Bukan hasil yang menjadi fokus Apriyani/Fadia di All England. Target mereka membangun kembali rasa kompetitif.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BIRMINGHAM, SELASA —Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti terus berupaya membangun atmosfer kompetitif setelah absen pada beberapa turnamen di awal 2024. Setelah Perancis Terbuka, mereka melakukan itu saat tampil di All England, 12-17 Maret.
Pertandingan pertama All England di Arena Birmingham, Inggris, dijalani Apriyani/Fadia pada Selasa malam waktu setempat atau Rabu (13/3/2024) dini hari waktu Indonesia. Mereka berhadapan dengan pasangan India yang menjadi semifinalis All England 2023, Treesa Jolly/Gayatri Gopichand Pullela, dan menang dengan skor 21-18, 21-12. Pada babak kedua, Kamis, Apriyani/Fadia akan melawan pemain Jepang, Rena Miyaura/Ayako Sakuramoto.
”Semakin hari, rasa kompetitif kami semakin baik. Pelatih pun terus mengingatkan agar kami terus membangun atmosfer itu dalam diri kami dan kami mencoba konsisten dengan hal itu,” komentar Apriyani.
Semakin hari, rasa kompetitif kami semakin baik. Pelatih pun terus mengingatkan agar kami terus membangun atmosfer itu dalam diri kami dan kami mencoba konsisten dengan hal itu.
Bagi ganda putri peringkat kesembilan dunia itu, All England menjadi turnamen ketiga pada 2024. Pekan lalu, mereka mengikuti Perancis Terbuka dan kalah pada babak kedua. Meski tersingkir awal, Apriyani/Fadia tampil cukup baik, terutama dalam memperlihatkan rasa kompetitif mereka.
Dengan ranking kesembilan, Apriyani/Fadia memiliki risiko bertemu pasangan unggulan pada babak awal. Itu pula yang mereka alami di Perancis Terbuka karena harus berhadapan dengan unggulan ketiga asal Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong, pada babak awal. Dengan semangat juang yang tinggi, Apriyani/Fadia memenangi laga itu.
Ini berbeda ketika mereka menjalani turnamen pertama tahun ini, Indonesia Masters di Jakarta pada pekan terakhir Januari. Apriyani bahkan sempat ragu untuk tampil di kejuaraan tersebut. Mereka pun tak tampil pada dua turnamen sebelum Indonesia Masters, yaitu Malaysia Terbuka dan India Terbuka.
Di Indonesia Masters, Apriyani masih merasakan trauma karena cedera lutut kanan yang mendera pada 2023. Dia pun takut untuk bergerak bebas. Kendala psikologis inilah yang harus diatasi Apriyani, apalagi ketika ajang besar menanti, yaitu Olimpiade Paris 2024 pada 26 Juli-11 Agustus.
Tur di Eropa pada Maret ini dijadikan arena untuk mengetes keberanian dan kepercayaan diri pemain berusia 25 tahun itu. Setelah Perancis Terbuka dan All England, mereka direncanakan tampil di Swiss Terbuka, 19-24 Maret.
Di All England, Apriyani/Fadia menjadi satu-satunya wakil ganda putri Indonesia. Jika bisa memenangi babak kedua, lawan mereka pada perempat final adalah Pearly Tan/Thinaah Muralitharan atau calon lawan pasangan Malaysia itu pada babak kedua. Mereka yang akan melawan Tan/Muralitharan adalah Hsu Ya Ching/Lin Wan Ching (Taiwan) atau ganda putri nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China).
Pada nomor ganda campuran, hasil berbeda didapat dua pasangan Indonesia. Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati disingkirkan Tang Chun Man/Tse Ying Tsuet (Hong Kong) 14-21, 21-19, 18-21. Sementara Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja menghentikan tiga kemenangan beruntun Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin (China) atas mereka, termasuk saat bertemu pada babak kedua Perancis Terbuka. Dejan/Gloria menang atas unggulan kelima itu dengan skor 21-10, 21-16.
”Setelah kalah di Perancis, kami lebih menyiapkan semuanya hari ini karena setelah berdiskusi dengan pelatih, perbedaan kami dan lawan sebenarnya tidak terlalu jauh. Saya mencoba untuk tidak ragu-ragu, ketika bola naik saya manfaatkan dengan smes, apalagi laju kok di sini cukup kencang,” komentar Dejan.
Adapun Gloria mengatakan, dia berusaha keras menjaga fokus sepanjang pertandingan dan seminim mungkin membuat kesalahan. Kemampuan menjaga fokus akan diperlukan saat berhadapan dengan wakil tuan rumah pada babak kedua, Marcus Ellis/Lauren Smith. Dejan/Gloria menang pada satu pertemuan sebelumnya, yaitu di babak pertama Malaysia Terbuka, tetapi dalam laga ketat, 21-11, 19-21, 21-19.
Tiket ke babak kedua juga didapat Anthony Sinisuka Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung. Anthony menang atas Lee Chiao Hao (Taiwan), 21-13, 21-17.
Setelah ini, level persaingan yang dijalani Anthony akan berat karena dia akan berhadapan dengan Kenta Nishimoto (Jepang) pada babak kedua. Jika menang, calon lawannya pada perempat final adalah Viktor Axelsen (Denmark) atau Weng Hong Yang (China). Pada tunggal putri, setelah mengalahkan Yeo Jia Min (Singapura), 21-13, 21-14, Gregoria akan melawan Zhang Beiwen (AS).
Sementara Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari yang bertanding di Orleans Masters akan mulai tampil pada Rabu dengan melawan pasangan Brasil, Davi Silva/Samia Lima. Ketika semua pemain top dunia bersaing di All England, Rinov/Pitha seharusnya bisa memanfaatkan peluang mendapat poin ranking sebanyak mungkin di Orleans. Apalagi, mereka pun menjadi ganda campuran peringkat tertinggi yang tampil di Orleans dan menempati unggulan teratas.
Strategi mendaftarkan Rinov/Pitha dalam turnamen level Super 300 itu dilakukan dengan harapan mereka bisa menjadi juara dan menambah poin pada masa kualifikasi Olimpiade ini. Rinov/Pitha, yang saat ini ada di posisi ke-17 daftar ranking kualifikasi, harus bisa menempati peringkat 13 besar agar Indonesia mendapat satu tiket ganda campuran di Paris 2024.