Empat Pemain Naturalisasi Menambah Kekuatan Timnas Indonesia
Kehadiran empat pemain naturalisasi baru menambah kedalaman sekaligus kekuatan timnas Indonesia.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Semakin dekatnya jadwal pertandingan putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Vietnam membuat PSSI mengupayakan cara agar kekuatan timnas Indonesia bisa meningkat secara cepat. Senin (18/3/2024) malam, PSSI dan Pemerintah Indonesia merampungkan proses naturalisasi dua pemain keturunan. Dengan begitu, total ada tambahan empat pemain naturalisasi di timnas Indonesia.
Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen menjadi pemain naturalisasi terbaru yang dimiliki timnas Indonesia. Mereka menyusul Jay Idzes yang telah lebih dulu menjadi warga negara Indonesia (WNI) pada akhir Desember 2023 dan Nathan Tjoe-A-On pada pekan lalu.
Proses pengambilan sumpah Thom dan Ragnar berjalan tidak seperti biasanya, yakni dilakukan pada Senin malam hari saat Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) DKI Jakarta seharusnya sudah tutup. Keduanya baru tiba di Jakarta pada Senin (18/3/2024) petang. Setelah tiba di Indonesia, mereka langsung menjalani proses pengambilan sumpah sebagai WNI.
Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, mengakui proses naturalisasi keduanya berjalan dengan sangat cepat. Hal itu disebabkan mereka perlu segera didaftarkan agar bisa bermain di pertandingan tandang melawan Vietnam pada 26 Maret. Penutupan pendaftaran pemain untuk laga tandang ke Vietnam ditutup hari ini, Selasa (19/3/2024).
Meski begitu, Thom dan Ragnar dipastikan tidak bisa memperkuat Indonesia saat laga melawan Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 21 Maret karena pendaftaran pemain sudah ditutup 14 Maret lalu.
”Setelah pengambilan sumpah, sekarang proses untuk pembuatan KTP. Setelah ini Kanwil Imigrasi Jakarta dan di (bandara) Soekarno-Hatta yang mendukung pembuatan paspor. Semoga proses ini bisa berjalan dengan cepat,” kata Arya.
Thom adalah pemain keturunan Indonesia yang lahir di Amsterdam, Belanda. Pemain berusia 29 tahun itu saat ini memperkuat SC Heerenven yang berkompetisi di divisi teratas Liga Belanda.
Thom mengatakan, kesempatan membela timnas Indonesia sudah sangat lama dia nantikan. Dia bersyukur proses naturalisasi bisa berjalan dengan sangat cepat. Menurut Thom, dirinya segera terbang ke Indonesia setelah memperkuat Heerenven menghadapi Feyeenord pada Minggu (17/3/2024).
”Setelah proses yang panjang, akhirnya selesai. Saya senang. Proses 24 jam. Setelah saya main (bersama Heerenven). Saya langsung ke bandara. Saya terbang 18 jam (ke Indonesia). Kemudian saya ke sini dan selesai sekarang. Saya senang dan terima kasih atas dukungannya (kepada pendukung timnas Indonesia dan semua pihak). Saya berharap bisa berkontribusi untuk kemajuan timnas Indonesia,” kata Thom, dinukil dari laman resmi PSSI.
Dibutuhkan timnas
Thom merupakan tipe gelandang bertahan yang dibutuhkan Pelatih Indonesia Shin Tae-yong saat ini. Sebagian besar karier sepak bola Thom dihabiskan di Belanda dengan membela klub-klub besar, seperti AZ Alkmaar, NAC Breda, dan ADO Den Haag. Karena itu, kemampuan dan jam terbang tinggi Thom di kompetisi teratas Liga Belanda akan sangat berguna bagi timnas.
Sebagai gelandang bertahan, Thom punya kelebihan dalam akurasi umpan dan visi bermain. Kehadirannya di sektor tengah timnas Indonesia menambah kedalaman skuad yang telah lebih dulu diisi Marselino Ferdinan, Marc Klok, dan Ivar Jenner.
Sementara itu, Ragnar lahir di Oss, Belanda. Ragnar saat ini berusia 26 tahun dan fasih bermain di pos penyerang sayap kiri. Musim ini Ragnar dipinjamkan ke Fortuna Sittard yang juga berkompetisi di divisi teratas Liga Belanda. Masa peminjaman Ragnar habis akhir musim ini. Setelah itu dia akan kembali ke klub lamanya, FC Groningen, yang berkompetisi di divisi kedua Liga Belanda.
Dua pemain naturalisasi timnas lainnya, yaitu Jay (23) dan Nathan (22), bertipe lebih bertahan. Jay, pemain Venezia FC yang berkompetisi di divisi kedua Liga Italia, merupakan bek tengah jangkung yang punya kemampuan lebih dalam duel-duel bola atas serta membaca arah permainan lawan.
Adapun Nathan yang juga memperkuat Heerenven berposisi sebagai bek kiri. Timnas Indonesia saat ini memiliki ketersediaan pemain yang melimpah di pos tersebut. Selain Nathan, ada Pratama Arhan, Edo Febriansah, dan Shayne Pattynama yang bisa bermain sebagai bek kiri. Kehadiran Nathan tentunya akan menambah opsi Shin di posisi tersebut.
Meski berposisi sebagai bek kiri, gaya bermain Nathan tidak seeksplosif Arhan, Edo, atau Shayne yang sering naik membantu serangan. Hanya saja, Nathan punya ketenangan dan kedewasaan dalam bermain. Pengalamannya berkompetisi di level elite Eropa akan membuktikan bahwa dia juga pemain yang layak dipanggil Shin.
Kedalaman skuad sangat penting bagi satu tim, salah satunya untuk menjaga iklim kompetitif dari banyak pemain timnas. Mereka akan berlomba-lomba menampilkan performa terbaik agar terpilih masuk susunan pemain mula. Selain itu, kedalaman skuad tentunya tidak akan merisaukan Shin yang saat ini kehilangan tiga pemain, yaitu Elkan Baggott, Jordy Amat, dan Yance Sayuri, karena cedera.
Saya berharap bisa berkontribusi untuk kemajuan timnas Indonesia.
Saat sektor bek tengah melemah seiring cederanya Jordy dan Baggott, Shin punya pilihan dengan memainkan Jay saat melawan Vietnam. Kendati begitu, Shin belum bisa memastikan apakah Jay akan mendapat kesempatan debut di Stadion GBK atau saat melawat ke markas Vietnam.
”Haruskah bilang sekarang? Setiap pelatih tentu tidak ingin taktiknya bocor sebelum pertandingan,” ucap Shin di sela-sela memimpin latihan perdana timnas Indonesia menjelang melawan Vietnam.
Empat pemain naturalisasi itu diproyeksikan memperkuat timnas Indonesia pada laga kontra Vietnam, 21 dan 26 Maret. Dua laga ini perlu dimenangi Indonesia untuk menjaga asa lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Indonesia saat ini menempati peringkat terbawah di Grup F dengan koleksi satu poin dari dua laga. Irak memimpin Grup F dengan koleksi enam poin. Vietnam menguntit di peringkat kedua dengan tiga poin. Adapun Filipina dan Indonesia, dua tim di peringkat terbawah, sama-sama mengoleksi satu poin.