Gerakan Penyucian Diri Lautaro Martinez dan Inter Milan
Inter mulai kesulitan setelah menang beruntun di 2024. Empoli jadi korban yang tepat untuk upaya penyucian diri.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MILAN, SENIN — Laga melawan Empoli di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Italia, Selasa (2/4/2024) pukul 01.45 WIB, menyajikan momen yang tepat bagi Inter Milan untuk menyucikan diri dari rentetan hasil kurang memuaskan di dua laga sebelumnya. Misi serupa juga diusung penyerang Lautaro Martinez yang kehilangan ketajamannya selama sebulan terakhir.
Inter tampil impresif sejak pergantian tahun dengan meraih 13 kemenangan beruntun di semua kompetisi. Namun, memasuki pertengahan Maret, tim besutan Pelatih Simone Inzaghi itu mulai limbung. Inter yang diprediksi kuat bakal melaju jauh di Liga Champions Eropa justru kalah dari Atletico Madrid di babak 16 besar melalui drama adu penalti.
Tidak sampai di sana, nasib buruk masih membayangi Inter di bulan Maret. ”Nerazzurri” kembali meraih hasil kurang memuaskan seusai ditahan imbang 1-1 oleh juara bertahan Liga Italia, Napoli, di markas sendiri.
Hasil imbang melawan Napoli memang tidak sampai membahayakan posisi Inter yang saat ini masih memimpin puncak klasemen liga dengan koleksi 76 poin. Inter masih unggul 11 poin dari AC Milan di peringkat kedua. Dengan Liga Italia yang masih menyisakan delapan pertandingan lagi, boleh dibilang Inter masih calon kuat juara.
Akan tetapi, Inzaghi merasa ada semacam distraksi yang kini mulai mengganggu upaya para pemainnya dalam mengamankan gelar scudetto ke-20. Dilansir dari La Gazzetta dello Sport, Inzaghi menilai para pemainnya mulai dirasuki rasa cepat berpuas diri setelah melewati 2024 yang tanpa hambatan. Rasa berpuas diri itu yang menyebabkan konsentrasi dan fokus para pemain Inter hilang.
”Ada sembilan pertandingan tersisa, 27 poin untuk diperebutkan, kami harus menjaga konsentrasi. Ini (kekalahan dari Atletico dan ditahan imbang Napoli) sangat mengecewakan. Namun, momen yang bisa dijadikan pelajaran,” kata Inzaghi setelah pertandingan melawan Napoli, dikutip dari Football Italia.
Oleh sebab itu, Inzaghi meminta para pemainnya untuk tidak menganggap remeh Empoli yang saat ini tengah berjuang lolos dari jurang degradasi. Empoli diyakini memiliki motivasi besar mencuri poin di markas Inter. Mereka akan melakukan segalanya demi bertahan di liga musim depan.
Menghadapi tim yang sedang berjuang dari ancaman kematian, Inzaghi mengingatkan bahwa pertandingan yang di atas kertas akan terlihat mudah bagi Inter bisa menjadi sebaliknya.
Dia ingin para pemain Inter tetap tampil kejam dan tidak menyisakan celah atau lubang yang bisa dieksploitasi Empoli. Hanya dengan cara itu, Inter bisa kembali ke jalur kemenangan sekaligus memulai gerakan penyucian diri dari dua hasil kurang memuaskan.
Gerakan penyucian diri juga sedang ditempuh penyerang Lautaro Martinez yang secara mendadak kehilangan ketajamannya. Lautaro saat ini berstatus sebagai penyerang tersubur Inter dan Liga Italia dengan koleksi 23 gol, unggul jauh dari penyerang Juventus, Dusan Vlahovic, di peringkat kedua dengan 15 gol.
Statistik menyebutkan, Lautaro sejauh ini menjadi pemain paling efektif dalam mengonversi peluang menjadi gol dengan persentase 36 persen. Rentang waktunya dalam menciptakan gol juga yang terbaik di Italia saat ini. Jika penyerang-penyerang lain butuh ratusan menit untuk mencetak satu gol, Lautaro hanya perlu 92 menit.
Akan tetapi, segala ketajaman itu sirna selama satu bulan belakangan. Lautaro terakhir kali mencetak gol ketika Inter mengalahkan Atalanta, 4-0, dalam laga tunda. Penyerang asal Argentina itu juga tampil kurang efektif saat Inter takluk kepada Atletico.
Berkebalikan dengan di klub, performa Lautaro justru bersinar di timnas Argentina. Dia membantu tim ”Tango” meraih kemenangan 3-1 atas Kosta Rika di laga uji coba. Di laga tersebut, Lautaro menyumbang satu gol. Itu membuat Lautaro mengakhiri paceklik gol selama 18 bulan di timnas. Ia berharap bisa mempertahankan performa tersebut di Inter.
Ada sembilan pertandingan tersisa, 27 poin untuk diperebutkan, kami harus menjaga konsentrasi.
Sementara itu, Pelatih Empoli Davide Nicola menyebut Inter sebagai tim yang kuat dan layak berada di puncak klasemen. Nicola menyadari jurang perbedaan kualitas pemain Empoli dan Inter. Namun, baginya, di sepak bola apa pun bisa terjadi.
”Inter adalah tim yang tahu cara membangun serangan dari belakang, dengan pergerakan berkualitas. Tim yang tahu cara memperlambat dan mempercepat tempo permainan. Inter adalah tim yang benar-benar lengkap. Jika tidak, maka tim ini tidak akan berada di posisinya sekarang. Namun, tim hebat mana pun pasti bisa kecolongan,” ujar Nicola.