Sinaran Wajah ”Treble” Manchester City
Tiga elemen terpenting Manchester City dalam pencapaian ”treble” musim lalu kembali tampil bersama-sama dan berdampak.
COPENHAGEN, RABU — Gol indah pemain debutan FC Copenhagen, Magnus Mattsson, tidak lebih dari sekadar pelipur lara tim tuan rumah. Kejutan Mattson tidak cukup mengusik ketangguhan juara bertahan Manchester City yang datang dengan formasi dan komposisi skuad ideal, seperti saat meraih treble winner musim lalu.
Stadion Parken, markas Copenhagen, pernah menjadi saksi bisu kejatuhan Manchester United di babak grup. Tetangga City itu takluk 3-4 dalam malam dramatis dan ironis, November lalu, lalu kehilangan asa lolos ke babak gugur. Teror tersebut yang menghantui City dalam laga pertama babak 16 besar, Rabu (14/2/2024) dini hari WIB.
Hari ini sempurna. Mereka bermain dengan sabar sampai menemukan momen tepat.
Apalagi, usai gol Mattsson di paruh pertama yang membuat kedudukan imbang 1-1. Gelandang yang baru dibeli dari klub Belanda, NEC Nijmegen, itu seperti melambangkan keajaiban. Sang debutan mencetak gol lewat tendangan jarak jauh yang berawal dari kesalahan umpan kiper Ederson. Sangat jarang Ederson membuat kesalahan dasar seperti itu.
Namun, letupan semangat skuad Copenhagen yang didorong dukungan lantang para penonton masih belum cukup untuk menggetarkan tim tamu. City menang 3-1 berkat tambahan dua gol, masing-masing di injury time paruh pertama dan kedua. Gelandang Kevin De Bruyne dan Phil Foden menjadi pahlawan dengan masing-masing sumbangan 1 gol dan 1 asis.
”Hari ini sempurna. Mereka bermain dengan sabar sampai menemukan momen tepat. Sangat, sangat baik. Saya bangga. Kami kemasukan, terkadang itu tidak bisa dihindari. Kami tidak kecolongan (peluang) dari transisi yang bisa membuat suasana stadion bangkit. Tempo permainan kami sempurna,” kata Manajer City Josep Guardiola pada TNT Sports.
Presensi De Bruyne menandakan kembalinya wujud terbaik ”The Citizens”. Terakhir kali sang gelandang kreatif tampil di Liga Champions adalah pada final musim lalu. Dia belum pernah bermain sejak babak grup musim ini karena cedera panjang. Perannya yang krusial langsung terlihat dengan membuka keunggulan di menit ke-10.
Baca juga: Manchester City, “Raja” Mendekati Takhta
De Bruyne sudah tampil tujuh kali sejak kembali dari cedera. City yang sempat inkonsisten di awal musim menang tujuh kali beruntun. Dia nyaris selalu berkontribusi di setiap laga dengan sumbangan total 2 gol dan 6 asis. Adapun City mencetak rerata hampir tiga gol saat sang ”mesin asis” diturunkan.
Dua gol City hadir berkat kombinasi De Bruyne dan Foden. Termasuk gol terakhir Foden yang dicetak usai umpan silang De Bruyne berbelok arah di kotak penalti. ”Ketika melawan tim dengan blok rendah, Anda butuh pemain yang berlari di belakang. Kevin tahu itu dan membuat tugas saya lebih mudah. Tidak ada pemain yang lebih baik dalam mengumpan di dunia selain dia,” ucap Foden.
Kunci sukses lain dalam raihan tiga gelar City musim lalu juga diperlihatkan. John Stones kembali memainkan peran hibrida sebagai bek tengah dan gelandang. Pendekatan taktik itu adalah eksperimen terbaik Guardiola di musim lalu. Dengan duet Stones dan Rodri di tengah, tim tamu dominan dalam penguasaan sekaligus mampu mencegah transisi.
Terbukti, City bisa mendominasi laga dengan unggul penguasaan 78,8 persen dan jumlah tembakan 27-4. Copenhagen hanya membuat satu tembakan ke gawang yang berujung jadi gol. Adapun taktik hibrida tersebut tidak optimal digunakan The Citizens musim ini karena Stones sudah absen 12 laga sejak awal musim.
Baca juga: Di Balik Oase Manchester City
Rumus terakhir pencapaian treble winner adalah penyerang Erling Haaland yang berstatus peraih sepatu emas Liga Champions musim lalu. Dia tidak mencetak gol dini hari tadi. Namun, presensi Haaland membuat tim lawan selalu waspada dan fokus padanya. Sampai, Copenhagen mengganti formasi dari 4 bek jadi 5 bek di paruh kedua.
Alhasil, tiga elemen penting The Citizens telah kembali seusai banyak gangguan di paruh pertama musim. Mereka akan kembali menjadi faktor penentu dalam misi mengulang capaian treble winner. Menurut De Bruyne, masih banyak ruang yang bisa ditingkatkan. Mereka baru bisa tampil dengan komposisi lengkap dalam dua pekan terakhir.
”Enam bulan yang sangat panjang. Saya senang bisa kembali (ke Liga Champions) dan membantu tim menang dengan versi terbaik saya. Saya merasa baik-baik saja, tetapi butuh beberapa pertandingan lagi (untuk mencapai puncak performa). Saya menuju ke sana. Level saat ini sudah cukup bagus, saya senang,” tutur De Bruyne.
Satu-satunya hal negatif dari City hanya kekhawatiran akan cedera baru. Penyerang sayap Jack Grealish harus digantikan karena masalah otot saat baru bermain 21 menit. Sementara itu, gelandang Bernardo Silva juga ditarik keluar di penghujung babak kedua karena mengalami benturan dengan pemain Copenhagen.
Walaupun kalah, laga tersebut akan tetap menjadi memori berkesan untuk Mattsson. ”Rasanya luar biasa bisa menjalani debut dan langsung berkontribusi dengan gol. Pastinya ingin berkontribusi lebih, tetapi saya sudah memberikan segalanya. Agak sedikit pahit karena kami kemasukan di injury time,” ujarnya. (AP/REUTERS)