Korea Selatan dan Jordania Berebut Drama di Al Rayyan
Drama diprediksi akan menghiasi laga semifinal antara Jordania dan Korea Selatan. Mereka berebut menjadi bintangnya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
AL RAYYAN, SENIN — Tidak ada kata yang lebih tepat selain drama untuk melukiskan pertemuan kedua antara Jordania dan Korea Selatan pada semifinal Piala Asia 2023 di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Qatar, Selasa (6/2/2024) pukul 22.00 WIB. Jordania dan Korea Selatan adalah fenomena drama di Piala Asia.
Pertemuan pertama kedua tim di fase penyisihan grup pun dipenuhi drama. Maka, bukan hal yang mustahil drama akan kembali tersaji di atas lapangan saat mereka kembali berjumpa di fase gugur, semifinal.
Drama sudah menjadi sesuatu yang melekat dalam diri Korea Selatan sepanjang kiprah mereka di Piala Asia edisi kali ini. Semenjak fase penyisihan grup hingga fase gugur, Korea Selatan seakan tidak pernah kehabisan nyawa. Mereka menyuguhkan drama dengan berkali-kali tertinggal dan nyaris kalah, tetapi pada saat itu juga menemukan cara untuk memperpanjang napas dan berbalik menjadi pemenang.
Pada pertemuan dengan Jordania di fase penyisihan grup, drama itu sudah muncul. Korea Selatan unggul lebih dulu melalui gol yang dilesakkan oleh penyerang sekaligus kapten Son Heung-min. Jordania kemudian menyamakan kedudukan lewat gol bunuh diri Park Yong-woo dan kemudian unggul lewat sepakan keras Yazan al-Naimat. Drama terjadi saat kemenangan sedikit lagi menjadi milik Jordania, Yazan Abu al-Arab justru mencetak gol bunuh diri. Korea Selatan selamat berkat gol tersebut, 2-2.
Drama Korea Selatan berlanjut saat meladeni Malaysia yang berkesudahan 3-3. Lalu di fase gugur, ”Kesatria Taeguk” sukses menyingkirkan Arab Saudi besutan Pelatih Roberto Mancini lewat drama adu penalti. Korea Selatan memperpanjang kisah drama dengan menyingkirkan Australia, 2-1, melalui gol Son pada menit-menit akhir pertandingan.
Pelatih Korea Selatan Juergen Klinsmann mengakui perjalanan timnya tidak terlalu mulus sejak fase penyisihan grup. Akan tetapi, pengalaman melewati laga-laga sulit itu justru mempertebal kepercayaan diri para pemainnya saat ini. Pelatih asal Jerman itu optimistis Korea Selatan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti saat bertemu Jordania di fase grup.
”Ini proses yang mana kami harus berdamai dengannya. Saya selalu percaya ketika satu atau dua pertandingan awal tidak berjalan sesuai sebagaimana yang diharapkan tetapi bisa dilewati, maka Anda akan semakin percaya diri. Mereka (pemain) sekarang lebih percaya diri setelah menghadapi sejumlah pertandingan sulit yang penuh dengan drama,” ujar Klinsmann dalam sesi konferensi pers menjelang pertandingan, Senin (5/2/2024) sore.
Klinsmann mengatakan, timnya saat ini dipenuhi rasa lapar untuk juara. Korea Selatan terakhir kali menjuarai Piala Asia pada edisi 1960. Di sisi lain, ia menyadari Jordania bukanlah lawan yang mudah untuk dilewati.
Pertahanan Jordania yang dikomandoi Al-Arab sangat sulit ditembus. Kuatnya pertahanan Jordania membuat Son sampai menyebut timnya beruntung bisa lolos dari kekalahan melawan Jordania hingga terselamatkan gol bunuh diri pada menit-menit akhir.
Di lini serang, Jordania punya pemain sayap lincah seperti Musa al-Taamari dan Ali Iyad Olwan. Bek-bek sayap Korea Selatan beberapa kali terlihat kewalahan menghalau manuver-manuver Musa dan Olwan. Pertahanan Korea Selatan yang tidak begitu kokoh berpotensi menjadi santapan empuk penyerang-penyerang Jordania. Dari lima laga, Korea Selatan sudah kebobolan delapan gol. Terkait pertahanan rapuh Korea, Klinsmann berjanji akan menyelesaikannya sebelum semifinal nanti.
Ini proses yang mana kami harus berdamai dengannya. Saya selalu percaya ketika satu atau dua pertandingan awal tidak berjalan sesuai sebagaimana yang diharapkan tetapi bisa dilewati, maka Anda akan semakin percaya diri.
”Saya tidak ingin membiarkannya (masalah pertahanan) berlarut-larut. Menyenangkan andai kata bisa menyelesaikannya lebih cepat. Tetapi, mungkin sudah harus jadi kisah kami di turnamen ini untuk berlarut dengan masalah pertahanan,” kata Klinsmann.
Kekuatan lini pertahanan Korea Selatan berpotensi semakin melemah dengan tidak adanya bek tengah tangguh Kim Min-jae yang harus menjalani hukuman akumulasi kartu kuning saat melawan Australia di perempat final. Situasi serupa juga dialami Jordania yang kehilangan bek Salem al-Ajain dan penyerang Ali Olwan.
Drama bukan hanya menjadi milik Korea Selatan. Jordania pun layak disematkan sebagai pencipta drama dengan pencapaian mereka yang sukses menuliskan sejarah baru menembus semifinal untuk pertama kalinya. Jordania menciptakan dramanya sendiri dengan cara pencapaian yang luar biasa, berbeda dengan Korea Selatan yang memperlihatkan drama dari laga ke laga.
Gelandang Jordania, Ibrahim Saadeh, menyampaikan, para pemain Jordania merasakan kegembiraan sekaligus tekanan hebat dengan pencapaian bersejarah menembus semifinal. Apalagi Korea Selatan sempat menyulitkan Jordania di fase grup.
”Mungkin banyak yang tidak menyangka tim kami bisa sampai sejauh ini, tetapi kami yakin bisa melangkah jauh di kompetisi ini. Tentu saja hal ini memberi tekanan pada kami, tetapi kami siap untuk menulis ulang sejarah,” katanya.