Terdata 13 cabang berjuang meloloskan atlet ke Olimpiade Paris 2024, sebagian tanpa tradisi lolos. Ini pertanda baik.
Oleh
REDAKSI
·3 menit baca
Puluhan tahun lamanya, Indonesia hanya bersandar pada cabang-cabang tertentu untuk meraih medali di Olimpiade. Cabang itu tak jauh-jauh dari bulu tangkis, angkat besi, dan panahan. Atletik yang belum pernah mendapatkan medali punya tradisi kuat lolos karena hanya dua kali gagal lolos kualifikasi, yakni Meksiko 1968 dan Barcelona 1992.
Bulu tangkis sangat diandalkan seiring konsistensi cabang ini merebut medali emas sejak Olimpiade Barcelona 1992. Hanya di Olimpiade London 2012, kontingen ”Merah Putih” gagal meraih medali. Total, hingga Olimpiade Tokyo 2020, tim bulu tangkis kita mempersembahkan delapan medali emas, enam perak, dan tujuh perunggu.
Angkat besi telah menyumbang tujuh perak dan delapan perunggu meski sejauh ini belum pernah meraih medali emas. Adapun panahan menyumbang satu perak pada Olimpiade Seoul 1988, sesudah itu belum pernah lagi.
Pesenam artistik nasional putri Rifda Irfanaluthfi ketika berlatih untuk persiapan SEA Games Vietnam 2021 di Gedung Senam Raden Inten, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (28/4/2022). Ketika itu, dua pesenam artistik nasional putri yang disiapkan untuk SEA Games 2021 adalah Rifda dan Ameera Rahmajanni.
Sejauh ini, baru enam atlet yang sudah memastikan lolos ke Paris 2024. Mereka adalah Arif Dwi Pangestu dan Diananda Choirunisa (panahan), Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rahmad Adi Mulyono (panjat tebing), Rifda Irfanaluthfi (senam artistik), dan Fathur Gustafian (menembak).
Selain atlet panahan, juga tertera nama atlet panjat tebing, senam artistik, dan menembak yang belum pernah lolos ke Olimpiade. Cabang judo, yang terakhir meloloskan atletnya di London 2012, juga berpeluang mengantarkan Maryam March Maharani (kelas 52 kilogram) dan Gede Agastya Dharma Wardhana (+100 kg) ke Paris (Kompas.id, 26/2/2024).
Balap sepeda juga punya kans menuju Paris pada diri dua pebalap Indonesia, Bernard Benyamin Van Aert (nomor omnimum) dan Terry Yudha Kusuma (nomor madison berpasangan dengan Bernard).
Seiring dengan itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga mengucurkan bantuan dana untuk federasi sejumlah cabang yang tengah berjuang di kualifikasi Olimpiade. Total dana yang digelontorkan mencapai Rp 81,3 miliar, untuk bekal 13 federasi cabang olahraga yang melakoni proses kualifikasi.
Lolosnya sejumlah atlet dari cabang ”nontradisi” kontingen kita menjadi pertanda baik bagi pembinaan olahraga di Indonesia. Salah satu fondasi dari perbaikan ini tak lain fokus menuju Olimpiade yang sekian tahun terakhir digelorakan di dunia olahraga kita.
Orientasi Olimpiade ini memacu atlet-atlet kita menggapai prestasi dan pencapaian setara dengan kualitas tingkat dunia. Mereka tak puas dengan hanya meraih prestasi di SEA Games, juga Asian Games sekalipun.
Penghargaan terhadap atlet pun sepatutnya disesuaikan, dengan memberi bonus lebih tinggi bagi mereka yang lolos ke Olimpiade, terlebih bagi peraih medali. Meluasnya cabang olahraga yang lolos ke Olimpiade harus menjadi momentum pembenahan menyeluruh pembinaan olahraga nasional.