Ten Hag terus melindungi Fernandes usai aksi kontroversial sang kapten tim. Kepercayaan Ten Hag berpotensi merugikan MU.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Manajer Manchester United Erik Ten Hag memasang badan untuk kapten tim, Bruno Fernandes, yang menjadi olok-olokan di akun media sosial Fulham. Bukan meminta anak asuhnya agar tidak sering berakting kesakitan lagi, dia justru memberikan tuntutan untuk Fulham dan wasit Liga Inggris.
Akun Tiktok resmi Fulham mengunggah video ledekan terhadap dugaan diving Fernandes usai kemenangan 2-1 atas MU akhir pekan lalu. Dalam video, Fernandes mengerang kesakitan sambil memegang kaki usai berduel. Namun, beberapa detik berselang, dia sudah berdiri dan meminta bola karena penguasaan masih milik MU.
Video itu disaksikan nyaris 500.000 kali. Ten Hag tidak ikut menonton, tetapi mengaku tidak senang. ”Jika mereka melakukannya, itu tidak benar. Bukan hak klub untuk membuat pernyataan semacam itu. Mereka harus meminta maaf,” ujarnya dalam konferensi pers jelang derbi Manchester, Jumat (1/3/2024).
Jika mereka melakukannya, itu tidak benar. Bukan hak klub untuk membuat pernyataan semacam itu. Mereka harus meminta maaf.
Citra Fernandes sudah tercoreng dalam hal diving. Dia dikenal penuh dengan intrik. Untuk mendapatkan pelanggaran, sang gelandang sering tertangkap berpura-pura terjatuh dan kesakitan walaupun tidak ada kontak. Meskipun demikian, Ten Hag tidak menghiraukan itu. Dia tetap membela anak asuhnya.
Fernandes, kata Ten Hag, merupakan pemain paling kreatif di Liga Inggris saat ini. Tidak pelak, gelandang tim nasional Portugal itu dijadikan sasaran untuk dilanggar oleh pemain lawan. Sang manajer kembali mengeluhkan masalah tersebut dalam laga babak 16 besar Piala FA versus Nottingham Forest pada Kamis kemarin.
Ten Hag menilai, perlindungan dari wasit belum cukup baik untuk Fernandes. ”Dia adalah pesepak bola yang penuh gairah. Dia juga sangat kreatif. Anda bisa melihat, pemain lawan mengincarnya. Apalagi, kemarin ketika dia cedera dan lawan melihat kondisi itu. Saya merasa wasit harus lebih melindunginya,” ujarnya.
Perspektif lain datang dari Manajer Forest Nuno Espirito Santo. Menurut dia, wajar jika tim lawan berupaya menghambat Fernandes. ”Sebab, dia adalah pemain yang sangat bagus. Sudah seharusnya pemain seperti itu untuk dikontrol. Tetapi, tidak sama sekali berniat mencederai. Saya tidak melihat yang disaksikan Erik,” ujarnya.
Berbicara soal perlindungan pemain, semua tergantung pada subyektivitas wasit. Pada akhirnya hal paling berpengaruh adalah kredibilitas pemain itu sendiri. Karena itu, sulit meminta perlindungan lebih terhadap Fernandes dengan rekam jejak yang kurang baik di mata para wasit.
Komitmen kapten
Sementara itu, sikap Ten Hag juga menyiratkan makna lain. Sang manajer terlihat sudah sangat memercayakan tugas kapten pada Fernandes. Terbukti, dia tidak bermasalah dengan berbagai hal minus dari sang pemain. Kemungkinan Fernandes tetap akan menjadi kapten tim sampai salah satu dari mereka hengkang.
Ten Hag fokus pada kontribusi Fernandes, bukan ucapan atau gestur di lapangan. ”Dia adalah pemain kunci kami. Tidak hanya di serangan, tetapi juga berkontribusi saat bertahan. Dia membaca situasi dengan baik dan terus berlari. Dia benar-benar sosok pemimpin yang memimpin dengan memberi contoh,” ujarnya.
Adapun Fernandes menjabat kapten tetap tim sejak awal musim ini menggantikan peran bek Harry Maguire. Meskipun demikian, dia sudah sering berperan sebagai kapten pada musim lalu karena Maguire sering dicadangkan. Setelah sekian lama, sang gelandang tetap masih diragukan sebagai pemimpin yang tepat untuk MU.
Keraguan salah satunya disampaikan mantan kapten legendaris MU, Roy Keane. Sudah lebih dari sekali Keane meminta Ten Hag untuk mencari kapten baru. Menurut dia, Fernandes sering memperlihatkan gestur tubuh negatif yang bisa memengaruhi rekan-rekannya. Dia tidak tampak seperti jenderal perang.
”Fernandes tidak memiliki material sebagai kapten. Dia memang pemain yang sangat bertalenta, tetapi dia berlawanan dengan sosok yang saya inginkan sebagai kapten. Dia selalu mengeluh (pada wasit) dan sering mengangkat tangan ke udara (saat kesal),” ujar Keane pada Oktober lalu kepada Sky Sports.
Sifat Fernandes yang suka menggerutu juga mendapatkan kritikan dari rekannya, Jadon Sancho, pada musim lalu. Sancho memintanya untuk berhenti mengeluh di lapangan dan fokus pada pertandingan. Sosok Fernandes berbanding terbalik dengan Keane yang dikenal sangat ”dingin” dan tanpa kompromi.
Menarik dilihat, kepemimpinan Fernandes selanjutnya dalam derbi Manchester pada Minggu nanti. Adapun dia merupakan kapten tim saat ”Setan Merah” takluk dari Liverpool 0-7 di musim lalu dan dari Manchester City 0-3 di awal musim ini. Fernandes tidak menunjukkan karakter pemimpin dalam kedua laga yang berujung tragis itu. (AP/REUTERS)