Jannik Sinner: Semuanya Dilakukan Bertahap
Setelah menjuarai Australia Terbuka, Jannik Sinner punya target lain. Dia akan mewujudkannya secara bertahap.
Jannik Sinner mendapatkan gelar pertama dari arena Grand Slam ketika menjuarai Australia Terbuka di Melbourne Park pada Januari. Dia menjadi tunggal putra Italia kedua yang meraih gelar Grand Slam setelah Adriano Panatta menjuarai Perancis Terbuka 1976.
Setelah menjuarai Australia Terbuka, Sinner kembali ke Italia untuk menghadiri berbagai acara penyambutan dan pemberian penghargaan. Dia tak sempat menemui keluarganya yang tinggal di bagian utara Italia karena langsung fokus berlatih di Roma untuk menghadapi turnamen ATP Masters 500 Rotterdam, Belanda, 12-18 Februari.
Pada Sabtu (10/2/2024) malam waktu Indonesia, wartawan dari beberapa negara, seperti Spanyol, Perancis, India, termasuk Kompas, mewawancarai Sinner secara daring. Petenis ranking keempat dunia berusia 22 tahun itu bercerita tentang pengalaman setelah juara Grand Slam, prinsipnya dalam menjalani karier sebagai petenis, hubungan antara ski yang pernah ditekuninya dengan tenis, dan target pada 2024.
Setelah menjuarai Australia Terbuka, apakah sudah berlibur dan bertemu keluarga?
Saya belum bertemu keluarga, mungkin setelah turnamen Rotterdam ini. Setelah juara di Melbourne, saya ke Roma. Setelah dua hari istirahat, saya langsung latihan lagi supaya fisik tidak menurun. Saya pun harus bersiap kembali untuk sepanjang tahun ini.
Kondisi saya saat ini baik dan semoga saya bisa bermain baik di Rotterdam.
Apakah lingkungan di sekitarmu berubah setelah Australia Terbuka, apalagi Anda dinilai sebagai pahlawan di Italia.
Ya, di Italia seperti itu. Saya senang berbagi kebahagiaan ini bersama orang-orang yang selama ini mendukung saya.
Namun, saya dan tim tidak berubah. Saya harus tetap berkembang dan bertambah baik untuk target berikutnya. Itu sebabnya saya bersiap selama sepekan terakhir untuk bermain di sini.
Baca juga: Sinner Antisipasi Situasi Setelah Juara Grand Slam
Setelah Australia Terbuka, apakah kamu mendapat respek yang lebih besar dari petenis lain?
Ya betul. Namun, di lapangan, rasanya pasti akan berbeda. Lawan akan semakin tahu kelemahan saya.
Itu mengapa, setelah Australia Terbuka, saya langsung latihan karena saya harus siap menghadapi berbagai situasi. Lawan juga akan bersikap nothing to lose saat berhadapan dengan saya.
Situasi yang akan saya hadapi ini adalah sesuatu yang baru dan saya antusias menanti akan seperti apa reaksi saya terhadap situasi ini.
Tahun lalu, saya mendapat hasil bagus, tahun ini lebih bagus. Jadi, situasinya akan berbeda.
(Pada 2023, Sinner mendapat gelar pertama dari turnamen ATP Masters 1000 di Kanada. Dia pun mengantarkan Italia menjuarai Piala Davis. Dia ajang Grand Slam, Sinner mencapai semifinal Wimbledon).
Anda memiliki temperamen yang tenang. Apakah dari dulu memang seperti itu atau ada momen yang membuat Anda berubah?
Saat berusia 6-7 tahun, kadang saya marah-marah, tetapi tidak dalam level yang tinggi. Ketika lelah, biasanya saya ingin marah, tetapi saya berusaha mengontrol pikiran dan hati dan dalam dua tahun terakhir, saya berusaha untuk lebih baik lagi.
Saat berusia lebih muda, Anda memilih tidak berkompetisi di Grand Slam level yunior. Mengapa memilih jalan seperti itu dan apa dampaknya?
Saya berusaha bermain melawan petenis yang lebih baik dalam turnamen-turnamen ITF Futures. Dari situ, saya mendapat banyak hal baru dan pengalaman.
Saya bermain di level yunior pada usia 15-16 tahun, setelah itu bermain di tingkat Future.
Bagi saya, menjadi pemain 10 besar atau lima besar dunia di level yunior tidak begitu penting. Itu sebabnya, saya tidak bermain di Grand Slam yunior. Saya lebih memilih melawan petenis yang lebih bagus.
Baca juga: Mental Baja Jannik Sinner
Carlos Alcaraz sudah dua kali menjuarai Grand Slam. Apakah ini bisa dikatakan bahwa era baru telah lahir?
Sulit untuk memberi pendapat tentang hal itu. Banyak petenis bagus, termasuk petenis muda, jadi sulit memprediksi apa yang akan terjadi. Daniil (Medvedev) dan Sascha (Alexander Zverev) juga bagus.
Setiap petenis berbeda, punya acara sendiri untuk menang. Menarik untuk dilihat akan seperti apa ke depannya.
(Alcaraz adalah petenis Spanyol yang berusia dua tahun lebih muda dari Sinner. Dia menyalip prestasi Sinner dengan menjuarai AS Terbuka 2022 dan Wimbledon 2023, serta menjadi petenis nomor satu dunia).
Alcaraz, Holger Rune, dan Anda adalah bintang muda saat ini. Apakah persaingan dengan mereka membuatmu menjadi petenis yang lebih baik?
Tentu saja, keberadaan mereka membuat saya lebih baik. Apalagi, momen saat kalah yang justru bisa membuat saya semakin sadar apa yang harus diperbaiki.
Namun, bukan hanya Carlos dan Holger yang bagus, petenis lain pun banyak yang bagus. Saya harus bersiap menghadapi setiap petenis karena mereka punya gaya berbeda.
Selain generasi saat ini, Anda masih berkesempatan bersaing dengan dua dari tiga legenda, yaitu Novak (Djokovic) dan Rafa (Nadal). Bagaimana pengaruh mereka terhadap permainan Anda?
Yang paling mirip adalah Novak karena kami memiliki karakter permainan yang sama, yaitu dari baseline, sesekali ke depan net, dan sering bergerak dengan meluncur.
Roger (Federer) memang sudah tidak sini, tetapi saya sangat beruntung bisa melihat ”Big Three”. Saya selalu melihat mereka di tur, melihat latihan di gym dan lapangan, juga saat bertanding. Saya pun bisa bertanya dan mendapat pengalaman dari mereka, terutama tentang sikap menghadapi persaingan.
Setelah Australia Terbuka, saya langsung latihan karena saya harus siap menghadapi berbagai situasi.
Sebelum menjuarai Australia Terbuka, banyak petenis lain yang mengatakan bahwa Anda bisa juara Grand Slam dan menjadi petenis nomor satu dunia. Apakah itu menjadi tekanan bagimu?
Tidak, saya tidak merasa tertekan. Saya senang mendengar itu dari petenis lain.
Tekanan yang saya rasakan justru biasanya muncul dari diri sendiri karena saya selalu ingin mendapat hasil yang bagus.
Anda pernah menjadi juara nasional ski. Apakah ada hubungan antara ski dan tenis?
Itu memang olahraga yang berbeda, tetapi ada prinsip dari ski yang sama dengan tenis, yaitu keseimbangan dan gerakan saat meluncur.
Hal lain adalah mentalitas. Saat melakukan downhill di ski, saya merasa takut karena kesalahan sedikit saja bisa berakibat fatal. Di tenis, efeknya tidak berbahaya saat melakukan kesalahan, hanya kalah. Jadi, mentalitas yang saya dapat dari ski sangat berguna.
(Semasa kecil, Sinner menjalani tenis, ski, dan sepak bola. Dia pernah menjadi juara nasional ski di level yunior. Pada usia 13 tahun, dia memilih fokus di tenis dengan meninggalkan rumahnya untuk berlatih tenis di kota lain di Italia).
Bagaimana Anda melihat diri Anda dalam sepuluh tahun ke depan?
Tidak ada yang tahu di lapangan akan seperti apa. Meski demikian, saya senang karena memiliki sistem pendukung yang baik. Saya bisa percaya kepada mereka dan ingin tetap bersama mereka.
Baca juga: Rekor Sempurna Djokovic Dihentikan Sinner
Bisa ceritakan hubunganmu dengan pelatih saat ini?
Mereka (Simone Vagnozzi dan Darren Cahill) sangat baik dan dekat dengan saya. Darren mengajarkan pada saya bahwa satu-satunya yang akan saya miliki setelah melewati momen menang atau kalah di lapangan adalah tim pendukung. Apa pun hasil yang didapat, mereka akan selalu mendukung.
Pengalamann Simone lebih sedikit dari Darren, tetapi kombinasi keduanya sangat sulit ditemukan. Saya beruntung bisa memiliki mereka.
Apa targetmu pada 2024? Menambah juara Grand Slam dan menjadi petenis nomor satu dunia?
Di arena Grand Slam, saya ingin bermain lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Di Wimbledon, saya mencapai semifinal dan rasanya tidak mudah untuk melakukannya seperti tahun lalu. Di Perancis Terbuka, saya mencapai babak kedua dan babak keempat di Amerika Serikat Terbuka.
Jika saya bisa menjaga dengan baik kondisi fisik dan mental, saya rasa saya bisa mendapat momen bagus.
Saya juga berharap bisa bermain lebih baik di lapangan tanah liat pada tahun ini.
Untuk nomor satu dunia, saya harus melewati dulu nomor 3 dan 2. Jadi, saya akan melakukannya selangkah demi selangkah. Semuanya saya lakukan secara bertahap sejak kecil, tidak terburu-buru. Yang bisa saya lakukan adalah naik satu tingkat dulu.