Megawati ”Megatron” dalam Bayang-bayang Kutukan ”Playoff”
Kemenangan wajib diraih Megawati ”Megatron” pada laga kedua dan ketiga demi menghapus kutukan sekaligus melaju ke final.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
INCHEON, JUMAT — Tantangan kian berat bagi Megawati Hangestri Pertiwi dan Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks setelah kalah pada laga pertama yang krusial pada fase playoff V League atau Liga Bola Voli Korea. Megawati dan Red Sparks wajib menang pada pertandingan kedua untuk menghapus ”kutukan” yang mulai membayangi langkah mereka.
Pertandingan babak pertama fase playoff krusial karena kerap menentukan perjalanan sebuah tim. Jika sebuah tim berhasil meraih kemenangan pada babak pertama, peluang mereka lolos ke laga penentuan juara menjadi lebih besar. Media Korea, Gyeonggi Ilbo, mencatat, semua tim yang memenangi pertandingan pertama dalam 17 playoff terakhir sukses melaju ke laga final.
Hal tersebut bak kutukan bagi tim yang menelan kekalahan, seperti yang dialami Megawati Hangestri dan Red Sparks saat memulai perjalanan di babak playoff, Jumat (22/3/2024) sore WIB. Megawati dan Red Sparks kalah 1-3 (25-22, 13-25, 23-25, 23-25) dari Heungkuk Life Insurance Pink Spiders dalam laga tandang di Incheon Samsan World Gymnasium.
Red Sparks tak bisa mempertahankan momentum yang mereka ciptakan pada musim reguler. Tidak termasuk dua pertandingan terakhir yang dimainkan setelah memastikan babak playoff, Megawati dan kawan-kawan mencatatkan tujuh kemenangan beruntun.
Pelatih Red Sparks Ko Hee-jin mengatakan, penampilan anak-anak asuhannya sebenarnya bagus. Namun, mereka kerap membuang peluang saat momen kritis. Ko Hee-jin pun menyoroti kesalahan yang terjadi dalam transisi dari bertahan ke menyerang.
”Ada banyak alasan mengapa sering terjadi kesalahan. Psikologi dan kurangnya pengalaman bisa dilihat sebagai penyebabnya, tetapi itu adalah situasi selama pertandingan,” kata Ko Hee-jin, dikutip dari media Korea, News 1.
Berdasarkan data Federasi Bola Voli Korea (KOVO), Red Sparks kalah dominan dari aspek serangan ataupun pertahanan. Red Sparks mencatatkan angka kesuksesan serangan sebesar 39,35 persen, sedangkan Pink Spiders 42,31 persen. Adapun efisiensi penerimaan bola Megawati dan kawan-kawan sebesar 31,87 persen, kalah efisien dari Pink Spiders dengan 46,47 persen.
Megawati menjadi pemain kedua yang menciptakan poin terbanyak (20) Red Sparks setelah Giovanna Milana (31). Pemain kelahiran Jember, Jawa Timur, ini memiliki tingkat kesuksesan serangan 30,91 persen.
Dengan hasil negatif laga pertama, Pelatih Ko Hee-jin mengincar balas dendam pada pertandingan kedua yang akan digelar di kandang Red Sparks, Daejeon Chungmu Gymnasium, Minggu (24/3/2024). Ko Hee-jin optimistis kemenangan pada laga kedua akan menjadi bekal penting untuk lolos ke laga penentuan juara.
Kemenangan pada laga kedua penting untuk memaksakan adanya pertandingan babak ketiga. Untuk menjaga asa ke final, Megawati dan kawan-kawan juga wajib menyegel kemenangan pada pertandingan terakhir di markas Pink Spiders, Selasa (26/3/2024). Hasil positif itu akan membawa mereka mengakhiri kutukan.
Kutukan tersebut, misalnya, bisa dilihat pada Liga Voli Korea musim lalu. Hyundai Engineering and Construction Hillstate gagal melaju ke laga penentuan juara setelah kalah pada pertandingan pertama. Hillstate takluk kepada Korea Expressway Corporation Hi-Pass. Mereka pun tak mampu membalikkan keadaan pada laga kedua sehingga fase playoff yang berformat best of three ini tak perlu berlanjut ke pertandingan ketiga.
Pengalaman serupa dialami Hwaseong IBK Altos pada musim 2020-2021. Pada laga pertama, IBK Altos kalah dari Pink Spiders. Kendati berhasil menang pada pertandingan kedua, IBK Altos gagal lolos ke laga penentuan juara karena kembali kalah pada laga ketiga.
Psikologi dan kurangnya pengalaman bisa dilihat sebagai penyebabnya, tetapi itu adalah situasi selama pertandingan.
Di sisi lain, Pelatih Pink Spiders Marcello Abondanza enggan menaruh perhatian lebih pada rekor bagus yang memihak timnya saat ini. Menurut Abondanza, sulit memprediksi apa yang akan terjadi pada babak playoff.
”Saya mendengar soal ini (jaminan final bagi tim yang memenangi laga pertama) pada musim lalu, tetapi saya gagal memenangi laga penentuan juara. Saya benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi,” tutur Abondanza, dikutip dari Sport Seoul.
Pada musim lalu, Pink Spiders yang finis pada peringkat pertama klasemen hanya tinggal menunggu lawan pada laga penentuan juara. Pink Spiders akhirnya berhadapan dengan Hi-pass yang memenangi fase playoff. Namun, Pink Spiders kalah dua kali dari total lima laga final berformat best of five tersebut.