Diggia Menantikan Elemen Magis Lusail
Fabio Di Giannantonio berharap elemen magis di Lusail musim lalu bisa dia raih lagi dalam MotoGP akhir pekan ini.
LUSAIL, KAMIS — Fabio Di Giannantonio sangat bersemangat mengawali persaingan MotoGP 2024 yang akan dimulai di Sirkuit Internasional Lusail, Qatar, akhir pekan ini. Pebalap tim Pertamina Enduro VR46 Racing itu bertekad mengulang performa brilian musim lalu, di mana dia memenangi balapan utama, dan finis di posisi kedua balapan sprint. Diggia pun merasa ada elemen magis di Lusail yang membuat dirinya sangat kompetitif.
”Kita di sini, di Qatar, balapan pertama tahun ini. Selalu ada ketegangan dan adrenalin, tetapi tahun ini sedikit berbeda, saya merasa sedikit lebih rileks. Kita lihat saja. Tempat magis bagi kami. Saya bersemangat,” ujar Diggia begitu tiba di Lusail, Kamis (7/3/2024).
Balapan pembuka MotoGP 2024 akan bergulir di Qatar, akhir pekan ini. Balapan sprint akan bergulir pada Sabtu (9/3/2024) mulai pukul 23.00 WIB menempuh 11 putaran. Sedangkan balapan utama berlangsung pada Senin (11/3/2024) mulai pukul 00.00 WIB menempuh 22 putaran.
”Ketika saya memikirkan Qatar, saya memiliki kenangan yang indah dan tidak bakal terlupakan,” ujar Diggia yang meraih kemenangan pertama di MotoGP musim lalu di Qatar.
Baca juga: Tes Medis Penentu Kiprah Morbidelli
”Saya sangat senang memulai dan kembali bekerja dengan seluruh tim. Mereka menyambut saya dan saya langsung merasa nyaman. Dalam pramusim, performa sangat solid, saya bisa lebih mudah beradaptasi dengan motor baru dari yang saya pikirkan. Saya merasa bagus, saya sangat menyukai trek ini dan saya tidak sabar lagi,” ungkap pebalap asal Italia itu.
Mantan pebalap Gresini Racing itu menjalani tes pramusim di Sepang dan Lusail pada Februari dengan solid. Dia mampu mencetak ritme pace yang semakin kompetitif untuk memaksimalkan potensi Desmosedici GP23. Dia menilai, motor barunya ini lebih baik dari GP22 yang dia pacu musim lalu sehingga ada peluang untuk konsisten bersaing di papan atas. Dalam hari terakhir tes di Qatar lalu, Diggia berada di posisi kedelapan catatan waktu putaran tercepat, dua posisi di atas rekan setimnya, Marco Bezzecchi.
”Tes yang sangat bagus, kami melakukan pekerjaan dengan sangat bagus. Saya bisa cukup kuat dalam time attack dan saya senang dengan simulasi sprint. Keseimbangannya positif, tetapi kami tidak boleh melupakan bahwa ini hanyalah tes. Kami membawa pulang sensasi bagus, pendekatan bagus bersama tim dan grup yang berkembang,” ungkap Diggia.
”Sepertinya pebalap tim pabrikan memiliki sesuatu yang lebih, tetapi kami akan memberikan yang terbaik untuk bisa bersaing dalam balapan dan berjuang hingga akhir,” ucap Diggia.
Baca juga: Marini Mencari Keping Terakhir Honda
Ketika saya memikirkan Qatar, saya memiliki kenangan yang indah dan tidak bakal terlupakan.
Pebalap berusia 25 tahun itu menunjukan determinasi dan kemampuannya untuk balapan pada level tinggi dan tetap bersih dalam perebutan podium pertama di Lusail musim 2023. Dia dengan sangat sabar membuntuti pebalap Ducati Francesco Bagnaia untuk melancarkan serangan saat balapan menyisakan lima putaran. Diggia pun memimpin dan memenangi balapan itu.
Padahal, sebelum itu, Diggia mendapat pesan ”Mapping 8” dari timnya, yang sama dengan pesan pada Jorge Lorenzo saat bersaing dengan Andrea Dovizioso di Sepang pada 2017. Intinya, pesan pada Lorenzo itu untuk membiarkan Dovizioso mendahului dan memenangi balapan.
Sedangkan pesan Mapping 8 untuk Diggia merupakan kode untuk segera mendahului Bagnaia karena pace Diggia jelas lebih cepat di lap-lap akhir. Itu manuver yang sangat berani karena berisiko mengusik peluang juara Bagnaia.
Namun, Diggia juga mencari hasil bagus untuk menyelamatkan kariernya di MotoGP. Saat itu, Diggia tidak memiliki tim untuk musim 2024 setelah kontraknya di Gresini tidak diperpanjang karena Marc Marquez merapat. Performa Diggia di Lusail itu pun menjadi momen yang dipertimbangkan oleh VR46 untuk merekrut dirinya sebagai pengganti Luca Marini.
Baca juga: Francesco Bagnaia: Persaingan Akan Sangat Ketat
Diggia kini satu tim dengan Bezzecchi yang musim lalu sangat kompetitif dan finis di posisi ketiga klasemen akhir. Namun, Bezzecchi belum sepenuhnya menyatu dengan Desmosedici GP23 karena karakter motor memerlukan penyesuaian gaya berkendara.
”Saya sangat senang kembali ke trek untuk balapan pertama musim ini, ini selalu menjadi emosi spesial. Ini bukan pramusim yang mudah, tetapi kami menyelesaikan dengan positif di sini di Qatar dan saya senang,” ungkap Bezzecchi.
”Saya belum 100 persen menyatu dengan motor baru, saya jelas perlu menyesuaikan gaya berkendara saya dengan lebih baik dan feeling pengereman saya supaya kompetitif seperti yang saya inginkan. Saya bersemangat, kami meninggalkan musim yang sangat bagus di belakang kami, dan targetnya adalah juga melakukan dengan bagus tahun ini,” ujar pebalap berusia 25 tahun itu.
Bezzecchi memang belum puas dengan catatan waktunya dalam time attack, di mana dia berada di posisi ke-10 dalam tes terakhir di Qatar. Namun, dia optimitis pace balapan bisa bersaing dengan para pebalap papan atas, seperti Bagnaia, Enea Bastianini, dan Jorge Martin.
”Saya tidak sepenuhnya puas dengan time attack, saya tidak bisa mengeksploitasi potensi motor. Pada pace balapan saya dekat dengan grup, saya bisa mengatakan setelah Bagnaia, Bastianini, dan Martin, kami semua ada di sana. Saya masih memerlukan waktu untuk mengenal GP23, membuat ini jadi lebih baik dan mengambil keuntungan dari ban baru,” jelas Bezzecchi.