Terpental Kuartet Bek Tengah Arsenal
Di tengah hujan gol yang kembali diciptakan Arsenal, dominasi empat bek tengah mereka justru menjadi hal paling menarik.
BURNLEY, SABTU — Bagai tembakan meriam, serangan Arsenal seolah tidak terhentikan oleh apa pun saat ini. ”Si Meriam” sudah menciptakan 11 gol dalam dua laga terakhir. Namun, hal paling menarik justru bukan pada serangan mereka, melainkan pertahanan. Dari kuartet empat bek tengah, asa juara Arsenal bermekaran.
Cuaca hujan di Stadion Turf Moor, markas Burnley, seperti bisa melambangkan situasi laga versus Arsenal pada Sabtu (17/2/2024) WIB. Seusai membungkan West Ham 6-0, tim tamu kembali menikmati parade hujan gol dalam kemenangan 5-0 atas Burnley. Arsenal pun sukses menciptakan nyaris selusin gol dari dua laga tandang.
Sempat paceklik gol sebelum jeda musim dingin, skuad Arsenal kini telah menemukan kepercayaan diri di depan gawang. Terbukti, mereka hanya butuh empat menit untuk unggul atas Burnley. ”Kami sedang dalam momen baik. Dengan kemenangan (beruntun), semua terasa baik,” ujar gelandang Arsenal, Kai Havertz.
Performa lini serang Si Meriam terbilang luar biasa. Tren kebangkitan dimulai seusai kamp di Dubai. Mereka menghasilkan 21 gol dalam 5 laga, dari hanya 3 gol dalam 7 laga sebelum jeda. Namun, seperti kisah yang sudah terjadi di Arsenal sejak musim lalu, tren tersebut sekadar momentum. Mereka tidak akan menang besar setiap pekan.
Baca juga: Tiga Sisi Transformasi Awal Tahun Arsenal
Hal paling menarik justru adalah stabilitas tim asuhan Manajer Mikel Arteta di pertahanan. Seperti kata manajer tersukses di Liga Inggris, Sir Alex Ferguson, ”Serangan memenangkan pertandingan, pertahanan membuat Anda meraih gelar.” Arsenal kembali menunjukkan mengapa disebut tim dengan pertahanan terbaik musim ini.
Arsenal menggunakan formasi kuartet bek tengah di dua laga terakhir, termasuk di Turf Moor. Gabriel Magalhaes dan William Saliba berduet di tengah, sementara Ben White dan Jakub Kiwior mengisi sisi sayap. Seperti diketahui, formasi empat bek tengah juga diandalkan Manchester City saat meraih treblewinners musim lalu.
Hasilnya, benteng Arsenal tidak tergoyahkan. Selain mencatat nirbobol, mereka juga tidak kemasukan satu pun tembakan tepat sasaran dari Burnley. Adapun selama 180 menit terakhir, termasuk lawan West Ham, Saliba dan rekan-rekan baru kecolongan satu tembakan ke arah gawang. Di sisi lain, mereka menciptakan 19 kali.
Baca juga: Perangai Kejam Arsenal Seusai Kamp Dubai
Burnley sudah merencanakan bermain oportunis sejak awal. Manajer Vincent Kompany menampilkan formasi 4-4-2. Duet penyerang David Datro Fofana dan Zeki Amdouni ditugaskan untuk memanfaatkan situasi transisi serangan balik. Namun, rencana itu selalu dipatahkan, baik oleh sistem pertahanan Arsenal maupun duel individu.
Kuartet bek tengah Arsenal terlalu tangguh. Mereka punya fisik kuat, tinggi, dan juga cepat untuk membatasi ancaman lawan. Biasanya bek sayap kiri diisi Oleksandr Zinchenko. Arteta rela mengorbankan sisi kiri dalam bertahan, demi mendapatkan manfaat Zinchenko dalam serangan. Tanpa Zinchenko yang sedang cedera dan digantikan Kiwior, pertahanan Arsenal solid di segala sisi.
Arteta sependapat, pertahanan timnya memang spesial. Itulah alasan mereka tercatat sebagai tim dengan kemasukan paling sedikit sejauh ini, 22 gol. Meskipun begitu, dia memberikan kredit untuk seluruh pemain. Dalam sistemnya, Arsenal memang diharapkan untuk bertahan sejak dari lini terdepan. Mereka tidak membiarkan musuh untuk memegang bola.
Menurut Arteta, kerja keras dan komitmen para pemain untuk mengikuti sistemnya terlihat jelas di laga tersebut. ”Ada aksi di menit ke-98 (injury time), saat semua pemain berlari 60 meter ke belakang untuk bertahan. Tim macam apa yang melakukan itu (saat sudah unggul 5-0). Kami begitu bersemangat,” ujarnya.
Adapun pertahanan blok tinggi juga merupakan inspirasi kemenangan Arsenal di laga itu. Gol pembuka dari kapten Martin Odegaard bermula dari situasi transisi. Arsenal yang menekan sangat intens sejak tepis mula berhasil merebut bola di tengah lapangan. Lalu, sepuluh detik berselang, bola sudah bersarang di gawang Burnley.
Perubahan White
Soliditas empat bek tengah Arsenal bisa terwujud berkat perubahan dan kontribusi White. Sebelum jeda, bek asal Inggris itu dikabarkan bermain dalam kondisi cedera. Hal tersebut membuat penampilannya jauh di bawah standar. Sisi kanan Arsenal pun sering menjadi incaran tim lawan. Masalah cedera itu selesai seusai jeda musim dingin.
White kembali ke performa semula sejak dari kamp Dubai. Tidak hanya itu, dia juga diberikan peran baru untuk bermain di posisi hibrida sebagai inverted wing back. Dia terkadang naik ke posisi gelandang jangkar saat menyerang. Biasanya dia ditugaskan hanya tinggal di pertahanan atau menyisir sisi sayap.
Sebelum White bisa menjalankan tugas itu, sistem dengan peran posisi hibrida biasanya diberikan di sisi kiri. Zinchenko ahli dalam hal tersebut. Ketika tidak ada Zinchenko, Kiwior yang menggantikan. Masalahnya, Kiwior sering canggung saat menguasai bola. Padahal, pemain di posisi itu harus punya teknik tinggi untuk mengolah bola.
Alhasil, Kiwior sering kurang nyaman saat menggantikan Zinchenko. Hal tersebut tidak terjadi belakangan ini. Kiwior, seperti di laga itu, lebih banyak tinggal di belakang atau menyisir dari sisi sayap. Peran hibrida itu justru lebih banyak dijalankan oleh White. Solusi masalah tersebut pun sudah ditemukan.
Kelanjutan kuartet bek tengah itu menarik diikuti. Bukan tidak mungkin formasi dadakan tersebut justru akan menjadi kunci Arsenal di pengujung musim. Adapun formasi itu mulai dimainkan tepat seusai turun minum versus Liverpool, Kiwior masuk menggantikan Zinchenko. Sejak itu, gawang Arsenal belum kemasukan selama lebih dari 225 menit.
(AP/Reuters)