Evaluasi Pembinaan Sepak Bola Indonesia, atau Stagnan
Piala Asia 2023 membuka mata tentang kualitas Indonesia sesungguhnya. Banyak pekerjaan rumah harus dibenahi.
DOHA, KOMPAS — Penampilan Indonesia di Piala Asia 2023 menjadi pelajaran penting untuk melakukan evaluasi pembinaan sepak bola, terutama pembentukan tim nasional. Cara instan melalui naturalisasi ternyata tidak bisa menjadi jalan singkat untuk membawa ”Garuda” mampu bersaing di level kontinental.
Dari tiga duel Grup D Piala Asia 2023, Indonesia sejatinya menunjukkan peningkatan performa selama empat tahun diasuh Pelatih Shin Tae-yong. Indonesia terlihat memiliki rencana permainan yang terarah dan pemain tampil dengan pemahaman taktikal yang baik.
Performa itu berbuah koleksi tiga poin dari kemenangan atas rival Asia Tenggara, Vietnam. Hasil itu mempertahankan tradisi Garuda untuk selalu mengemas kemenangan pada tiga partisipasi beruntun di Piala Asia. Capaian itu serupa pada edisi 2004 dan 2007.
Baca juga: Indonesia Mendambakan Keajaiban di Qatar
Selain itu, untuk pertama kali, Indonesia bisa mencetak gol di tiga laga penyisihan beruntun. Indonesia masing-masing mencetak sebuah gol ke gawang Irak, Vietnam, dan Jepang.
Meski begitu, Shin mengakui banyak hal perlu dibenahi oleh skuadnya untuk bisa berkembang di masa mendatang. Menurut dia, partisipasi di Qatar 2023 adalah cara untuk menunjukkan level Indonesia yang sebenarnya di percaturan sepak bola Asia.
”Kami menunjukkan performa yang lebih baik dari peringkat FIFA di posisi ke-146. Kami memiliki bekal penting untuk terus berkembang, terutama dengan pemain-pemain muda yang saya miliki di skuad ini,” tutur Shin, Kamis (25/1/2024).
Hal serupa juga disampaikan bek sayap kanan Indonesia, Sandy Walsh. Ia menilai semua pemain Indonesia telah berjuang tampil sungguh-sungguh untuk mengimbangi lawan kuat, seperti Irak dan Jepang.
Baca juga: Kans ”Garuda” Mengukir Tinta Emas
”Kami berusaha untuk bekerja keras dan memberikan kebanggaan bagi pendukung. Kami juga membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang,” kata Sandy yang mencetak gol perdananya untuk Garuda ke gawang Jepang.
Dalam sesi mixed zone sesudah laga melawan Indonesia di Stadion Al Thumama, Rabu (24/1/2024), penyerang Jepang, Ayase Ueda, menyebut Indonesia berada di jalan yang benar untuk berkembang. ”Dengan perkembangan tim yang konsisten, Indonesia bisa semakin membaik dua atau tiga tahun mendatang,” kata Ueda yang dua kali menjebol gawang Indonesia.
Evaluasi
Lebih lanjut, Shin mengakui skuad Garuda masih memiliki banyak hal yang perlu ditingkatkan agar bisa bersaing di Asia. Indonesia memang telah berani bermain umpan-umpan pendek dan berduel di lini tengah, tetapi hal itu masih kurang ditopang kualitas operan yang baik.
Setelah menjalani tiga pertandingan Grup D Piala Asia 2023, Indonesia masih membutuhkan banyak pembenahan, terutama dalam proses akurasi operan. Skuad Garuda hanya mengoleksi rerata 69 persen operan akurat per pertandingan.
Baca juga: Demi Petik Poin, Indonesia Wajib Waspada di Masa-masa Krusial
Semakin tinggi level lawan, akurasi permainan operan Indonesia akan semakin menurun. Pada laga Irak dan Jepang, Ivar Jenner dan kawan-kawan masing-masing hanya mencatatkan 70 persen dan 63 persen akurasi operan. Performa akurasi umpan Indonesia paling baik ketika jumpa Vietnam dengan 75 persen tingkat keberhasilan.
Buruknya akurasi operan itu tidak lepas pula dari kegagalan Indonesia menjalankan taktik operan-operan pendek dalam proses membangun serangan. Pressing ketat yang dilakukan Irak dan Jepang memaksa Indonesia memainkan umpan jauh. Namun, pendekatan permainan itu sulit untuk mengkreasikan peluang.
Pada duel kontra Jepang, sebanyak 22 persen operan Indonesia adalah umpan lambung jauh yang mengarah dari kiper atau bek tengah kepada pemain depan. Jumlah itu amat tinggi dibandingkan dengan enam persen umpan jauh yang diciptakan Jepang.
Pelatih Indonesia Shin Tae-yong menuturkan, taktik pressing Jepang menyebabkan rencana permainan Indonesia untuk membangun serangan dari lini belakang tidak berjalan. Meski begitu, Shin mengatakan, pengalaman tampil di Piala Asia 2023 menjadi bekal penting bagi Indonesia untuk memahami kelemahan guna meningkatkan diri di masa mendatang.
Baca juga: Tekad Indonesia Kejutkan ”Samurai Biru”
Kami adalah tim terlemah dan termuda dengan minim pengalaman. Jadi, penampilan di Piala Asia ini adalah pelajaran penting bagi kami untuk berkembang. Pengalaman menghadapi tim-tim terbaik di Asia akan menolong kami demi meningkatkan kemampuan tim.
”Kami adalah tim terlemah dan termuda dengan minim pengalaman. Jadi, penampilan di Piala Asia ini adalah pelajaran penting bagi kami untuk berkembang. Pengalaman menghadapi tim-tim terbaik di Asia akan menolong kami demi meningkatkan kemampuan tim,” tutur Shin.
Akurasi operan tim Indonesia jauh menurun ketika telah memasuki sepertiga akhir pertahanan lawan. Garuda hanya mengoleksi rerata 30 persen penguasaan bola ketika memasuki zona berbahaya di daerah lawan. Pada laga kontra Jepang, misalnya, akurasi operan Indonesia di sepertiga zona akhir Jepang hanya 28 persen. Pemain Indonesia hanya bisa mencatatkan 16 operan sukses di dekat atau kawasan kotak penalti ”Samurai Biru”.
Kegagalan Indonesia menghasilkan operan baik di zona pertahanan Jepang berbanding lurus dengan minimnya peluang. Hanya dua tembakan tidak tepat sasaran yang dihasilkan Indonesia di pertahanan Jepang. Satu gol Indonesia hadir melalui lemparan jarak jauh. Meski mencetak sebuah gol, Indonesia hanya menghasilkan 0,3 expected goals (xG).
Angka itu amat timpang dibandingkan 70 persen operan sukses yang diciptakan Jepang di zona pertahanan akhir Indonesia. Adapun Jepang mampu menghadirkan 125 operan sukses di sepertiga final pertahanan Garuda. Sementara itu, Jepang menghasilkan 14 tembakan dengan 2,8 xG.
Baca juga: Jika Lolos, Indonesia Telah Ditunggu Australia
Pelatih Jepang Hajime Moriyasu mengungkapkan, pressing ketat yang diterapkan timnya adalah upaya untuk meredam permainan Indonesia. ”Mereka (Indonesia) adalah tim yang memiliki teknik bagus. Indonesia juga memiliki manajer yang sangat bagus sehingga bisa menyiapkan strategi dengan baik,” kata Moriyasu.
Pada laga pamungkas Grup D, Kamis (25/1/2024), Bahrain memastikan diri sebagai pemuncak Grup E seusai menumbangkan Jordania, 1-0, di Stadion Jassim bin Hamad, Doha. Gol tunggal eks penyerang Persija Jakarta, Abdullah Yusuf, mengunci kemenangan Bahrain sekaligus posisi pertama. Bahrain akan jumpa Jepang di perdelapan final.
Sementara itu, Jordania lolos ke babak gugur sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik. Malaysia pun memastikan pulang dari Qatar dengan raihan satu poin berkat menahan Korea Selatan, 3-3, di Stadion Al Janoub, kota Al Wakra.
Meski gagal mengalahkan Malaysia, Korsel memastikan lolos ke fase gugur sebagai peringkat kedua Grup E. Mereka berpeluang jumpa Arab Saudi sebagai juara Grup F.
Adapun nasib Indonesia masih ditentukan oleh duel pamungkas Grup F antara Oman dan Kirgizstan di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Kamis malam.