Pelari maraton dan pemegang rekor dunia Kelvin Kiptum meninggal dalam kecelakaan. Impiannya banyak yang belum terwujud.
Oleh
WISNU AJI DEWABRATA
·4 menit baca
NAIROBI, MINGGU — Pelari maraton asal Kenya, Kelvin Kiptum (24), tidak sempat lebih lama menikmati kejayaan sebagai pemegang rekor dunia lari maraton (42 kilometer) yang diukirnya pada ajang Maraton Chicago, Oktober 2023. Kiptum meninggal setelah mobilnya mengalami kecelakaan lalu lintas di Kenya, Minggu (11/2/2024) malam waktu setempat atau Senin (12/2/2024) dini hari WIB.
Kecelakaan mobil tersebut tidak hanya menewaskan Kiptum, tetapi juga pelatihnya, Gervais Hakizimana (36), yang berasal dari Rwanda. Menurut kepolisian setempat, di dalam mobil juga terdapat seorang penumpang perempuan, yaitu Sharon Kosgey, yang mengalami luka berat di kepala.
Mewakili Badan Atletik, kami menyampaikan dukacita yang sangat dalam kepada keluarga mereka, sahabat, rekan setim, dan bangsa Kenya. Atlet yang luar biasa meninggalkan kenangan yang luar biasa, kami akan merindukannya.
Kecelakaan itu terjadi di jalan raya antara Eldoret dan Kaptagat, sebelah barat Kenya. Daerah tersebut tidak jauh dari kampung kelahiran Kiptum. Daerah itu terkenal sebagai dataran tinggi yang melahirkan pelari-pelari kelas dunia.
Kepala kepolisian setempat, Peter Mulinge, mengatakan, kecelakaan tersebut adalah kecelakaan tunggal. Mobil yang dikemudikan Kiptum kehilangan kendali dan terbalik, menyebabkan dua orang tewas di lokasi kecelakaan.
Hakizimana mengenang masa kecil Kiptum sebagai bocah penggembala ternak yang bertelanjang kaki. ”Saat itu tahun 2009, saya sedang berlatih di dekat peternakan milik ayahnya. Waktu itu dia mendatangi saya dan menendang kaki saya hingga saya mengusirnya. Sekarang saya bersyukur atas pencapaiannya,” kata Hakizimana yang seorang bekas pelari dan melatih Kiptum sejak 2018.
Kiptum menjadi pelari maraton setelah menggembleng diri dengan berlatih di jalanan. Umumnya, pelari maraton mengawali kariernya sebagai pelari di lintasan lari atau trek. Namun, Kiptum tidak pernah merasakan berlomba di lintasan lari karena tidak punya uang. Bahkan, dia terpaksa memakai sepatu pinjaman saat pertama kali mengikuti lomba maraton pada tahun 2018 karena tidak mampu membeli sepatu.
”Lokasi latihan saya jauh dari lintasan lari, jadi saya mulai berlatih dengan para pelari jalanan. Kemudian saya beralih ke maraton,” kata Kiptum, dikutip dari BBC.
Kecelakaan lalu lintas yang menimpa Kiptum bukan yang pertama terjadi pada pelari Kenya. Sebelumnya, David Lelei, peraih medali perak All Africa Games, meninggal dalam kecelakaan mobil tahun 2010. Pada tahun 2018, pelari maraton Francis Kiplagat juga meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Kemudian Nicholas Bett, yang meraih emas 400 meter gawang di Kejuaraan Dunia 2015, juga meninggal dalam kecelakaan mobil tahun 2018.
Pecah rekor
Pemecahan rekor dunia lari maraton oleh Kiptum terjadi pada ajang Maraton Chicago tiga bulan lalu, yaitu 8 Oktober 2023. Kiptum mengukir catatan waktu 2 jam 35 detik. Kiptum memecahkan rekor dunia lari maraton yang sebelumnya milik rekan senegaranya, Eliud Kipchoge, yang tercipta pada ajang Maraton Berlin dengan waktu 2 jam 1 menit 9 detik. Catatan waktu Kiptum di Chicago memperbaiki catatan waktunya pada Maraton London 2023, yaitu 2 jam 1 menit 25 detik.
Milcah Chemos, atlet asal Kenya yang menyaksikan jenazah Kiptum di rumah sakit, tidak sanggup berkata-kata. Dia menangis saat diwawancarai oleh media. ”Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata kepergian Kelvin,” ujarnya.
Seusai mengukir prestasi dunia di Maraton Chicago, Kiptum berencana mengikuti Maraton Rotterdam. Targetnya tidak main-main, yaitu menjadi orang pertama yang menyelesaikan maraton penuh (full marathon) dengan waktu di bawah 2 jam. Setelah Maraton Rotterdam, Kiptum dan Kipchoge akan mewakili negaranya di Olimpiade Paris 2024.
Kepergian Kiptum yang mendadak dan tragis mengundang simpati. Presiden Badan Atletik (World Athletics) Sebastian Coe mengatakan, mereka terkejut dan sangat sedih atas kepergian Kiptum dan pelatihnya, Hakizimana. Kepergian mereka adalah kehilangan besar bagi dunia atletik.
”Mewakili Badan Atletik, kami menyampaikan dukacita yang sangat dalam kepada keluarga mereka, sahabat, rekan setim, dan bangsa Kenya. Atlet yang luar biasa meninggalkan kenangan yang luar biasa, kami akan merindukannya,” demikian pernyataan Coe.
Mantan Perdana Menteri Kenya, Raila Odinga, melalui akun X miliknya mengatakan, Kenya tengah berduka karena kehilangan seorang pahlawan sejati. Menurut Odinga, Kiptum tidak hanya seorang pelari yang memecahkan rekor dunia, tetapi juga ikon atletik dari Kenya.
Setelah mencetak rekor dunia di Maraton Chicago, Kiptum bertekad meraih medali di Olimpiade Paris, 26 Juli-11 Agustus 2024. ”Jika saya berkesempatan mewakili negara saya di Olimpiade, itu akan menjadi penampilan pertama saya. Saya akan fokus untuk meraih medali. Saya memiliki impian sebagai seorang Olimpian,” kata Kiptum.
Kini impian Kiptum berlari di Olimpiade telah sirna seiring kecelakaan yang merenggut nyawanya dan pelatihnya. (BBC/AP/REUTERS)