 2024 karena menjadi wakil ke-13 yang lolos dari 16 peserta nomor ganda campuran. Namun, posisi tersebut berisiko berubah, tergantung dari hasil yang didapat mereka serta pesaing, terutama Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han Jessica (Singapura) dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, di Kejuaraan Asia.
Baca juga: Rinov/Pitha Tinggal Menanti Nasib untuk Olimpiade Paris 2024
Ketika Rinov/Pitha kalah dari Seo Seung-jae/Chae Yu-jung (Korea Selatan) dengan skor 18-21, 14-21 pada babak kedua, Kamis (11/4/2024) pagi waktu setempat, nasib mereka benar-benar bergantung kepada Hee/Tan dan Dejan/Gloria. Setelah itu, pesaing berkurang saat Hee/Tan tersingkir pada babak yang sama karena kalah dari Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China) 11-21, 11-21. Hee/Tan tak memenuhi syarat untuk menyalip Rinov/Pitha karena tak lolos ke semifinal.
Dalam posisi tersebut, ganda campuran Indonesia sebenarnya telah dipastikan memiliki satu wakil di Olimpiade Paris pada 26 Juli-11 Agustus. Dengan demikian, wakil dari nomor tersebut tak terputus sejak dipertandingkan pada Olimpiade Atlanta 1996.
Akan tetapi, pasangan yang berhak lolos berdasarkan ranking belum bisa dipastikan. Rinov/Pitha harus bersaing dengan rekan senegara, Dejan/Gloria.
Rinov/Pitha, yang merupakan juara dunia yunior 2017, akhirnya berhak mendapat tiket Olimpiade untuk pertama kalinya ketika Dejan/Gloria kalah pada babak kedua yang berlangsung Kamis malam. Kekalahan 18-21, 16-21 dari Kim Won-ho/Jeong Na-eun (Korea Selatan) membuat Dejan/Gloria tak akan bisa menyalip Rinov/Pitha dalam ranking kualifikasi karena mereka tak bisa mencapai final.
Baca juga: Dikalahkan Tekanan, Fikri/Bagas Mengubur Mimpi ke Olimpiade Paris
Ya pasti lega. Sudah dihitung juga poin dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dari undian di Kejuaraan Asia.
Dejan/Gloria, sebagai ganda campuran nomor dua Indonesia, sebenarnya memiliki bekal ketika mencapai perempat final All England yang berlevel Super 1000. Namun, setelah itu, mereka tak mendapat hasil baik karena tersingkir pada babak kedua Swiss Terbuka, babak pertama Spanyol Masters, lalu babak kedua Kejuaraan Asia.
Herry Iman Pierngadi, yang baru melatih pemain ganda campuran pelatnas bulu tangkis sejak September 2023, menyatakan perasaannya karena Rinov/Pitha lolos berdasarkan ranking. ”Ya pasti lega. Sudah dihitung juga poin dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dari undian di Kejuaraan Asia,” kata Herry.
BWF sebenarnya memberlakukan peraturan bahwa nama atlet yang akan tampil di Olimpiade berhak dipilih oleh federasi setiap negara berdasarkan kuota yang ditetapkan. Akan tetapi, federasi pada umumnya menggunakan ranking terbaik sebagai patokan, kecuali jika mereka memiliki pertimbangan lain.
PP PBSI pernah menggunakan hak itu dengan mendaftarkan tunggal putri Adriyanti Firdasari untuk Olimpiade London 2012, alih-alih Maria Febe Kusumastuti yang memiliki ranking lebih baik. Saat itu, Febe (yang berlatih di PB Djarum) memiliki ranking ke-33, sedangkan Firda yang merupakan pemain pelatnas di peringkat ke-38.
Baca juga: Bersiap Hadapi Lawan Tangguh pada Babak Pertama Kejuaraan Asia
Empat wakil perempat final
Kekalahan Dejan/Gloria dan Rinov/Pitha membuat Indonesia tinggal menyisakan empat wakil dari tiga nomor pada perempat final yang akan berlangsung Jumat. Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie dari tunggal putra, Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra).
Anthony, Gregoria, dan Fajar/Rian akan ditantang wakil tuan rumah, sementara Jonatan akan berhadapan dengan Lee Zii Jia (Malaysia). Anthony akan berhadapan dengan Li Shi Feng, Gregoria dengan Chen Yu Fei, sementara Fajar/Rian melawan Liang Wei Keng/Wang Chang.
Bagi empat wakil Indonesia tersisa itu, perempat final nanti menjadi ujian untuk menghentikan kemenangan lawan atas mereka pada beberapa pertemuan terakhir. Anthony, misalnya, selalu kalah dalam dua pertemuan terakhir meski unggul 4-2 atas Li. Dua kekalahan tersebut dialami pada Asian Games Hangzhou 2022 yang dimundurkan setahun karena Covid-19 dan perempat final Perancis Terbuka 2023.
Jonatan pun selalu kalah dari Lee pada lima pertemuan terakhir meski menang empat kali beruntun pada persaingan sebelumnya. Kemenangan terakhir Jonatan atas Lee didapat pada babak kedua Singapura Terbuka 2019.
Baca juga: Satu Panggung, Berbagai Tujuan
Meski demikian, tunggal putra Indonesia ranking kelima dunia itu tidak ingin bergantung pada statistik. ”Saya anggap pertemuan kami mulai nol-nol lagi karena saya rasa, semua pemain punya peluang. Tinggal siapa yang bisa memanfaatkan peluang tersebut,” kata juara All England tersebut.
Fajar/Rian, yang juga juara All England, antusias untuk berhadapan dengan Liang/Wang setelah kalah pada dua pertemuan terakhir, yaitu di semifinal turnamen Final BWF 2023 dan perempat final Malaysia Terbuka 2024. Persaingan di antara kedua pasangan selalu berlangsung ketat hingga empat dari lima pertandingan mereka berlangsung dalam tiga gim.
”Pertandingan perempat final sangat saya nantikan karena lawan adalah pasangan muda yang bagus penampilannya. Kami ingin menampilkan kemampuan terbaik melawan mereka dan akan menjadikan pertandingan itu sebagai ajang simulasi menjelang Piala Thomas dan Olimpiade,” ujar Fajar.
Sementara pertamuan Gregoria dan Chen akan menjadi ulangan perempat final Kejuaraan Asia 2023. Setahun lalu, Gregoria kalah 10-21, 21-19, 13-21.
Baca juga: Batal ke Kejuaraan Asia, Apriyani Masih Fokus Pemulihan Cedera
Gregoria, yang selalu berkomentar apa adanya tentang penampilannya, mengatakan, dirinya harus bermain lebih baik saat melawan Chen dibandingkan ketika tampil pada babak kedua. Tunggal putri ranking ketujuh dunia itu kecewa dengan penampilannya meski menang atas Pai Yu Po (Taiwan) 21-19, 21-16.
”Laga tadi bukan pertandingan yang bagus buat saya. Semakin saya ingin bisa mendapatkan poin, saya malah kerap membuang poin. Saya benar-benar tidak puas dan nyaman dengan pertandingan hari ini karena banyak melakukan kesalahan sepele. Melawan Chen, saya harus bisa lebih tenang dan bisa membaca keadaan,” ujarnya.