Karena persoalan organisasi, tinju terancam didepak dari ajang Olimpiade mulai Olimpiade Los Angeles 2028 mendatang.
Oleh
PRASETYO EKO PRIHANANTO
·2 menit baca
LAUSANNE, KAMIS — Cabang olahraga tinju terancam didepak dari ajang olahraga akbar Olimpiade. Komite Olimpiade Internasional (IOC), Rabu (3/4/2024), menyatakan, tinju harus sudah memiliki badan tinju internasional yang baru pada awal tahun depan atau berisiko tersingkir dari Olimpiade Los Angeles 2028.
IOC sebelumnya telah mencabut hak Asosiasi Tinju Internasional (International Boxing Association/IBA) untuk menyelenggarakan pertandingan tinju Olimpiade di Tokyo pada 2021 dan di Paris tahun ini. Sebelumnya, pada Selasa (2/4/2024), Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menguatkan keputusan IOC untuk tidak mengakui IBA sebagai badan olahraga tinju dunia, yang pada dasarnya adalah mengeluarkannya dari Olimpiade.
Komite Olimpiade sudah lama khawatir dengan pengelolaan organisasi IBA dan integritas wasit dan penilai pertandingan tinju. Tahun lalu, IOC juga menuduh Presiden IBA asal Rusia, Umar Kremlev, menggunakan ”bahasa kasar dan mengancam” terhadap personel IOC.
”Karena tinju bersifat universal dan memiliki inklusivitas sosial yang tinggi, IOC ingin tinju terus ditampilkan dalam program Olimpiade,” demikian pernyataan IOC.
Tinju, lanjut IOC, membutuhkan organisasi baru yang diakui jika ingin tetap dipertandingkan di Olimpiade. ”Sayangnya, hal ini masih belum pasti untuk Olimpiade Los Angeles 2028 karena untuk alasan tata kelola, IOC tidak dalam posisi untuk menyelenggarakan pertandingan tinju Olimpiade lainnya. Untuk mempertahankan tinju di Olimpiade, IOC membutuhkan federasi internasional yang diakui dan dapat diandalkan sebagai mitra, seperti halnya semua olahraga Olimpiade lainnya,” kata IOC.
IOC telah meminta badan tinju nasional dan komite Olimpiade untuk membantu membentuk badan tinju dunia yang baru. Untuk mempertahankan tinju di Olimpiade Los Angeles, ”IOC perlu memiliki mitra federasi tinju internasional pada awal tahun 2025,” lanjut IOC.
IOC tidak menyebut nama organisasi atau kandidat, tetapi kemungkinan organisasi yang akan diakui adalah Tinju Dunia (World Boxing), sebuah organisasi sempalan yang dimotori Amerika Serikat dan Inggris, yang memisahkan diri dari IBA tahun lalu. Mereka telah memilih seorang presiden, Boris van der Vorst, yang berasal dari Belanda.
World Boxing telah menyelenggarakan turnamen tinju sendiri dan menyatakan telah memiliki anggota dari 27 negara dan wilayah saat melakukan konggres pada November tahun lalu. Menanggapi pernyataan IOC, World Boxing menyatakan, mereka menjadi ”harapan terakhir” olahraga tinju dipertandingkan di Olimpiade.
”Ini adalah situasi yang mendesak dan waktu terus berjalan,” demikian pernyataan World Boxing, Rabu (3/4/2024).
Karena tinju bersifat universal dan memiliki inklusivitas sosial yang tinggi, IOC ingin tinju terus ditampilkan dalam program Olimpiade.
Mereka juga mengajak badan tinju nasional untuk bergabung dengan World Boxing. ”Kami meminta semua yang peduli pada tinju dan masa depan olahraga ini untuk mengajukan diri bergabung dan mendukung World Boxing dalam upaya untuk memastikan tinju berada di jantung gerakan Olimpiade, sebelum terlambat,” kata World Boxing.
IBA sendiri dalam pernyataannya mempertimbangkan apakah akan mengajukan banding atas keputusan CAS ke Mahkamah Agung Swiss. Mereka menyebut putusan itu tidak menghormati reformasi yang tengah dilakukan oleh IBA. ”IBA merasa bahwa mengabaikan hal itu dan perbaikan lainnya menunjukkan pandangan yang bias,” kata IBA. (AP)