Vietnam Vs Indonesia: Kalahkan Vietnam 3-0, Asa Tim ”Garuda” Menyala
Indonesia melepaskan satu ketakutan terbesarnya. Harapan melaju lebih jauh di kualifikasi Piala Dunia menyala terang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Timnas Indonesia melepaskan diri dari kutukan 20 tahun tidak pernah menang di markas Vietnam. Gol dari dua pemain naturalisasi membawa Indonesia mempermalukan Vietnam 3-0 di Stadion My Dinh, Hanoi, Selasa (26/3/2024) malam. Kemenangan ini memberikan bekal berharga bagi Indonesia dalam menyambut dua laga tersisa di putaran kedua.
Program naturalisasi dari PSSI perlahan tetapi pasti mulai memberikan dampak. Apabila sebelumnya Indonesia selalu dihantui kutukan gagal menang di Stadion My Dinh sejak 2004, kali ini kehadiran sejumlah pemain naturalisasi mampu membawa pengaruh positif. Dua pemain naturalisasi baru, Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen, berkontribusi besar dalam mengembalikan kemenangan nostalgia Indonesia di Hanoi 20 tahun lalu.
Thom mengarsiteki gol pembuka Indonesia yang lahir dari skema sepak pojok. Dengan akurasi operannya, Thom melepaskan umpan terukur yang disambut bek tengah jangkung Jay Idzes. Adapun gol kedua tim ”Garuda” disumbangkan Ragnar yang mempertontonkan aksi individu dalam melewati bek Vietnam sebelum melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti. Gol penutup Indonesia dilesakkan penyerang Muhammad Sananta di pengujung laga.
“Saya gembira di sini. Komunikasi antara pemain berjalan dengan sangat baik hari ini. Tapi kami perlu mendorong agar tim ini bisa meningkat ke level yang lebih tinggi,” kata Ragnar seusai pertandingan.
Kontribusi kedua pemain naturalisasi baru itu berkat keberanian Pelatih Indonesia Shin Tae-yong merombak susunan pemain mulanya. Shin membuat empat perubahan pemain mula dibandingkan dengan saat menjamu Vietnam di Jakarta.
Thom dan Ragnar langsung mendapatkan kesempatan debut meski belum lama bergabung dengan tim. Di posisi penjaga gawang, Ernando Ari yang masih dalam masa pemulihan cedera menggantikan Adi Satryo. Adapun Asnawi Mangkualam kembali menempati pos bek sayap kanan.
Berbeda dengan laga pertama, kali ini Indonesia mengawali laga dengan sangat percaya diri dan cair. Mereka berupaya menerapkan pressing dengan garis pertahanan medium. Para pemain Indonesia berupaya agar lawan tidak bisa mengalirkan bola melewati garis tengah lapangan. Akan tetapi, intensitas pressing Indonesia menurun di babak kedua. Vietnam berusaha mengatasi ketertinggalan, tetapi masih mampu dipatahkan barisan belakang Indonesia.
"Selama 20 tahun memang kita tidak pernah menang di Hanoi. Rekor itu ada untuk dipecahkan. Vietnam mungkin karena kalah di Indonesia jadinya sulit bagi mereka. Kami bekerja keras hari ini sehingga mendapat keberuntungan. Untuk Ivar kondisinya memang sedang tidak baik. Saya puas dengan performa Thom,” kata Shin.
Hasil memalukan ini membuat Pelatih Vietnam Philippe Troussier berada di ujung tanduk. Dia terancam dipecat setelah gagal mengangkat performa Vietnam, terutama saat kalah dari Indonesia di Jakarta pekan lalu. Itu adalah kekalahan ketujuh Vietnam secara beruntun di bawah Troussier.
Kepercayaan publik Vietnam terhadap pelatih asal Perancis itu telah menurun jauh. Beberapa pendukung Vietnam di dalam stadion pun terlihat membentangkan spanduk yang meminta agar Troussier segera dipecat. “Seandainya kami bisa tampil lebih efisien dan mampu mencetak satu gol, saya yakin hasil pertandingan ini akan berbeda,” ucap Troussier.
Sisa peluang
Setelah menjalani laga tandang terakhir di putaran kedua, Indonesia bersiap menjadi tuan rumah untuk dua laga berikutnya, yakni melawan Irak dan Filipina pada awal Juni. Di atas kertas, peluang Indonesia untuk menundukkan Irak tergolong kecil.
Tim besutan Pelatih Jesus Casas itu sejauh ini selalu meraih kemenangan dalam empat laga dan kini menjadi pemuncak Grup F dengan koleksi 12 poin. Irak pun sukses menyegel tiket ke putaran ketiga lebih dini setelah menghancurkan tuan rumah Filipina 5-0 di pertandingan lainnya. Dengan begitu, hanya ada satu tiket tersisa dari Grup F yang akan diperebutkan Vietnam dan Indonesia.
Setelah melawan Vietnam, Indonesia akan menjamu Irak di Jakarta. Meski bermain di markas sendiri, Indonesia tidak lebih diunggulkan dari Irak. Pertemuan pertama di markas Irak sudah memperlihatkan jurang kualitas antara kedua tim.
Dengan begitu, kans Indonesia untuk lolos akan tetap terjaga jika tidak kalah melawan Irak dan di laga berikutnya mampu menang atas Filipina. Apabila skenario itu terwujud, poin akhir Indonesia (11 poin) sudah tidak mungkin dikejar andaikan Vietnam mampu menyapu bersih kemenangan di dua laga terakhir.
Filipina jadi lawan yang paling mungkin diatasi Indonesia. Pada pertemuan pertama di markas Filipina, Indonesia menahan imbang tuan rumah 1-1. Bermain di markas sendiri, tim Garuda diharapkan bisa mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya. Semenjak pertemuan pertama dengan Filipina pada 1958, Indonesia belum pernah kalah di markas sendiri.
Akan tetapi, apabila mampu membuat keajaiban dengan mengamankan kemenangan pada dua laga terakhir itu, Indonesia dipastikan lolos ke putaran ketiga sekaligus berhak tampil di putaran final Piala Asia 2027.
Selama 24 tahun belakangan, prestasi terbaik Indonesia di kualifikasi Piala Dunia adalah melaju hingga ke babak ketiga. Kala itu timnas Indonesia kembali diperkuat pemain-pemain terbaiknya seusai terjadinya dualisme liga. Di putaran kedua, Indonesia yang dibesut Pelatih Wim Rijsbergen mengalahkan Turkmenistan dengan agregat gol 5-4.
Hanya saja, langkah Indonesia terhenti di putaran ketiga. Bersaing di Grup E dengan Iran, Bahrain, dan Qatar, Indonesia menelan enam kekalahan dan terbenam di dasar grup tanpa mampu meraih satu poin pun.
Di tangan Shin dan sejumlah pemain-pemain naturalisasi yang berpengalaman mencicipi level elite sepak bola Eropa, Indonesia berharap melaju sejauh mungkin di kualifikasi Piala Dunia 2026. Apalagi, dengan bertambahnya kuota jumlah tim dari Asia yang berpartisipasi di 2026, kans Indonesia lolos ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kali masih mungkin diraih kendati harus melewati jalan berliku.
Catatan redaksi: artikel ini diperbarui dengan penambahan komentar dari Pelatih Indonesia Shin Tae-yong, Pelatih Vietnam Philippe Troussier, dan pemain Indonesia Ragnar Oratmangoen.