Yamaha memaksimalkan hak konsesi MotoGP dengan menyiapkan dua tahap mesin YZR-M1 dan banyak pengujian musim ini.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SEPANG, SELASA — Persaingan MotoGP 2024 sudah dimulai sejak hari pertama tes pramusim di Sepang, Malaysia, Selasa (6/2/2024) , di mana semua pebalap, kecuali Franco Morbidelli, menguji motor baru mereka. Ini tes pertama bagi para pebalap di luar Yamaha dan Honda yang memulai sejak tes shakedown karena mendapat hak konsesi penuh. Kelonggaran pengembangan motor itu dimaksimalkan oleh Yamaha dengan menyiapkan dua tahap mesin YZR-M1 di sepanjang musim ini.
Yamaha dan Honda masuk dalam kategori D sehingga mendapat hak konsesi penuh sehingga mereka bisa melakukan tes lebih banyak, bisa mengubah spesifikasi mesin, dan para pebalap utama bisa ikut melakukan tes.
”Menurut saya, itu akan menjadi bantuan besar, itu tidak hanya untuk Yamaha, tetap juga Honda. Kami memiliki kesempatan untuk melakukan lebih banyak hal, di mana kami tidak bisa melakukan itu tanpa konsesi,” ujar Manajer Direktur Yamaha Motor Lin Jarvis.
Pada saat ini, saya hanya bisa melihat sisi positif dari konsesi, satu-satunya sisi negatif adalah ada pekerjaan ekstra.
Hak konsesi yang didapat Yamaha itu diharapkan bisa segera mengembalikan mereka ke persaingan juara MotoGP.
”Kami bisa melakukan banyak pengujian, kami diizinkan melakukan pengujian di lebih banyak sirkuit, biasanya dibatasi di trek tertentu. Kami boleh melakukan tes-tes itu dengan pebalap tim pabrikan kami, yang bisanya hanya dengan pebalap penguji. Kami boleh mengubah spesifikasi mesin di sepanjang musim, tetapi tentu tetap dalam koridor aturan. Kami bisa mengubah desain mesin seiring musim bergulir. Dan, kami juga memiliki satu tambahan paket aerodinamika yang bisa kami bawa,” jelas Jarvis.
”Jadi, konsesi memberi kami kesempatan untuk bekerja. Itu terserah pada kami untuk memperoleh efek maksimal dari itu dan memastikan kami terus melakukan kemajuan. Itu membuat kami tidak tertahan pada keadaan seperti di awal musim. Itu membuat kami terus melakukan peningkatan di sepanjang tahun. Semoga itu berhasil,” kata Jarvis.
Direktur Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli menilai, hak konsesi ini akan mempercepat proses pengembangan motor karena akan ada banyak pengujian. Saat ini target utama mereka adalah menyiapkan dua tahap mesin M1.
”Tentu ini membantu kami mempercepat prosedur untuk meningkatkan motor. Kami sudah memulai dengan dua hari tes (shakedown) di Sepang ini. Kami juga akan berusaha mempersiapkan balapan lebih awal, di mana itu memungkinkan, seperti di Mugello, Misano, mungkin Jerez,” ujar Meregalli.
Meregalli menyebutkan, mereka akan berusaha memaksimalkan hak konsesi sebanyak mungkin untuk pengembangan motor. ”Rencananya adalah memperkenalkan dua tahap mesin di sepanjang musim, ini merupakan keuntungan lebih lainnya yang diberikan konsesi pada kami,” ujarnya.
”Pada saat ini, saya hanya bisa melihat sisi positif dari konsesi, satu-satunya sisi negatif adalah ada pekerjaan ekstra,” ujar Meregalli.
Honda juga fokus mengembangkan mesin baru RC213V yang dalam tes shakedown dinilai positif oleh para pebalap mereka. Bahkan, Honda sangat percaya diri dengan mesin baru itu sehingga dalam hari pertama tes pramusim di Sepang, di garasi mereka tidak ada motor 2023. Ini kontras dengan tim-tim lain, di mana motor 2023 tetap ada di garasi sebagai antisipasi jika pebalap ingin membandingkan motor.
”Ini jelas membantu. Sistem ini tidak diciptakan saat ini untuk kami, ini diciptakan pada masa lalu untuk yang lain. Jadi, sekarang kami mendapat keuntungan dari itu dan tentu kami akan memanfaatkan itu sebanyak mungkin,” ujar Manajer Tim Repsol Honda Alberto Puig kepada MotoGP.
Sistem hak konsesi ini awalnya ditujukan pada Honda dan Yamaha supaya bisa kembali bersaing dengan tim-tim pabrikan Eropa. Namun, dalam pemeringkatan tim, KTM dan Aprilia juga mendapat kelonggaran dalam pengujian dengan mendapat lebih banyak ban untuk tes. Adapun Ducati yang menjadi pabrikan paling solid, tidak mendapat keuntungan dari konsesi ini. Mereka sempat komplain terkait kelonggaran yang diberikan pada KTM dan Aprilia, tetapi kemudian menerima sistem ini.
”Memiliki dua pabrikan Jepang dengan konsesi seperti ini akan sangat membantu mereka kembali ke papan atas. Tetapi kita harus menggarisbawahi bahwa mereka berada di podium tahun lalu, tetapi kami menerima situasi ini,” ujar Manajer Tim Ducati Lenovo Davide Tardozzi.
Dia menegaskan bahwa menerima sistem konsesi itu untuk memberi sedikit bantuan pada tim pabrikan lain, bukan berarti Ducati pasti akan menjadi pemimpin kejuaraan. Mereka kini juga harus fokus pada pengujian mereka karena tidak mendapat keuntungan sama sekali.
”Kami harus memikirkan tes kami tahun ini karena 17 ban lebih sedikit untuk tes merupakan penurunan besar. Tetapi, apa pun itu, kami menerima dan kami akan menunjukkan bahwa kami akan tetap kompetitif,” kata Tardozzi.