Rinov/Pitha Tinggal Menanti Nasib untuk Olimpiade Paris 2024
Kualifikasi Olimpiade Paris 2024 telah berakhir bagi Rinov/Pitha. Mereka menggantungkan nasib pada hasil pemain lain.
NINGBO, KAMIS — Upaya Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari selama setahun terakhir untuk bisa tampil di Olimpiade Paris 2024 berakhir di babak kedua Kejuaraan Asia Bulu Tangkis 2024. Kini, ganda campuran Indonesia itu tinggal menggantungkan hasil kerja keras tersebut pada perjalanan pasangan lain.
Perjalanan Rinov/Pitha pada masa kualifikasi Olimpiade, 1 Mei 2023 hingga 28 April 2024, berakhir di tangan juara dunia asal Korea Selatan, Seo Seung-jae/Chae Yu-jung. Pada pertandingan di Olympic Sports Center Gymnasium, Ningbo, China, Kamis (11/4/2024), mereka kalah dengan skor 18-21, 14-21.
Sebelum Kejuaraan Asia, yang selevel dengan turnamen BWF World Tour Super 1000, dimulai pada 9 April, Rinov/Pitha berada di posisi ke-13 ganda campuran yang lolos ke Paris 2024. Nomor ganda campuran, seperti juga ganda putra dan putri, pada persaingan Olimpiade hanya diikuti 16 pasangan.
Jumlah tersebut berbeda dengan nomor tunggal putra dan putri yang terdiri atas 38 pemain di luar tambahan pemain yang lolos pada nomor tunggal dan ganda. Di Olimpiade Tokyo 2020, misalnya, jumlah peserta tunggal putri terdiri atas 43 pemain, sementara persaingan tunggal putra diikuti 42 atlet.
Baca juga: Dikalahkan Tekanan, Fikri/Bagas Mengubur Mimpi ke Olimpiade Paris
Perjalanan Rinov/Pitha pada masa kualifikasi dimulai dari Kejuaraan Beregu Campuran Piala Sudirman di Suzhou, China, 14-21 Mei 2023. Dalam perjalanan selama setahun, mereka dan ganda campuran Indonesia lainnya yang juga bersaing untuk lolos ke Olimpiade, yaitu Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, kesulitan bersaing dengan enam pasangan terbaik dunia, seperti Seo/Chae, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
Dalam persaingan turnamen BWF World Tour level tinggi, yaitu Super 750 dan 1000, hasil terbaik Rinov/Pitha adalah perempat final Indonesia Terbuka Super 1000. Pada 2024, hasil yang diperoleh pun naik-turun. Mereka tak pernah melewati babak kedua pada enam turnamen sejak awal tahun hingga mencapai final Orleans Masters Super 300 dan menjuarai Spanyol Masters Super 300 pada Maret.
Kedua turnamen tersebut menjadi bagian dari lima turnamen dalam lima pekan beruntun di Eropa yang harus diikuti dalam upaya mengamankan tiket Olimpiade bagi ganda campuran. Sejak nomor ini dipertandingkan pada Olimpiade Atlanta 1996, Indonesia selalu memiliki wakil. Hasil terbaik didapat di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dengan perolehan medali emas dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Setelah tersingkirnya Rehan/Lisa pada babak pertama Kejuaraan Asia, harapan ”Merah Putih” untuk tetap memiliki wakil ganda campuran Olimpiade berada di tangan Rinov/Pitha atau Dejan/Gloria. Nomor ini, seperti ganda putra dan putri, tak bisa mendapat dua tiket Olimpiade karena peluang menempatkan dua pasangan pada posisi delapan besar, 30 April nanti, telah tertutup. Itu menjadi syarat bagi setiap negara agar mendapatkan kuota dua tiket untuk nomor ganda.
Baca juga: Bersiap Hadapi Lawan Tangguh pada Babak Pertama Kejuaraan Asia
Hasil ini memang tidak seperti yang kami harapkan. Sebenarnya ada kesempatan untuk meraih kemenangan pada gim pertama.
Setelah mencapai final Orleans Masters dan menjuarai Swiss Terbuka, peluang Rinov/Pitha ke Paris 2024 terbuka cukup lebar. Akan tetapi, nasib mereka tetap tergantung dari pasangan lain, terutama Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han Jessica (Singapura) sebagai pesaing terdekat.
Pasangan Indonesia itu semakin mendekatkan langkah ke Paris karena Hee/Tan gagal mencapai syarat minimal untuk menyalip Rinov/Pitha, yaitu mencapai semifinal Kejuaraan Asia. Mereka kalah dari Zheng/Huang, 11-21, 11-21, pada babak kedua.
Namun, kepastian Rinov/Pitha tak hanya bergantung pada Hee/Tan. Mereka juga harus menanti hasil rekan senegara, Dejan/Gloria, yang melawan Kim Won-ho/Jeong Na-eun (Korea Selatan) pada Kamis malam. Dejan/Gloria, yang memiliki statistik pertemuan 1-2 dengan Kim/Jeong, bisa menggeser Rinov/Pitha sebagai ganda campuran nomor satu Indonesia jika, minimal, mencapai final.
Nama pemain yang berhak tampil di Olimpiade, berdasarkan peraturan BWF, ditentukan oleh federasi bulu tangkis setiap negara. Meski demikian, indikator yang lumrah digunakan adalah pemain yang memiliki ranking terbaik.
Baca juga: Satu Panggung, Berbagai Tujuan
Kalah pada momen kritis
Tentang performa ketika melawan Seo/Chae, Rinov menilai bahwa mereka tidak sekonsisten lawan saat menghadapi momen kritis. Momen yang dimaksud Rinov adalah ketika persaingan ketat terjadi menjelang akhir gim.
Pada gim pertama, misalnya, Rinov/Pitha bisa menyamakan skor menjadi 18-18 setelah tertinggal 14-18. Namun, setelah itu, mereka kehilangan tiga poin dengan cepat karena tak dapat mempertahankan kualitas pukulan yang baik, seperti ketika mendapat poin pertama hingga kesembilan.
Dalam momen tersebut, Rinov/Pitha bisa membaca permainan lawan dengan baik sehingga sering mendapat poin melalui pola main yang cerdik. Mereka berkali-kali mendapat poin dengan mengarahkan pukulan ketika menemukan celah lapangan lawan yang kosong.
Seperti dituturkan pelatih ganda campuran Herry Iman Pierngadi setelah tur Eropa sepanjang Maret, kualitas permainan Pitha di dekat net membaik. Dia memiliki keberanian menyerang, salah satunya dengan mengecoh lawan melalui penempatan pukulan yang arahnya tak bisa ditebak lawan, seperti dengan net silang.
Baca juga: Batal ke Kejuaraan Asia, Apriyani Masih Fokus Pemulihan Cedera
Akan tetapi, seperti juga dikatakan Herry, Pitha harus mempertajam akurasi pukulan dan menjaganya sepanjang pertandingan. Faktor ini terlihat menurun pada gim kedua. Apalagi, lawan yang dihadapi adalah salah satu ganda campuran elite dunia yang memiliki kemampuan bangkit meski dalam keadaan tertekan.
”Hasil ini memang tidak seperti yang kami harapkan. Sebenarnya ada kesempatan untuk meraih kemenangan pada gim pertama. Hanya saja, kami masih kurang konsisten dibandingkan dengan lawan. Kami masih banyak melakukan kesalahan di poin-poin kritis,” ujar Rinov.
Pada babak kedua sepanjang Kamis, Indonesia memiliki enam wakil. Selain Rinov/Pitha yang bermain pada sesi awal, tampil pula Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Gregoria Mariska Tunjung pada nomor tunggal. Pada nomor ganda, wakil yang tersisa adalah Dejan/Gloria dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Fajar/Rian menjadi satu-satunya ganda putra Indonesia yang bisa lolos ke babak kedua setelah tersingkirnya Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin pada babak pertama, Rabu. Kekalahan Fikri/Bagas dari Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren (Thailand), 21-15, 16-21, 17-21, bahkan, memupus peluang mereka untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Indonesia pun hanya akan mendapat satu tiket dari nomor ganda putra karena kekalahan Fikri/Bagas tersebut. Mereka, yang berada di posisi kesembilan saat Kejuaraan Asia gagal menggeser Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China) di ranking kedelapan. Apalagi, Liu/Ou belum terhenti dan memastikan lolos ke perempat final. Pada babak kedua, mereka mengalahkan Kim Young-hyuk/Wang Chan (Korea Selatan), 21-16, 22-20.
Kim/Wang adalah pasangan yang menyingkirkan Leo/Daniel dengan skor 13-21, 21-19, 23-21. Berdasarkan pertandingan tersebut, Leo menuturkan, mereka harus berlatih agar tidak mudah membuat kesalahan.
Leo/Daniel dan Fikri/Bagas adalah dua dari empat ganda putra pelatnas utama yang berada di bawah Fajar/Rian. Namun, performa mereka belum konsisten. Fikri/Bagas tersingkir pada babak pertama Kejuaraan Asia setelah mencapai perempat final All England dan final Swiss Terbuka.
Sementara Leo/Daniel kalah di Kejuaraan Asia setelah menjadi semifinalis Swiss Terbuka. Performa mereka menghasilkan gelar juara Indonesia Masters pada Januari, tetapi setelah itu dua kali tersingkir pada babak pertama dari tiga turnamen.
Pada nomor ganda putri, Indonesia kehabisan wakil ketika Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto dan Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Alessya Rose tersingkir pada babak pertama. Lanny/Ribka kalah dalam level permainan dibandingkan dengan pasangan nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, dan kalah 15-21, 14-21. Adapun Meilysa/Rachel kalah dari pasangan Hongkong, Yeung Nga Ting/Yeung Pui Lam, 21-18, 14-21, 19-21.