Di Liga Kompas Kacang Garuda U-14, pemain muda meniti mimpi membela timnas. Kompetisi bisa juga jadi ajang ”seleksi”.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Kompetisi sepak bola untuk kelompok umur yang diselenggarakan reguler seperti Liga Kompas Kacang Garuda U-14 dapat menjadi lompatan awal pemain muda membela Tanah Air di kancah internasional. Kompetisi merupakan kesempatan pemain mengasah kemampuan dalam banyak aspek untuk menjadi bekal menembus tim nasional.
Senyuman merekah di wajah pemain Asiana Soccer School, Sean Rahman Kastor, setelah pertandingan pekan ke-13 Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim 2023-2024 melawan SSB Maesa, Minggu (18/2/2024). Sean tak hanya senang karena namanya kian kokoh di daftar pencetak gol terbanyak dengan 21 gol sekaligus mengantarkan Asiana Soccer School mantap di puncak klasemen dengan 35 poin. Dia juga senang karena semakin siap menyambut seleksi tim nasional U-17 pekan depan.
”Senang sekali dipanggil untuk seleksi. Saya yakin penampilan di Liga KG U-14 ini jadi salah satu pertimbangannya. Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini,” tutur Sean, Pemain Terbaik Liga Kompas Bulan Desember 2023 ini.
Padahal, mereka bisa mencari bibit-bibit terbaik di kompetisi yang panjang seperti ini. Apalagi, kemampuan para pemain teruji selama berpekan-pekan, bukan hanya sehari saat seleksi.
Sean merupakan satu dari tiga pemain peserta Liga KG yang dipanggil untuk seleksi tim nasional U-17. Rekan setim Sean di Asiana, M Mierza Firjatullah dan Handri Dimas Sulistyo, juga turut dipanggil untuk seleksi yang terdiri atas tiga gelombang di Jakarta itu.
Seperti Sean, Mierza juga bahagia dengan pemanggilannya untuk seleksi. Mierza mengatakan, seleksi merupakan langkah awal untuk menggapai cita-citanya membela tim nasional dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Kapten Asiana ini bermimpi membawa Indonesia tampil di Piala Dunia dan memperkuat klub Eropa.
Agar bisa maksimal saat seleksi, Mierza akan melakukan latihan tambahan untuk menyempurnakan teknik dan kemampuannya. Terlepas dari itu, Mierza merasa kemampuannya kian terasah sepanjang keikutsertaan dalam ajang yang berlangsung selama 14 pekan ini. Keberhasilan Mierza menyumbang dua gol untuk kemenangan atas SSB Maesa pun tak lepas dari peningkatan kemampuan selama kompetisi.
Peningkatan paling terasa ialah pada aspek ketenangan, kecepatan, dan penguasaan bola. Bermain setiap pekan di Lapangan Dewantara, Tangerang Selatan, Banten, Mierza perlahan mengasah kemampuan mengatasi tekanan dan ketenangan bermain. Setelah itu bisa dikuasainya, pemain kelahiran 15 Februari 2009 ini bisa lebih total mengeluarkan kemampuan lainnya, termasuk berlari dengan cepat.
”Sekarang sudah bermain dengan nyaman. Semoga ini membantu nanti saat seleksi. Kalau soal teknik bermain, saya mau mematangkan kemampuan penyelesaian akhir. Sisanya mau menjaga kondisi fisik saja,” tutur Mierza.
Anggota tim pemandu bakat LKG U-14 2023-2024, Dede Sulaeman, menilai, Mierza dan Sean memang memiliki kemampuan individu di atas rata-rata. Maka, layak kedua motor serangan Asiana ini mendapatkan kesempatan untuk seleksi timnas.
Menurut Dede, keunggulan Mierza dan Sean ialah saat pergerakan tanpa bola, kemampuan menggiring bola dan melewati lawan, serta kecepatan berlari. Dede mencontohkan, ketiga kemampuan itu ditunjukkan jelas oleh Mierza ketika mencetak gol pertama ke gawang Maesa.
Dalam laga di Lapangan Dewantara, Tangerang Selatan, Banten, tersebut, fullback Maesa yang kerap tidak sejajar dengan bek tengah menghasilkan lubang di lini pertahanan mereka. Mierza rajin menyisir ruang kosong tersebut. Dengan kecepatan larinya, Mierza menembus kotak penalti dan akhirnya ”menghukum” lawan dengan gol.
Walakin, menurut Dede, ada banyak pemain peserta Liga KG U-14 dengan kualitas mumpuni yang juga layak untuk dipanggil timnas. Eks penyerang sayap kanan timnas tahun 1980-an ini pun menyayangkan absennya PSSI, terutama tim pemandu bakatnya, pada pertandingan Liga KG yang sejatinya bisa juga menjadi ajang seleksi.
”Padahal, mereka bisa mencari bibit-bibit terbaik di kompetisi yang panjang seperti ini. Apalagi, kemampuan para pemain teruji selama berpekan-pekan, bukan hanya sehari saat seleksi,” tutur Dede.
Diselenggarakan sejak 2010, Liga KG U-14 telah melahirkan puluhan pemain timnas di berbagai kelompok umur dan pemain profesional di sejumlah klub Liga 1 dan klub luar negeri. Para pemain itu antara lain Egy Maulana Vikri yang pernah memperkuat klub Polandia, Lechia Gdansk, dan kini membela tim Liga 1, Dewa United. Ada pula Sutan Zico yang pernah memperkuat timnas U-16 dan U-19.