Pelajaran Berharga Putri KW dari Istora Gelora Bung Karno
Pelajaran di Indonesia Masters 2024 jadi bekal Putri Kusuma Wardani bersaing di turnamen berlevel Super 500 lainnya.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, memiliki kesempatan untuk menorehkan catatan ”serba-pertama” di Indonesia Masters 2024. Peluang terbuang, tetapi Putri KW akhirnya memetik pelajaran berharga dari Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Putri KW gagal melangkah ke perempat final setelah takluk dari wakil Jepang, Natsuki Nidaira, di Istora Gelora Bung Karno, Kamis (25/1/2024). Putri KW kalah dengan skor 20-22, 16-21.
Padahal, Indonesia Masters sebenarnya merupakan kesempatan Putri melewati babak kedua turnamen BWF World Tour berlevel Super 500 untuk pertama kalinya. Langkah juara Orleans Masters 2022 ini selalu terhenti pada babak awal. Di Indonesia Masters 2023, misalnya, dia tersingkir pada babak kedua.
Tidak seperti dua Indonesia Masters terdahulu yang diikuti Putri, tidak banyak pemain unggulan yang ikut serta dalam turnamen tahun ini. Pada nomor tunggal putri, seperti tiga nomor lainnya, An Se-young yang merupakan pemain nomor satu dunia tidak ikut bersaing. Adapun dua unggulan teratas batal ikut serta, yakni Chen Yu Fei (peringkat kedua dunia) dan Akane Yamaguchi (peringkat keempat).
An Se-young mengalahkan Putri pada babak kedua Indonesia Masters 2023. Kini, dengan absennya An Se-young dan pemain unggulan lainnya, Putri dapat memanfaatkannya untuk bisa melangkah lebih jauh di turnamen level Super 500.
Putri sebenarnya merasa sudah bermain lebih nyaman pada edisi kali ini daripada dua edisi sebelumnya. Namun, bermain di turnamen dengan level lebih tinggi menuntut fokus yang juga lebih tajam dan antisipasi yang juga lebih matang. Hal ini menjadi pelajaran yang dipetik Putri dari pertandingan tersebut untuk menatap turnamen berlevel sama selanjutnya.
”Saya juga harusnya bermain lebih aman lagi, apalagi kalau bertemu lawan kayak pemain Jepang yang tipenya ulet. Harus juga bisa mengatur ritme permainan,” ujar Putri.
Dengan hasil di Indonesia Masters 2024, Putri gagal meneruskan tren selangkah lebih maju dari edisi sebelumnya. Pada edisi 2023, pebulu tangkis peringkat ke-32 dunia ini menembus babak kedua, lebih baik dari debutnya ketika memulai turnamen dari babak kualifikasi, lalu terhenti pada babak pertama.
Selain fokus, ternyata bermain di level Super 500 ke atas harus lebih tenang juga. Lengah sedikit, lawan akan langsung memanfaatkan dan kami bisa tertinggal jauh.
Di Indonesia Masters 2024, Putri sebenarnya membuka asa untuk meraih kemenangan dalam pertemuan perdananya dengan Nidaira. Pada gim pertama, permainan berlangsung ketat dengan terjadi empat kali pergantian keunggulan. Nidaira meraih match poin pada kedudukan 20-19.
Dalam situasi kritis, Putri berhasil merespons dengan baik dan memaksakan terjadinya deuce. Namun, peluang untuk menyegel gim pertama terbuang setelah atlet berusia 21 tahun ini gagal mencetak poin lagi.
Kans untuk memaksakan rubber game juga hilang setelah pada gim kedua Putri kesulitan mengatasi ketertinggalan dari Nidaira setelah menipiskan jarak pada kedudukan 15-16. Akhirnya, peluang untuk menorehkan catatan apik pun terbuang.
Pelajaran berharga juga dipetik ganda putri Indonesia, Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum. Laga ini menjadi momen pertama Jesita/Febi tampil di Indonesia Masters. Ini juga pertama kalinya Jesita/Febi tampil di level Super 500 sebagai pasangan.
Jesita/Febi berhasil melaju ke babak kedua setelah mengalahkan rekan satu negara sekaligus seniornya, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, pada laga awal. Namun, langkah pasangan yang baru dibentuk 2022 ini dihentikan wakil Denmark, Maiken Fruergaard/Sara Thygesen. Mereka kalah 12-21, 15-21 pada babak 16 besar.
”Selain fokus, ternyata bermain di level Super 500 ke atas harus lebih tenang juga. Lengah sedikit, lawan akan langsung memanfaatkan dan kami bisa tertinggal jauh. Ini pengalaman bagus buat kami bersaing di level ini,” tutur Jesita.