Dilema Arteta dan Klopp dalam Trilogi
Detail kecil akan menentukan hasil trilogi laga Arsenal versus Liverpool. Dilema menanti Arteta dan Klopp.
LONDON, SABTU — Pemilihan pemain menjadi dilema tersendiri untuk dua manajer, Mikel Arteta dan Juergen Klopp, jelang pertemuan ketiga Arsenal versus Liverpool. Arteta dihadapkan dengan tiga pilihan di lini tengah, sementara Klopp di sisi sayap. Keputusan kecil itu bisa memengaruhi perburuan juara.
Untuk ketiga kali dalam rentang kurang dari dua bulan, Arsenal akan kembali menghadapi Liverpool di Stadion Emirates, Minggu (4/2/2024) malam WIB. Duel itu akan sangat krusial untuk perebutan gelar. Pemuncak klasemen sementara Liverpool (51 poin) terus dibuntuti oleh Arsenal dan Manchester City (46 poin).
Jika kami menang, selisih itu akan menjadi delapan poin. Jika kami kalah, Arsenal hanya terpaut dua poin dan City akan menang besar. Itu adalah perbicangan di luar. Dari dalam, kami hanya fokus untuk laga sulit nanti. Arsenal akan sangat sulit, tetapi kami sedang dalam momen bagus. Jadi, akan kami coba.
”Jika kami menang, selisih itu akan menjadi delapan poin. Jika kami kalah, Arsenal hanya terpaut dua poin dan City akan menang besar. Itu adalah perbicangan di luar. Dari dalam, kami hanya fokus untuk laga sulit nanti. Arsenal akan sangat sulit, tetapi kami sedang dalam momen bagus. Jadi, akan kami coba,” ujar Klopp.
Baca juga: Bersemi Lagi Kebisingan ”Heavy Metal” Liverpool
Dilema sudah menanti Klopp, khususnya di posisi bek sayap kanan. Pemain andalan mereka, Trent Alexander-Arnold, sudah pulih dari cedera dan bisa tampil sejak menit awal. Namun, pemain muda Conor Bradley (20) sedang menampilkan performa terbaik selama mengisi kekosongan Alexander-Arnold.
Bradley, di laga terakhir, bahkan menginspirasi kemenangan atas Chelsea dengan 1 gol dan 2 asis. Keahliannya menyisir sisi sayap tampak berguna di tengah ketidakhadiran Mohamed Salah. Berbeda dengan Alexander-Arnold yang ditugaskan naik ke posisi gelandang, dalam situasi menyerang, sejak musim lalu.
Meskipun begitu, sulit bagi Klopp untuk meninggalkan Alexander-Arnold di cadangan. Dia merupakan pengatur serangan dan fasilitator utama tim. Apalagi, dalam pertemuan terakhir pada awal Januari, dia tampil solid sebagai kapten dan menyingkirkan Arsenal dengan kemenangan 2-0 di babak keempat Piala FA.
Baca juga: Di Balik Senyap Jendela Transfer Januari
Klopp berkata, pilihan itu adalah dilema yang manis. Dia akan tetap diuntungkan siapa pun yang bermain. ”Itu bukan tantangan. Untuk pertama kali musim ini, kami menghadapi masalah soal kemewahan (pilihan pemain). Kami akhirnya punya banyak pemain di berbagai posisi yang siap tampil sejak awal,” ujarnya.
Di sisi lain, Arteta juga harus membuat keputusan sulit. Dia harus memilih satu dari tiga pemain untuk mendampingi Declan Rice di lini tengah. Mereka adalah Jorginho, Kai Havertz, atau Emile Smith Rowe. Pilihan tersebut akan turut menentukan pendekatan yang akan digunakan ”Si Meriam”.
Arsenal, saat memasang Jorginho-Rice di Piala FA, mampu mengatasi gegenpressing ala Klopp. Jorginho yang bertugas mengatur tempo, membuat pergerakan Rice lebih leluasa. Minusnya, walaupun mendominasi laga, mereka kekurangan sosok yang bisa membantu di kotak penalti. Hasilnya antiklimaks.
Dalam pertemuan pertama yang berakhir 1-1 di Stadion Anfield, Arteta memasang Havertz yang bertipe lebih ofensif dan sering masuk kotak penalti. Mereka lebih berbahaya dengan transisi umpan-umpan jauh, tetapi Rice sering kerepotan saat menghadapi tekanan lawan karena ditinggal Havertz yang turut maju.
Baca juga: Dua Suntikan Moral Arsenal
Opsi ketiga, memainkan Smith Rowe, baru saja digunakan Arteta saat menang di laga terakhir versus Nottingham Forest. Dia yang berposisi asli sebagai penyerang sayap membuat permainan sisi kiri ”Si Meriam” lebih hidup. Itu bisa menjadi pilihan jika sang manajer berniat untuk tampil ofensif sejak awal.
Menurut Arteta, penentuan pemain atau formasi akan fleksibel menyesuaikan potensi tim lawan. ”Yang kami butuhkan adalah bermain seperti dua pertemuan sebelumnya, tetapi kami harus lebih efisien di area (kotak penalti) yang akan menentukan hasil. Selalu menarik untuk bersiap lawan Liverpool,” ucapnya.
Arteta kurang puas dengan penyelesaian akhir dalam dua pertemuan sebelumnya. Adapun Arsenal mencatatkan total 33 percobaan tembakan, tetapi hanya berbuah satu gol. Itu pun berasal dari bola mati. Hal tersebut yang diperbaiki Arsenal saat jeda musim dingin di kamp Dubai. Hasilnya mulai terlihat di dua laga terakhir.
Baca juga: Perangai Kejam Arsenal Seusai Kamp Dubai
Adapun pertemuan Arsenal dan Liverpool selalu berjalan sengit dan seimbang musim ini. Di laga terakhir, Liverpool bisa menang berkat gol bunuh diri bek Jakub Kiwior yang mengubah laga pada menit ke-80. Karena itu pula, detail kecil, termasuk pemilihan pemain, akan sangat berpengaruh dalam laga nanti.
Arteta enggan berspekulasi kehilangan kesempatan juara jika kalah. ”Pola pikir saya hanya untuk memenangi laga tersebut. Kami mesti menang dan harus mendapatkan cara untuk meraih itu. Kami akan menjadikan kemenangan itu sebagai momentum, seperti yang sudah terjadi sebelumnya,” katanya. (AP/REUTERS)