Ditahan imbang Sheffield United membuat Chelsea sulit menembus zona kompetisi Eropa.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
SHEFFIELD, SENIN — Inkonsistensi seakan enggan meninggalkan Chelsea di musim ini. Setelah menerima pujian berkat kemenangan dramatis atas Manchester United, tiga hari berselang, ”Si Biru” tak mampu mengemas tiga poin dari kandang tim juru kunci, Sheffield United. Laga di Stadion Bramall Lane, Minggu (8/4/2024) dini hari WIB, berakhir sama kuat 2-2.
Padahal, tiga poin dari markas Sheffield bakal membantu Chelsea mendekati perolehan poin Newcastle United di peringkat delapan yang mengemas 47 poin. Tak hanya Newcastle, Cole Palmer dan kawan-kawan juga bakal berjarak dua poin dari West Ham United yang berada di posisi terakhir zona kompetisi antarklub Eropa, yaitu peringkat ketujuh.
Dengan baru memainkan 30 laga, Chelsea amat berpeluang naik ke peringkat ketujuh di bulan ini jika mampu tampil konsisten meraih kemenangan. Mereka memiliki satu tabungan dari Newcastle, lalu memainkan dua laga lebih sedikit dibandingkan West Ham.
Meski demikian, kans besar untuk merangsek ke posisi tujuh besar pupus akibat performa buruk di Bramall Lane. Tiga poin yang sudah di depan mata Chelsea menguap akibat gol penyerang Sheffield, Oliver McBurnie, ketika laga memasuki menit 90+3. Chelsea sempat unggul 2-1 setelah penyerang sayap Noni Madueke mencetak gol ketika laga berjalan 66 menit.
Itu adalah momen kedua Sheffield, yang berjuluk ”Si Pisau”, bisa menyamakan kedudukan atas Chelsea. Tim tamu unggul lebih dulu melalui sumbangan bek gaek Thiago Silva di menit ke-11, kemudian bek sayap kanan Sheffield, Jayden Bogle, menyamakan kedudukan di menit ke-32 berkat memanfaatkan penempatan posisi buruk kiper Chelsea, Dorde Petrovic.
Alhasil, Chelsea masih bertahan di peringkat kesembilan dengan 44 poin. Tanpa memedulikan upaya untuk naik peringkat, Si Biru juga perlu waspada kejaran dari tiga tim di bawah mereka, yaitu Brighton and Hove Albion (43 poin), Wolverhampton Wanderers (42), dan Bournemouth (41), yang kapan saja bisa menendang Chelsea dari kawasan 10 besar jika kembali gagal menang di pekan-pekan mendatang.
Manajer Chelsea Mauricio Pochettino tidak ingin mencari alasan atas hasil imbang dari Sheffield. Meski demikian, ia mengakui, beberapa pemain kelelahan sehingga gagal menampilkan performa terbaik. Palmer, misalnya, gagal menduplikasi permainan tajamnya ke gawang MU pada Jumat WIB lalu. Ia pun ditarik dan digantikan oleh Carney Chukwuemeka di menit ke-74.
”Kami mencetak gol dan masalahnya adalah kami kebobolan banyak gol. Ini tentang menjadi tangguh, lebih bertanggung jawab, dan mencoba terus bermain, intinya pemain-pemain muda yang saya miliki harus lebih konsisten,” ujar Pochettino kepada Sky Sports.
Pochettino pun menganggap hasil imbang dari Bramall Lane layak didapatkan timnya. ”Jika Anda menganalisis gim, seri adalah hasil yang adil. Saya pikir Sheffield menciptakan banyak peluang, di sisi lain kami tidak mengontrol laga dengan baik,” ucapnya.
Pernyataan Pochettino itu penuh dasar. Berdasarkan statistik, Sheffield mampu menghasilkan 11 tembakan, sedangkan Chelsea hanya enam tembakan. Bahkan, kreasi tembakan Si Biru itu lebih sedikit empat tembakan dari rata-rata tembakan yang dihasilkan tim-tim Liga Inggris ketika melawan Sheffield.
Sementara itu, Sheffield mampu kembali mengemas poin seusai dilibas Liverpool 1-3 pada Jumat WIB lalu. Sebelum kalah di Stadion Anfield, Si Pisau mendapatkan hasil remis beruntun ketika berhadapan dengan Bournemouth dan Fulham.
Manajer Sheffield Chris Wilder senang dengan kerja keras skuadnya yang tidak menyerah menghadapi pemain-pemain Chelsea. Wilder menilai, anak asuhannya memulai laga dengan sulit, tetapi mereka bisa bangkit seiring berjalannya laga.
”Pemain melakukan usaha besar untuk mengimbangi lawan. Saya akan kecewa kepada semua suporter klub ini apabila kita gagal mendapatkan poin,” ucap Wilder dilansir laman klub.
Di tengah hasil yang membanggakan, Sheffield sejatinya juga semakin dekat dengan tiket menuju degradasi. Mereka baru mengumpulkan 16 poin dari 31 laga. Dengan menyisakan tujuh laga tersisa, Si Pisau mustahil bisa meraup 40 poin yang menjadi koleksi poin aman untuk bertahan di Liga Utama Inggris.
Sunyi
Suasana kecewa menyelimuti skuad Chelsea setelah mendengar peluit akhir laga. Di putaran kedua musim ini, Chelsea hanya bisa meraih satu kemenangan menghadapi tiga tim di zona degradasi, yakni Luton Town, Burnley, dan Sheffield.
Hasil positif hanya mereka dapatkan berkat mengalahkan Luton pada 30 Desember lalu. Satu hal yang membuktikan buruknya pertahanan Chelsea adalah catatan selalu kemasukan dua gol menghadapi tiga tim itu.
”Suasana ruang ganti sangat sunyi. Ini hasil yang sulit kami terima karena kami tahu seharusnya kami membawa pulang tiga poin,” kata Madueke kepada BBC.
Gagal mengalahkan Sheffield akan menyulitkan asa Chelsea tampil di Eropa musim depan, setidaknya ke Liga Konferensi Eropa. Pasalnya, mereka masih menghadapi laga-laga sulit kontra tim pesaing juara, Arsenal; lalu tim-tim yang mengejar zona empat besar, antara lain Aston Villa dan Tottenham Hotspur. Tak hanya itu, Chelsea juga akan jumpa dua tim yang berusaha menghindari ancaman turun kasta, yaitu Everton dan Nottingham Forest.
Apalagi, sejak memasuki Februari, Chelsea tidak pernah lagi mencatatkan back-to-back kemenangan di Liga Inggris. Selama tahun 2024, Chelsea baru mengemas empat kemenangan dari 10 pertandingan. Performa itu membuat Opta mencatat probabilitas peringkat terbaik Chelsea di klasemen akhir musim ini adalah posisi kedelapan dengan 24,4 persen.