Joao Felix jadi pemain yang paling diincar pendukung Atletico Madrid saat kedua tim bertemu awal pekan depan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MADRID, SABTU – Kisah muram Joao Felix dengan mantan klubnya, Atletico Madrid, tidak cukup berhenti dalam satu babak. Bara hubungan keduanya berpotensi kembali meletup di Stadion Civitas Metropolitano, Madrid, Senin (18/3/2024) pukul 03.00 WIB. Felix adalah aktor utama kekalahan Atletico dari Barcelona pada pertemuan paruh pertama Liga Spanyol musim ini. Atletico menyiapkan langkah balas dendam terhadapnya.
Pertemuan dengan Barca di paruh kedua musim barangkali menjadi salah satu pertandingan musim ini yang ditunggu-tunggu para pemain Atletico dan barisan suporternya. Pertandingan itu menyediakan kesempatan bagi mereka untuk membalas perlakuan Felix yang mencetak gol kemenangan Barca di pertemuan pertama.
Seusai mencetak gol, Felix punya pilihan untuk tidak berselebrasi demi meredakan ketegangannya dengan kubu Atletico, tim yang dibelanya selama kurang lebih empat musim. Akan tetapi, pemain berusia 24 tahun tersebut justru menyalakan sumbu pertikaian dengan berselebrasi merentangkan tangannya di hadapan para pendukung Atletico yang hadir langsung di Stadion Olimpiade Lluis Companys, awal Desember lalu.
Tidak ayal tindakan Felix itu mendapat cemooh keras dari suporter Atletico. Rekan-rekan Felix bahkan segera menariknya untuk berhenti berselebrasi sebelum situasi semakin runyam. Laga itu berlangsung keras bagi Felix.
Bek Atletico, Jose Maria Gimenez, dalam satu momen bahkan sempat menantang Felix ketika terjatuh dan mencecarnya dengan kata-kata kasar. Gimenez menuduh Felix mengada-ada dan sengaja terjatuh
Meski sudah cukup lama berlalu, ingatan para pemain dan suporter Atletico terhadap aksi selebrasi Felix itu masih segar. Nyali Felix kini ditantang untuk datang ke rumah lamanya, tetapi dengan “sambutan” yang berbeda.
“Saya tahu kedatangan saya ke sana (Metropolitano) akan menghadirkan atmosfer yang buruk, terutama untuk tim (Barca). Untuk saya, sedikit lebih buruk lagi. Tetapi hal-hal seperti itu memotivasi saya. Saya menyukai pertandingan sepenting dan sepanas ini. Ada semacam dua tambahan keuntungan,” kata Felix, dikutip dari DAZN, Sabtu (16/3/2024).
Motivasi yang dimaksud Felix tidak lain berkaitan dengan statusnya di Barca saat ini. Setelah hubungannya dengan Atletico terutama Pelatih Diego Simeone merenggang, Felix ditampung Barca sebagai pemain pinjaman selama satu musim. Bila gagal tampil sesuai ekspektasi, ia bisa saja kembali ke Atletico. Itu adalah pilihan yang paling dihindari Felix karena bisa membawa neraka kembali kepadanya.
Saya tahu kedatangan saya ke sana (Metropolitano) akan menghadirkan atmosfer yang buruk, terutama untuk tim (Barca). Untuk saya, sedikit lebih buruk lagi. Tetapi hal-hal seperti itu memotivasi saya.
Sejak tiba pada September tahun lalu, Felix tidak kunjung mendapat kepercayaan tampil sebagai pemain mula. Dia dinilai belum padu dalam skema Pelatih Xavi Hernandez. Felix bahkan tidak lebih bersinar dibandingkan pemain muda Barca, Lamine Yamal.
Untuk itulah Felix berkepentingan tampil menawan di laga nanti. Hanya dengan cara itu dia bisa mendapatkan kembali kepercayaan dari Xavi. Laga menghadapi Atletico sebelumnya adalah salah satu penampilan terbaik Felix bersama Barca. Dia ingin kembali mengulangi performanya seperti saat itu.
Bertolak belakang
Walau kerap tampil mengecewakan musim ini, Atletico Madrid punya satu kelebihan yang bisa dibanggakan. Tim besutan Pelatih Diego Simeone itu merupakan kontestan liga dengan catatan kandang terbaik.
Hal itu berbanding terbalik dengan Barca yang dikenal sebagai tim dengan torehan laga tandang terbaik kedua di Spanyol. Dua capaian bertolak belakang ini menambah bumbu dalam persaingan empat besar liga.
Atletico boleh saja menjadi pecundang di hampir sebagian besar pertandingan di Liga Spanyol, tetapi mereka adalah raja di rumahnya sendiri. Sejauh ini Atletico telah memainkan 14 laga kandang.
Dari jumlah tersebut, Atletico meraup 13 kemenangan dan satu hasil imbang. Total mereka mengumpulkan 40 poin dari markas sendiri. Itu berarti, raihan Atletico di markasnya itu lebih dari 50 persen total koleksi poin mereka di liga saat ini, yaitu 55 poin.
Atletico dan Barca terpaut satu tingkat di empat besar klasemen sementara liga. Barca menempati peringkat ketiga dengan koleksi 61 poin, sedangkan Atletico masih tertahan di peringkat keempat. Dengan kata lain, bila mampu mengalahkan Barca, Atletico bisa memperkecil selisih poin dari yang sebelumnya enam menjadi tiga poin.
Selain itu, Atletico juga wajib meraih kemenangan karena jarak dengan Athletic Bilbao di peringkat kelima hanya dua poin. Atletico terancam terlempar dari zona Liga Champions Eropa atau empat besar jika gagal mengalahkan Barca, sementara di laga lain Bilbao mampu mengalahkan Alaves.
Modal besar menatap laga penting menghadapi Barca didapat Atletico saat menyingkirkan raksasa Italia, Inter Milan, di babak 16 besar Liga Champions. Tertinggal satu gol pada pertemuan pertama, Atletico tampil mengejutkan dengan berbalik unggul 2-1 dan memaksakan laga berlanjut ke adu penalti.
Menurut Simeone, atmosfer Stadion Civitas Metropolitano memberikan daya juang lebih kepada para pemainnya. Ketidakmampuan Inter mempertahankan keunggulannya menjadi bukti nyata betapa stadion tersebut sangat menakutkan bagi tim-tim tamu.
“Orang-orang serta pendukung kami sangat menentukan di stadion kami. Seluruh dunia dapat melihatnya, dan itu membuat para pemain kami berkembang melawan lawan yang luar biasa,” ucap Simeone.
Terlepas dari soal persaingan empat besar di liga, Atletico dan Barca sama-sama diuntungkan dengan laga ini. Itu karena kedua tim mendapat kesempatan bertanding dengan level yang setara jelang laga perempat final Liga Champions bulan depan. Sebagaimana Atletico, Barca juga sukses melaju ke perempat final setelah menang telak 4-2 secara agregat atas Napoli. (REUTERS)