Jeda laga untuk buka puasa, penyesuaian latihan, hingga acara buka bersama ialah nuansa Ramadhan di Liga Inggris.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Memasuki menit ke-20, wasit Tony Harrington memberikan sinyal kepada pemain untuk menghentikan sementara duel antara Newcastle United dan Everton di Stadion St James’ Park, Rabu (3/4/2024) dini hari WIB. Menyambut keputusan itu, tiga pemain Everton, yaitu Abdoulaye Doucoure, Amadou Onana, dan Idrissa Gueye, langsung berlari ke sisi lapangan arah bangku cadangan tim tamu.
Mereka telah ditunggu staf pelatih Everton yang menyiapkan air minum, energy gel, dan buah kurma untuk dikonsumsi tiga pemain itu guna berbuka puasa. Sepanjang hari itu hingga bermain sampai pertengahan babak pertama, mereka lalui dengan keadaan berpuasa. Kala itu, Everton juga tengah tertinggal 0-1 dari Newcastle berkat gol penyerang Alexander Isak pada menit ke-15.
Performa trio gelandang Everton itu sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka sedang tidak makan dan minum selama lebih dari 14 jam. Mereka tampil dengan dengan mobilitas tinggi, tak kenal lelah untuk terus berlari, serta tak canggung melakukan duel-duel fisik dengan pemain tim tuan rumah.
Setelah mengakhiri puasa, ketiga pemain itu mampu menjaga performa baik mereka. Manajer Everton Sean Dyche mengganti Onana dan Doucoure ketika laga berjalan satu jam, sedangkan Gueye ditarik keluar lapangan untuk diganti oleh Youssef Chermiti di menit ke-82. Meski tak bermain penuh, tiga pemain itu berperan penting untuk membantu ”The Toffees” membawa pulang satu poin dari St James’ Park menyusul hasil akhir 1-1.
Respons positif mengemuka di media sosial dengan adanya jeda berbuka puasa pada duel Newcastle versus Everton. Leon Mann, pendiri Black Collective of Media in Sport (BCOMS), mencuit kesannya menyaksikan momen itu bersama putrinya.
”Menyaksikan pemain Muslim berbuka puasa pada Newcastle vs Everton bersama putri-putri saya. Mereka terkesan. Putri tertua saya: ‘Itu sangat bagus! Pujian untuk Premier League!’. Telah membesarkan mereka dengan baik,” cuit Mann di akun X pribadinya.
Duel Newcastle melawan Everton merupakan gim kedua di Liga Inggris musim ini yang menerapkan jeda berbuka puasa. Pada Minggu (31/3/2024) dini hari lalu, pertandingan Aston Villa melawan Wolverhampton Wanderers di Villa Park lebih dulu memberikan kesempatan pemain iftar atau berbuka puasa di tengah laga. Kala itu, penyerang Villa, Moussa Diaby, serta bek sayap kiri Wolves, Rayan Ait-Nouri, adalah pemain utama kedua tim yang menyempatkan diri mengakhiri puasa mereka.
Premier League, operator kompetisi kasta tertinggi Inggris, telah memberikan kesempatan kepada wasit dan tim untuk menyediakan jeda buka puasa bagi para pemain Muslim. Aturan itu mulai berlaku sejak kompetisi edisi 2020-2021.
Dukungan klub
Selain aturan pada hari pertandingan, klub-klub Liga Inggris juga menunjukkan dukungan nyata kepada pemain dan komunitas Muslim di kota mereka untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Arsenal, misalnya, meresmikan ruang shalat di markas mereka, Stadion Emirates, 11 Maret lalu. Gelandang Muslim asal Mesir, Mohamed Elneny, didapuk atau ditunjuk sebagai perwakilan pemain untuk meresmikan tempat ibadah itu.
Elneny secara khusus memberikan tribute kepada Manajer Arsenal Mikel Arteta yang amat mendukung dirinya tetap berpuasa di bulan Ramadhan dalam tiga musim terakhir. Dukungan itu membuat Elneny mampu menunaikan ibadahnya di tengah menjalani program latihan intens yang dijalankan ”Si Meriam” di masa krusial musim ini.
”Saya pernah menjalani Ramadhan ketika bermain di Swiss, lalu beberapa pelatih meminta saya untuk tidak berpuasa penuh di bulan Ramadhan. Adapun Mikel (Arteta) sangat mendukung saya, begitu pun semua nutrisionis dan dokter di Arsenal. Mereka senang membantu saya,” ujar Elneny kepada Arab News edisi Sabtu (30/3/2024).
Elneny, yang baru tampil di enam laga musim ini, menambahkan, ”Nutrisionis, contohnya memberikan saya suplemen dan minuman protein pada malam hari, sehingga saya tidak dehidrasi karena tubuh saya butuh air. Dokter mendukung saya juga. Saya mengucapkan terima kasih untuk itu semua.”
Rekan senegara Elneny, Mohamed Salah, juga mengalami lingkungan mendukung untuk menjalani ibadah di bulan puasa. Manajer Liverpool Juergen Klopp mempercepat waktu latihan pagi agar Salah dan pemain Muslim lainnya, seperti Ibrahima Konate, memiliki waktu istirahat lebih panjang.
Selain itu, Salah juga mengubah rutinitas latihan pribadinya. Alih-alih menghabiskan waktu di gym setelah latihan tim, ia menjalankan latihan fisik jelang waktu sahur atau sekitar pukul 03.00 dini hari. Pada 16 Maret lalu atau sehari sebelum menghadapi Manchester United di perempat final Piala FA, Salah membagikan fotonya sedang berlatih pada dini hari.
Amad Diallo, penyerang sayap MU, juga mengungkapkan dirinya berkomitmen menjalani puasa secara penuh di bulan Ramadhan tahun ini. Program latihan dan pertandingan tidak membuat pemain asal Pantai Gading itu meninggalkan kewajibannya sebagai Muslim.
Penyerang berusia 21 tahun itu mengungkapkan, aksinya mencetak gol penentu kemenangan ”Si Setan Merah” atas Liverpool pada perempat final Piala FA di Stadion Old Trafford, 17 Maret lalu, tercipta ketika tengah berpuasa. Diallo mencatatkan gol yang membantu MU unggul 4-3 atas rival abadi sekaligus menyegel tiket ke semifinal.
”Tidak mudah ketika Anda tengah berpuasa, tetapi Anda harus percaya pada diri sendiri. Saya berpuasa untuk Tuhan, jadi saya sangat senang bisa menjalankan puasa,” ucapnya dilansir laman klub.
MU pun mengadakan acara buka puasa bersama bagi pemain dan seluruh staf pada Senin (1/4/2024) kemarin di pusat latihan tim Carrington. Manajer MU Erik ten Hag menyalami seluruh staf klub ketika tengah menyantap hidangan berbuka puasa. Pada kesempatan itu Diallo pun turut serta.
”Selama menikmati makanan,” ucap Ten Hag sembari tersenyum kepada setiap staf MU yang disalaminya.
Rival sekota MU, Manchester City, juga telah lebih dulu menyelenggarakan acara buka puasa untuk komunitas Muslim di Kota Manchester pada 14 Maret lalu di Stadion Etihad. Stadion tim Liga Primer Inggris lain yang sudah digunakan untuk agenda buka puasa tahun ini adalah Stadion Gtech Community milik Brentford di London.
Di tengah panasnya persaingan Liga Inggris, suasana hangat tetap tersaji di kompetisi terbaik di dunia itu selama bulan Ramadhan tahun ini. Sekali lagi, sepak bola menunjukkan peran besar untuk menghadirkan kehidupan yang toleran.